(2)

2.9K 420 92
                                    

Yangyang dan renjun adalah saudara tiri. Ayah renjun yang merupakan seorang duda, menikah lagi dengan ibu yangyang yang berstatus masih janda.

Bertemu di toko kue untuk membelikan renjun kue yang ulang tahun dan mereka semakin dekat. Ibu yangyang membuka usaha toko kue sedangkan ayah renjun seorang pengusaha. Karena mereka sama - sama berstatus singel parent, mereka memutuskan menjalin hubungan dan menikah.

Renjun dengan yangyang sendiri  sudah saling mengenal waktu smp dan mereka adalah rival saat itu, bagaikan kucing dan anjing mereka tidak pernah akur. Tapi yangyang harus pindah dan meninggalkan renjun.

Setelah memasuki tahun kedua di SMA renjun kembali bertemu dengan yangyang sebagai saudara tirinya. Awalnya renjun menolak tapi setelah ayahnya memohon akhirnya renjun luluh dan membiarkan ayahnya menikah lagi.

Renjun bertemu yangyang sebagai kakak kelasnya. Awalnya mereka tidak terlihat dekat, renjun yang anak berandalan dan yanyang anak sopan tapi mereka berdua tidak peduli satu sama lain. Karena suatu peristiwa mereka berdua semakin dekat dan mencoba untuk saling mengerti walaupun kadang bertengkar layaknya saudara, dan dari situ pandangan yangyang berubah terhadap renjun.








Hari ini renjun misuh - misuh karena melihat kamar saudara tirinya itu terlihat seperti tempat sampah, sangat berantakan dan kertas - kertas bahkan bungkus makanan ringan tergeletak begitu saja di lantai. Renjun sangat tidak menyukai tempat yang berantakan bahkan kotor, walaupun dia seorang berandalan tapi dia pencinta kebersihan.

Renjun menahan amarahnya dan mengehembuskan nafasnya lelah. Melihat kamar yangyang seperti ini membuat dia merasa kesal. Renjun memijit pangkal hidungnya dan menatap seseorang yang kini tersenyum mengejek ke arah renjun.

"Kenapa dengan tatapan lo itu? Bersihin cepet?!"







SABAR! SABAR!! TAHAN!! TAHAN!!!! JANGAN SAMPAI DIA MENONJOK WAJAH TENGIL YANGYANG!!!

"Ini mau gue bersihin"

Renjun mengambil kantong plastik sampah dan memunguti beberapa kertas - kertas. Dia tidak peduli kertas-kertas itu penting atau tidak, yang terpenting dia harus cepat membersihkan kamar ini.

"Yang bersih ye! Tuh tuh sampah di bawah kolong meja!" ucap yangyang yang sedang memakan keripik di atas kasurnya.

Tahan! Tahan! Renjun harus tahan. Mengehembuskan nafasnya kesal, renjun menatap yangyang dan memberikan senyum terpaksa. Seketika mengubah ekspresi nya menjadi datar dan memunguti sampah yang ada di bawah meja.

Renjun melakukan tugasnya dengan baik, sehabis membersihkan sampah dia menyapu dan merapikan kamar yangyang. Sekarang kamar itu terlihat layak di huni daripada sebelumnya yang seperti tempat pembuangan sampah.




Tuk!






KURANG AJAR NIH ORANG!


Bungkusan keripik itu terlempar tepat di samping renjun dan pelakunya tidak lain dan tidak bukan adalah Yangyang.

"Tuh lagi sampah! Kalau mau bersihin tuh jangan stengah-stengah. Harus bersih dong!!"

"Ini tuh tadi udah bersih ya!! Lo nya aja yang ngotorin! Lo manusia atau babi?! Punya kamar kok kotor amat kayak kandang!" sarkas renjun sambil mengambil bungkusan keripik itu dan membuangnya.

"Ya manusia lah, kalau gue babi gak mungkin kan ada babi seganteng gue" ucap yangyang sambil menaik turunkan yang malah terlihat menyebalkan bagi renjun.

"Minggir! Minggir lo! Gue mau rapiin nih kasur!"

Renjun mendorong - dorong tubuh yangyang agar turun dari kasur tapi yang namanya yangyang tidak akan membiarkan saudaranya ini tenang. Dengan sengaja yangyang menarik lengan renjun hingga terjatuh di samping nya.

"Ih apaan sih peluk-peluk! Minggir! Minggir! " renjun berusaha mengingkirkan tangan yangyang yang sedang memeluknya.

"Gak mau!" yangyang pura-pura menutup matanya seakan dia tertidur.

"Anjing! Lepasin gak!" renjun tetap berusaha tapi hasilnya nihil karena tenaganya kalah besar dari yangyang.

"Lo ngomong kasar lagi! Gue laporin bunda" ancam yangyang

"Dih ngadu aja terus! Pake segala ngancam lagi! "

"Terserah gue dong" yangyang makin memperkuat pelukannya.

"Lepasin!! Bundaaa!! Tolongin renjuunn-hmmmpp"

Yangyang langsung membekap mulut renjun dengan tangannya. Dia heran, apakaha renjun punya kepribadian ganda, karena sifatnya di sekolah berbeda dengan dirumah.

"Shuut diem! Dasar tukang ngadu! " tolong berkaca ya bapak yangyang.

Renjun langsung melepaskan bekapan tangan yangyang "Dasar gak sadar diri"

"Udah diem gue mau tidur"

"Lepasin dulu napa"

"Gak mau! Lebih baik lo diem atau kejadian tadi gue laporin ke ayah"

Renjun langsung bungkam dan menghebuskan nafasnya kesal. Lama kelamaan dia merasa mengantuk dan tertidur dalam pelukan yangyang.





++++++





"Yangie! Injunie! Makan dulu sa–..." ucapan bunda terhenti saat melihat yangyang dan renjun sedang tertidur sambil berpelukan. Sangat menggemaskan. Bunda tersenyum dan diam diam memotret kedua anaknya tersebut.

"Bun! Anak - anak mana?" tanya ayah yang berjalan menuju bunda.

"Shuut!! Diam, liat tuh!"

Ayah melihat apa yang ditunjuk bunda dan tersenyum setelahnya.

"Mereka menggemaskan sekali!" ucap bunda.

"Udah gak usah diganggu, ayo pergi" ajak ayah dan di setujui oleh bunda.

Bunda menutup pintu secara perlahan dan pergi dari sana.





























Tbc...

Asekk up yuhuuu....



See ya..

For You Brother [Yangyang X Renjun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang