Saat ini Lisa tengah berada di dapur, berkutat dengan peralatan dan bumbu masak untuk sarapan. Mengerjakannya sendiri tanpa bantuan asisten.
Dan jika ditanya mengapa ia lebih memilih melakukannya sendiri walau disana ada lebih dari tiga asisten rumah tangga, maka Lisa akan menjawab, "Aku lebih dari mampu untuk menyiapkan kebutuhan mereka. Dan saat mereka dengan lahap memakan masakanku, disitulah letak kebahagiaanku" sederhana bukan?
Ya, sesederhana itu membuat wanita pemilik gummy smile itu bahagia.
Saat tengah asyik memasak, Lisa dikagetkan dengan sepasang lengan yang melingkari perutnya dengan dagu yang bertumpu pada bahu mungilnya. Tanpa menoleh dan bertanya, Lisa tahu siapa pelakunya.
"Kau mengagetkanku, Tae"
"Aku tidak. Sayangku saja yang terlalu fokus memasak"
"Baiklah, Tuan Kim. Kau menang. And now, bisakah anda melepaskanku sebentar?"
"Kenapa? Apa sayangku tak suka kupeluk?"
"Kim, jangan memulai" ujar Lisa seraya merotasikan bola matanya saat dirasa pelukan pria Kim tersebut semakin mengerat.
Sejujurnya, Lisa masih tak habis pikir dengan tingkah Taehyung. Di umurnya yang matang ini, bukannya terlihat lebih berwibawa melainkan tingkah Taehyung sangat kekanakan.
"Tae, jika kau menggangguku lalu mau sampai kapan kita semua akan sarapan?"
"Apa kau tak kasihan dengan seseorang disampingku?" imbuh Lisa
Dengan dahi mengernyit Taehyung pun menengok ke samping tubuh Lisa. Pasalnya daritadi dia tak merasakan kehadiran siapa pun di dapur kecuali mereka berdua.
Hingga maniknya bertatapan langsung dengan manik rusa milik si kecil Ryuga.
"Astaga! Kau menggagetkan daddy, Ryu."
Taehyung yang terkejut dengan kehadiran sang putra tanpa sadar melepas pelukannya pada Lisa dan mengelus dadanya pelan.
"Mengagetkan daddy? Aku?" tanya Ryuga seraya menunjuk dirinya sendiri
"Tidak. Aku tidak mengejutkan daddy. Dari tadi aku hanya berdiri di sini dan tak berniat mengejutkan siapa pun" bantah Ryuga atas tuduhan Taehyung tersebut
Ucapan polos putranya membuat Lisa menahan tawa dan Taehyung yang merotasikan bola matanya.
"Enough, boy. Sekarang kau pergilah ke meja makan, sebentar lagi mommy selesai. Dan kau Kim, sebaiknya juga segera pergi"
"Tapi sayang–"
"Now, Kim"
"Huftt, tak asyik"
¤¤¤
Pagi tadi Taehyung mendapat kabar dari Jimin mengenai rapat dengan clien dari Paris yang kebetulan merupakan teman masa kecilnya.
"Jim, kapan aku akan menemui Seo Young?"
"Pertemuan dengan Nona Seo Young akan dilakukan setelah makan siang Tuan"
"Baiklah, setelah ini kau ikut aku makan siang di rumah. Lisa sudah memasak banyak katanya"
Setelah selesai membaca dan menanda-tangani berkas-berkas yang dibawakan oleh Jimin tadi, Taehyung dan Jimin pun keluar untuk makan siang.
"Oh ya, Tae. Apa bibi masih belum menerima Lisa dan Ryuga sebagai bagian keluarga Kim?"
"Entahlah, Jim. Aku masih belum mencobanya lagi. Melihat eomma yang sangat membenci Lisa dan tidak mengakui Ryuga sebagai cucunya."
"Bukankah lebih baik kalau kau mempertemukan kembali Lisa dan Ryuga dengan bibi?"
"Dan apa kau lupa saat Lisa kupertemukan dengan ibuku? Dia dipermalukan Jim. Lisa dihina di depan mataku. Di depan seluruh anggota keluargaku saat itu." ujar Taehyung mengeram marah saat ia mengingat pertemuan sang isrri dengan keluarganya.
"Tapi kali ini kau belum mencobanya, Tae. Coba kau bawa Ryuga bersama kalian, mungkin bibi akan luluh kali ini"
Tak hentinya Jimin memberi saran kepada sahabatmya itu. Bukannya tak kasihan dengan Lisa, tetapi jika begini terus-menerus bukankah Lisa akan semakin tersakiti?. Dan jangan lupakan juga tentang Ryuga, anak sekecil itu masih belum tahu masalah kedua orang tuanya dan apakah ia juga harus menanggung akibatnya?.
"Akan aku usahakan"
Mood Taehyung sudah anjlok saat pembahasan itu terjadi. Jadi dengan wajah kusut ia melangkah mendekati sang istri yang sedang berkutat di dapur.
"Sayangku sedang apa?"
Suara husky dan aroma musk dari arah belakangnya membuat Lisa tersenyum saat mengetahui jika sang suami telah pulang. Memutar badan, Lisa menatap emerald cantik pria Kim itu.
"What happened to my bear, hm?
"Nothing honey"
Melihat wajah kusut suaminya, Lisa pun merengkuh tubuh kekar itu dalam dekapannya. Menepuk pelan seraya menyisir surai hitamnya lembut.
"Kau tahu kan, jika aku tak suka kalau kau memendam masalahmu sendiri? Karena ini. Karena aku tak suka melihat manik tanpa binar di mata favoriteku itu. Aku tak ingin melihat raut wajah kusut ini. Taehyung-ku bukan orang yang jelek"
Omelan dan ejekan Lisa membuat Taehyung tersenyum kecil dibalik tubuh mungil itu. Dengan perlahan ia membalas dekapan Lisa lebih erat. Ia ingin selalu mengenang moment manis bersama istrinya ini.
"Ekhem, apa aku mengganggu?"
Suara Jimin dari arah masuk dapur membuat Lisa tersentak kaget seraya berusaha melepaskan pelukan Taehyung pada tubuhnya.
Lisa tak tahu jika suaminya membawa serta sahabat yang merangkap sebagai sekretarisnya itu.
"Tae, lepaskan. Apa kau tak malu? Ada Jimin oppa disini" bisik Lisa yang masih berusaha melepas pelukan Taehyung yang kian mengerat.
"Malu? Kenapa aku harus malu? Biarkan saja"
Lisa dan Jimin yang mendengar jawaban keras Taehyung hanya bisa merotasikan bola mata melihat tingkah menggelikan pria Kim itu.
Dia bahkan terlihat menggelikan melebihi tingkah manja Ryuga, pikir Lisa
¤¤¤¤¤
Only You
Alee, 22.14
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You [On Hold]
FanfictionPerjuangan, pengorbanan, cinta dan kesetiaan. Empat hal yang mendasari kisah mereka . . . -Regards, Alee with love❤