Pagi ini rumah minimalis Kim Taehyung sudah tercemari polusi suara yang muncul akibat perdebatan dua laki-laki beda generasi yang tengah duduk di sofa depan televisi.
"Dad, apa yang daddy lakukan itu salah. Caranya tidak seperti itu."
"Son, apa yang daddy lakukan tadi sudah benar. Itu kembali salah saat kau merubahnya."
"Tidak. Aku hanya membenarkan letaknya."
"Membenarkan bagaimana? Jelas-jelas kau merubah bentuknya."
Perdebatan kecil itu terus berlanjut hingga Lisa datang bersama dua piring pancake di kedua tangannya.
"Hai! Sepertinya seru sekali?", tanya Lisa ceria setelah dirinya mendudukan diri disamping sang suami.
Merasa terpanggil, kedua laki-laki disana menoleh menatap Lisa. Lisa yang sedari tadi memperhatikan keduanya dibuat gugup oleh tatapan tajam keduanya yang sedang menatapnya dan Lisa merasa yakin bahwa setelah ini paginya tak akan berjalan tenang.
Sial! Siaga satu!
Dan benar saja setelah menatap Lisa seperti predator, kedua laki-laki tersayangnya sedang memperebutkan Lisa untuk berada di pihak salah satu dari mereka.
"Dad, jangan tarik mommy! Kasihan mommy, kepalanya akan pusing."
"Tidak. Seharusnya kau son yang melepaskan mommy."
"Tidak akan! Mom akan bersamaku. Harusnya daddy yang lepaskan mommy.", ujar Ryuga tak terima.
Mereka berdua masih saja keras kepala. Menarik kedua tangan Lisa berlawanan hanya untuk berdiri di pihak salah satu dari mereka agar menang dalam perdebatan mengenai posisi salah satu Lego di miniatur mereka.
Astaga! Apa-apaan ini?!
Sedangkan Lisa yang menjadi ajang perebutan kedua laki-laki beda generasi itu yang sayangnya sangat tampan hanya bisa berdoa agar semuanya cepat selesai.
Ternyata butuh waktu hampir setengah jam untuk melerai keduanya. Kedua laki-laki itu memang keras kepala. Tak ada salah satu dari mereka yang akan mengalah jika sudah seperti ini.
Hingga akhirnya Lisa pun terpaksa turun tangan.
Jika Taehyung dan Ryuga adalah orang yang keras kepala, maka Lisa adalah orang yang sangat menakutkan jika sedang marah.
Saat ini Taehyung dan Ryuga tengah duduk dengan tenang di sofa yang mereka tempati tadi. Sedangkan Lisa, wanita cantik itu berdiri didepan keduanya dengan tangan terlipat di depan dada. Menatap tajam kedua laki-laki yang tertunduk itu.
"Huh!"
Helaan napas kasar Lisa akhirnya memutus suasana mengerikan itu. Bagi Taehyung dan Ryuga, itu sudah seperti oase di gurun bertandus. Mereka dapat bernapas sejenak sebelum petuah Lisa keluar dari mulut manisnya.
"Kalian! Apa kalian tidak malu bertengkar seperti ini?–"
"Bukan bertengkar sayang-ku, kami hanya melakukan tes kecil untuk pria agar dapat berpegang teguh pada pendiriannya.", jawab Taehyung asal yang disusul oleh anggukan kecil dari Ryuga seolah menyetujui alasan yang baru saja Taehyung ucapkan.
Taehyung yang melihat anggukan Ryuga merasa senang jika sang anak mengerti maksud tersembunyi dari perkataannya barusan.
Huh! Masih baik Ryuga mengerti maksudku. Jika tidak entah alasan apalagi yang akan aku katakan pada Lisa nantinya, pikir Taehyung
Melihat kekompakkan ayah dan anak itu dalam hal mencari alasan membuat Lisa hanya dapat menghela napas. Mencoba untuk lebih bersabar menghadapi keduanya.
Lebih tepatnya menghadapi alasan-alasan konyol yang akan keduanya lontarkan saat Lisa sedang marah kepada mereka.
Tak ingin membuatnya terkena darah tinggi, Lisa pun pergi ke dapur meninggalkan dua orang laki-laki tersayangnya yang sedang bersorak heboh karena berhasil membungkam petuah Lisa yang hampir keluar.
Asal kalian tahu selain sama-sama keras kepala, mereka berdua juga sama-sama kompak dalam hal mengerjai Lisa dengan alasan konyol mereka.
¤¤¤
Karena hari ini weekend, Taehyung berencana mengajak istri dan anaknya untuk keluar berjalan-jalan.
"Sayang-ku, apa kau melihat kunci mobilku? Tadi kucari tidak ada.", teriak Taehyung dari arah kamar mereka.
"Coba kau cari disekitar ruang tamu."
Mendengar sahutan Lisa, Taehyung pun berjalan kearah ruang tamu untuk memulai kembali pencarian kunci mobilnya.
"Mommy tolong sisirkan rambutku."
Lisa yang sedang menata bekal mereka dimeja makan menoleh pada sang anak yang sedang berjalan kearahnya dengan kedua tangan yang membawa sisir dan rubik.
Tunggu?! Rubik?
"Ryuga, kau bisa menaruh terlebih dahulu rubikmu untuk menyisir rambutmu.", ucap Lisa seraya menatap manik bulat Ryuga yang juga sedang menatapnya. Mencoba memberi penjelasan kepada putra tunggalnya.
"Tidak bisa, mom. Daddy menyuruhku untuk segera menyelesaikannya sebelum kita berangkat. Karena jika tidak aku tidak akan mendapatkan hadiahku."
Baiklah untuk kali ini Lisa mengalah. Membiarkan sang putra mengutak-atik rubiknya sementara ia menyisir surai berantakan Ryuga.
Setelah dirasa semuanya sudah selesai Taehyung, Lisa dan Ryuga segera pergi berjalan-jalan. Taehyung berencana membawa keluarga kecilnya untuk piknik keluarga di taman.
Diperjalanan celotehan Ryuga yang mendominasi percakapan keluarga kecil itu. Dari kesepakatan antara ia dan sang ayah, berhasilnya ia menyelesaikan tantangan yang diberikan hingga permintaan yang akan ia minta kepada sang ayah sesuai yang telah mereka berdua sepakati.
Lisa yang melihat senyum merekah dibibir kedua laki-laki tersayangnya merasa sangat bersyukur telah diberikan dua orang pangeran dalam kehidupannya.
Entah apa yang akan terjadi jika salah satu dari mereka atau mungkin kedua pergi meninggalkannya.
Cukup! Lisa tak sanggup untuk membayangkannya apalagi untuk sekadar memikirkannya.
Perjalanan yang diisi oleh canda tawa itu tak terasa harus disudahi sejenak karena mobil mereka telah sampai di tempat tujuan.
Area taman yang tidak terlalu ramai dan banyak ditumbuhi tumbuhan hijau yang terawat.
Saat akan melangkah keluar, Taehyung dan Lisa dibuat penasaran oleh sekelompok remaja yang berdiri tak jauh dari posisi mereka.
¤¤¤¤¤
Only You
Alee, 23.54
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You [On Hold]
FanfictionPerjuangan, pengorbanan, cinta dan kesetiaan. Empat hal yang mendasari kisah mereka . . . -Regards, Alee with love❤