Setelah acara makan malam selesai, Lisa membawa Ryuga ke kamarnya untuk ditidurkan. Menceritakan cerita yang senantiasa dapat membuat kantuk sang anak datang lebih awal, hingga tepat pukul sembilan malam ia keluar dari sana.
Berniat untuk mengambil air putih terlebih dahulu di dapur sebelum masuk ke kamar utama. Hingga tak sengaja netranya menangkap siluet sang suami yang tengah duduk di meja makan ditemani cahaya remang.
"Tae, apa yang kau lakukan disini?"
Teguran lembut itu memyadarkan Taehyung dari lamunannya, tanpa perlu menengok ke belakang ia sudah tahu siapa pemilik suara itu. Lisa, istrinya.
"Dan apa yang sayangku lakukan juga disini?"
"Tae, kau tahu aku butuh jawabanmu. Bukan untuk mendapat pertanyaan lain darimu."
Taehyung mendongak, menatap figure sang istri diremangnya cahaya. Tubuh indahnya dibalut piyama berwarna abu, rambut hitam panjangnya diikat asal menyisakan sebagian rambut yang tak terikat itu membingkai wajah mungilnya, bibirnya mengerucut menahan kesal.
"Tidak ada. Aku hanya sedang menunggumu. Sayangku terlalu lama didalam". Dengan sangat perlahan Taehyung menarik pinggang sang istri untuk ia rengkuh, menyandarkan kepalanya didada Lisa sembari memejamkan sejenak kedua matanya.
Melihat tingkah Taehyung yang seperti ini membuat Lisa mengerti. Taehyung butuh dirinya, pikirnya. Maka dengan perlahan Lisa memeluk tubuh sang suami, menghantarkan rasa hangat dan nyaman untuknya. Tangannya dengan lembut membelai surai Taehyung dengan konstan.
"Karena aku sudah disini, mari kita ke kamar. Disini dingin."
"Hm."
¤¤¤
Setelah berada di kamar, Lisa maupun Taehyung tak dapat untuk sekadar memejamkan mata. Hanya diam bersisihan sembari menatap kearah langit-langit kamar.
"Lisa"
"Tae"
Keduanya saling menoleh saat tak sengaja berucap bersamaan.
"Kau duluan"
"Tidak, kau duluan"
"Tak apa, Lisa. Aku bisa bercerita setelah dirimu"
"Tidak, tidak. Menurutku ceritaku tak terlalu penting. Lebih baik kau saja lebih dulu"
Taehyung yang memang mengenal Lisa sudah paham akan sifat keras kepala sang istri. Karena itu, jika ini diteruskan maka mereka tak akan pernah tidur hingga pagi menjelang.
Hembusan napas lelah itu membuat Lisa beranjak duduk bersandar di kepala ranjang. Membawa kepala sang suami untuk tidur dipangkuannya.
"Jika berat untuk bercerita sekarang tak apa, jangan pernah untuk memaksakannya. Aku akan tetap disini kapanpun kau ingin bercerita. Tak perlu terburu-buru, sayang"
Tepukan menenangkan dipunggung dan belaian di surainya, Taehyung dapatkan malam ini. Menenangkan gundah yang sedari tadi ia tahan agar tak membuat semua orang khawatir. Namun ia lupa, jika ia tak akan pernah bisa menyembunyikan sesuatu dari sang istri.
Lisa yang memang dari awal mengamati tingkah Taehyung merasa cukup terganggu. Dari mereka makan hingga pertemuan mereka didapur tadi, membuat Lisa merasa jika suaminya tengah menyembunyikan sesuatu darinya.
Tapi untuk mencari tahu semua itu, Lisa ingin jika Taehyung sendiri yang menghampirinya dan mengatakan padanya mengenai sesuatu yang mengganjal dihatinya. Bukan memaksa Taehyung agar tetap bercerita padanya disaat ia belum siap.
Dentingan jam dan suara hujan diluarlah yang mengisi keheningan sepasang anak adam dan hawa tersebut. Gerakan tangan Lisa masih bekerja konstan membuai Taehyung. Merapat pada kehangatan yang ditawarkan wanitanya.
"Tae, kau sudah tidur?" Suara lembut Lisa membuat sepasang kelopak mata dalam pangkuannya perlahan terbuka. Tangan yang sedari tadi diam pun kini meraih tangan mungil yang berada disurainya. Menggenggannya erat seakan tak ingin melepas.
"Sayangku mengantuk?"
"Ani. Aku hanya bertanya. Diammu tadi membuatku berpikir jika kau sudah tidur"
"Hm. Hanya ingin memejamkan mata sebentar"
"Jika lelah, istirahatlah. Jangan berpikir terlalu keras. Tak baik memeras otakmu diwaktu istirahat."
"Entah kenapa suara lembut sayangku lebih efektif membuat rasa kantukku datang lebih cepat. Apa kau seorang peri, sayang?"
Alih-alih tersipu karena rayuan Taehyung, Lisa hanya terkekeh geli mendengarnya. Wajah lugu sang suami saat mengatakannya dan binar matanya saat mendongak menatapnya membuat Lisa seperti memiliki bayi besar yang sangat menggemaskan.
"Sudahlah, Tae. Ingat umurmu! Sudah bukan era mu lagi untuk merayuku. Apa kau tak ingat sudah memiliki seekor?"
Mendengar balasan tak terduga sang istri membuat Taehyung tertawa. Memperbaiki posisi tidurnya yang berada dipangkuan sang istri ke tempat semula.
"Baiklah. Kemarilah, istriku sudah mengantuk rupanya."
Membawa Lisa dalam dekapan eratnya, mencium pucuk surainya seraya membelainya. Merasakan balasan dari lengan mungil yang menepuk lembut punggung kekarnya.
"Tidurlah, Tae. Everything will be okay. Don't worry husband, I'm here. Never let you alone.", gumam Lisa pelan.
Ucapan Lisa layaknya obat penenang bagi Taehyung. Wanitanya ini sangat mengerti dirinya. "Aku lupa jika kau sangat perasa, Lisa". "Bukan seperti itu, aku hanya sudah sangat mengenal dirimu. Maka sekarang lebih baik kita tidur, aku sudah mengantuk."
Rengekan Lisa membuat Taehyung terkekeh kecil. Melihat betapa jarangnya sang istri merengek padanya. Tapi ia tahu bahwa semuanya Lisa lakukan agar membuatnya nyaman.
Beruntungnya Taehyung memiliki Lisa sebagi istri.
¤¤¤¤¤
Only You
Alee, 06.35
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You [On Hold]
FanfictionPerjuangan, pengorbanan, cinta dan kesetiaan. Empat hal yang mendasari kisah mereka . . . -Regards, Alee with love❤