Keadaan dalam mobil berubah menjadi tegang sejak mereka meninggalkan kediaman keluarga Kim.
Taehyung yang duduk dikursi penumpang samping kemudi tak bersuara sedikit pun. Hanya helaan napasnya saja yang menjadi sumber suara di dalam mobil.
Lisa yang duduk dikursi penumpang belakang juga tak bersuara sedikit pun. Hanya lelehan air mata yang sesekali akan terjatuh menyusuri pipi gembilnya. Tanpa isakan.
Menatap kearah luar jendela mobil dengan pandangan kosong tak membuat Lisa tenang. Malah justru adegan demi adegan di kediaman utamalah yang terputar di otaknya seperti kaset rusak.
Sedangkan Ryuga, anak itu sudah tertidur akibat lelah menangis. Tertidur dipangkuan sang ibu dengan elusan lembut di surai hitamnya.
Dan Jimin, satu-satunya orang yang baru mengerti "kejadian kediaman Kim" itu hanya dapat menghela napas pelan merasa iba dengan keadaan sahabatnya ini.
"Tae, apa tidak mampir terlebih dahulu untuk makan malam? Kurasa Lisa dan Ryuga juga perlu mengisi tenaga mereka."
Taehyung yang terdiam sedari tadi tak bersuara untuk menjawab pertanyaan Jimin. Ia lebih memilih menengok kearah belakang untuk melihat keadaan istri dan juga anaknya.
Lisa yang merasa diperhatikan, menoleh melihat Taehyung yang seperti meminta pendapatnya. Walaupun tak melihat tetapi Lisa juga mendengar apa yang baru saja Jimin katakan.
Dan Lisa hanya menggeleng menanggapi. Bukannya Lisa egois dengan tidak memikirkan kondisi mereka semua. Tetapi Lisa hanya ingin pulang.
Taehyung yang mengerti kondisi sang istri hanya mengangguk kecil dengan tersenyum tipis seolah mngatakan bahwa semua akan baik-baik saja.
"Tidak, Jim. Lebih baik kau antar kami pulang saja hingga kau bisa pulang lebih cepat dan mengistirahatkan diri."
"Baiklah"
¤¤¤
Taehyung, Lisa beserta Ryuga yang masih tertidur dalam gendongan sang ayah melangkah memasuki rumah minimalis mereka.
Setelah mengganti heels-nya dengan sandal rumah, Lisa bergegas menuju dapur untuk memasak makan malam. Sedangkan Taehyung berjalan menuju kamar sang putra untuk menidurkan Ryuga dan bergegas menuju kamarnya sendiri untuk membersihkan diri.
Didapur Lisa yang sedang memasak makan malam dikagetkan dengan sepasang lengan kekar yang memeluknya dari arah belakang.
"Sayang-ku, sedang bersedih. Kejadian hari ini membuat hati sayang-ku terluka.", bisik Taehyung lirih
Lisa yang mendengar bisikan lirih dari sang suami memghentikan aktivitasnya sejenak. Menghela napas, menormalkan suasana hatinya.
Melihat tak ada tanggapan dari Lisa membuat Taehyung semakin mengeratkan pelukannya dan menenggelamkan wajahnya kedalam ceruk leher sang istri.
Taehyung merasa gagal menjaga keluarga kecilnya, terutama Lisa. Wanita dengan hati lembut itu sekarang terluka akibat keteledorannya.
"Mungkin apa yang dikatakan eomma selama ini mungkin benar. Aku tak cocok denganmu Tae. Kau dari kalangan atas, sedangkan aku. Aku hanya anak yatim piatu yang hidup dengan rasa belas kasihan orang. Kita tidak cocok.", ucap Lisa tak kalah lirih dengan pandangan kosong tetapi air mata mengalir deras di pipi gembilnya.
Taehyung merasakan getaran dalam suara lirih Lisa semakin tak kuasa menahan air mata yang sedari tadi ia tahan mati-matian saat di dalam mobil tadi.
"Apa yang sayang-ku katakan?! Tak ada yang lebih baik untuk menjadi pasanganku selain dirimu."
Taehyung yang mendengar isakan Lisa yang semakin keras mencoba memutar tubuh sang istri untuk berhadapan. Mengangkat kecil dagu Lisa agar menatap kearahnya, mempertemukan sepasang manik bambi yang telah basah oleh air mata dengan manik Taehyung yang memerah.
"Lisa dengarkan aku, semua orang bisa berkata apapun mengenai kita tapi kita juga bisa memilih untuk perkataan apa saja yang dapat kita dengar. Tak usah dengarkan perkataan orang jika itu menyakitimu. Kita memiliki kedua tangan yang sehat, meskipun tidak dapat kita gunakan untuk menutup semua mulut yang beresiko menyakiti kita tapi kita dapat menggunakannya untuk menutup kedua telinga kita. Sayang-ku pahamkan apa yang aku maksud?!", jelas Taehyung dengan diakhiri senyum menenangkannya
Lisa yang mendengar penjelasan sang suami seolah disadarkan kembali. Mengingat betapa bodohnya ia jika harus memikirkan semua omong kosong itu hingga memasukkannya ke hati.
Taehyung yang melihat anggukan pelan Lisa tersenyum semakin lebar dan membawa sang istri masuk kedalam rengkuhan hangatnya. Taehyung merasa beruntung memiliki seorang istri seperti Lisa. Wanita tangguh berhati lembut dengan pancaran mata yang penuh akan ketulusan.
Keduanya terlarut dalam hangatnya pelukan. Melupakan sejenak kejadian yang membuat hati keduanya sakit, tak terkecuali si kecil Ryuga. Hingga bau besi terbakar membuat mereka serentak menoleh dan mendapati jika masakan yang sedari tadi Lisa masak berubah menjadi hitam.
Bukannya panik melainkan tawa keduanyalah yang terdengar di seluruh penjuru dapur. Menertawakan kebodohan mereka yang lupa untuk mematikan kompor sebelum terlarut dalam pembicaraan tadi.
"Apa yang daddy dan mommy tertawakan?"
Suara serak khas orang baru bangun tidur itu membuat sepasang suami istri yang masih berusaha meredakan tawa mereka menoleh kearah mini bar.
Si kecil Ryuga muncul dalam keadaan masih mengantuk dengan tangan mungilnya yang menggosok-gosok matanya mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk membuat kedua orang tuanya tersenyum gemas akan tingkah putra semata wayang mereka.
Lisa pun melangkah menghampiri pangeran kecilnya. Menunduk untuk menyamakan tinggi mereka dengan tangan yang mengusap lembut surai sang putra.
Taehyung yang melihat itu hanya dapat berdoa agar semuanya tetap baik-baik saja dan kelurga kecil akan selalu tersenyum seperti ini.
Semoga tidak ada hal lain lagi yang dapat menyakiti keluarga kecilku ini, Tuhan. Amen.
¤¤¤¤¤
Only You
Alee, 20.42
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You [On Hold]
FanfictionPerjuangan, pengorbanan, cinta dan kesetiaan. Empat hal yang mendasari kisah mereka . . . -Regards, Alee with love❤