Lima belas menit sebelum insiden.
Dering ponsel Taehyung mengalihkan fokus ketiganya. Meminta ijin sebentar untuk mengangkat panggilan tersebut.
"Hallo, ada apa Jim?"
"Tae, aku sudah menemukan siapa dalang dibalik berita itu."
"Kau serius?! Katakan padaku siapa orangnya.", ucap Taehyung bersemangat
"Tapi, aku tak yakin kau akan percaya dengan apa yang akan aku katakan nanti dan siapa orang yang berada dibaliknya.", ucap Jimin ragu
"Ck! Ayolah, Jim. Jangan bertele-tele, katakan saja padaku. Urusan aku percaya atau tidak itu menjadi urusanku.", balas Taehyung tak sabaran
"Baiklah. Dalang dibalik beritamu itu adalah Reporter Park. Dan orang yang telah menyuruhnya adalah Nyonya Kim. Ibumu sendiri, Tae."
Mendengar jika sang ibulah dalang dibalik berita ini membuat Taehyung merasa sesak. Ibunya, wanita pertama yang sangat ia sayangi telah tega menggoreskan luka pada sang istri. Menantunya sendiri.
"Hallo, Tae?! Kau masih disana?", tanya Jimin saat tak mendengar suara di seberang sambungan telpon.
"Ah! I-iya. Aku masih disini. Kalau begitu, terima kasih Jim. Kau sangat membantu."
Tut!
Tut!
Tut!
Kembali lagi diruang keluarga. Lisa berdiri dengan tangan yang membekap mulutnya saat melihat nyonya Kim melayangkan tamparan pada sang suami.
"APA KAU SUDAH TAK PUNYA OTAK?! AKU MEMBESARKANMU BUKAN UNTUK MENJADI PEMBANGKANG SEPERTI INI! HANYA KARENA WANITA RENDAHAN SEPERTINYA, KAU TEGA MENUDUH IBUMU SENDIRI?!"
Ryuga yang melihat semuanya mulai nampak ketakutan, apalagi saat suara nyonya Kim yang menggelegar memenuhi ruangan. Beringsut bersembunyi dibalik tubuh sang ibu dengan tangan mungilnya yang mencengkeram ujung gaun yang Lisa pakai.
"Huh, menuduh?! Ibu bilang aku menuduh?!", balas Taehyung dengan senyum mencemooh. "Aku tidak menuduh. Tapi aku bicara fakta. Ibu yang menyuruh reporter Park untuk menulis artikel sialan itu, untuk apa ibu?! UNTUK APA?!"
Nyonya Kim sempat terlonjak kaget saat Taehyung berteriak didepannya. Tak terkecuali, ketiga orang lainnya. Lisa, Ryuga dan Kang Seo Yeong -yang masih setia berdiri dibelakang nyonya Kim-
Tak mendapati jawaban dari sang ibu, Taehyung pun menghela napas kasar kemudian menatap tajam sosok gadis dibelakang tubuh ibunya.
"Aku tak habis pikir denganmu, Kang Seo Yeong. Aku sudah menganggapmu sebagai keluargaku sendiri. Menghabiskan masa kanak-kanak hingga remajaku bersamamu. Menjadikanmu bagian yang berharga bagiku. Sahabat baikku. Dan ini?! Ini balasan yang berikan padaku?!", ujar Taehyung sarat akan rasa kecewanya.
Kang Seo Yeong yang mendengar perkataan yang syarat akan kecewa dari Taehyung tak dapat menbendung air matanya. Menatap manik indah sang laki-laki seraya berujur, "Karena itu, Tae. Karena kau hanya menganggapku sebatas sahabat baikmu tanpa pernah melihat sikap dan perhatianku padamu selama ini.
Menutup kedua matamu dan menulikan telingamu akan segala hal yang kulakukan untukmu. Menjadikan aku selayaknya gadis bodoh yang mengejar cintanya tanpa pernah bisa sekadar mengungkapkannya."
Setelah itu hanya hening yang menyelimuti atmosfir disana. Membekukan semua orang bahkan waktu. Hingga helaan napas Taehyung terdengar. "Lebih baik Ibu dan Seo Yeong kembali ke Seoul. Dan jangan pernah untuk mengusik keluargaku, terutama istriku.", usir Taehyung dengan penuh penekanan dan syarat akan peringatan diakhir ucapannya.
"Kau mengusir dan mengancam Ibumu, Tae?!", ujar Nyonya Kim tak percaya. Kim Taehyungnya telah berubah rupanya, pikirnya.
"Baik, jika itu keputusanmu. Dan jangan pernah salahkan eomma jika suatu saat nanti kau kehilangan semuanya. Seo Yeong mari kita pergi.", lanjut Nyonya Kim seraya pergi dari sana.
Lisa yang masih terkejut hanya dapat terdiam di tempat bersama sang putra yang masih bersembunyi. Sedangkan Taehyung, laki-laki itu berjalan menghampiri kedua permatanya seraya berlutut dihadapan Lisa dengan air mata yang meluruh membasahi pipinya.
"Maaf. Maafkan aku. Aku tak bisa melindungimu dan putra kita, terutama dari ibuku sendiri. Maafkan aku, Sayang. Maafkan aku."
Lirihan suara prianya menyadarkan Lisa. Membawa tubuh kekar sang suami untuk berdiri. Membelai lembut wajah yang selama ini menemani hidupnya.
Menghapus air mata yang membasahi kedua pipinya seraya berujar, "Aku tak pernah menyalahkan atas apa yang terjadi padaku, Tae. Aku hanya merasa kecewa dengan diriku sendiri. Tak ada yang menyalahkanmu, sayang.
Bagiku dan Ryuga, kau adalah laki-laki terhebat dihidup kami. Kami menyanyangimu.", ucap Lisa bukan untuk sekadar menghibur hati sang suami tapi ia hanya berkata yang sebenarnya mengenai makna kehadiran Taehyung dalam hidupnya.
Perkataan wanitanya membuat Taehyung merasa hangat. Ia sangat amat bersyukur telah dipertemukan dengan salah satu bidadari Tuhan. Menjadikannya pelindung bagi wanita itu dan buah hati mereka.
Melihat kedua orang tuanya yang menangis membuat Ryuga keluar dari persembunyiannya. Memposisikan diri ditengah-tengah Taehyung dan Lisa lalu menarik ujung gaun Lisa seraya mendongak. "Why you cry, mom? And dad too?"
Ucapan lugu dari Ryuga mau tak mau membuat Lisa dan Taehyung terkekeh kecil. Melupakan sejenak kejadian tadi.
"No, baby. Mom good"
"daddy too"
Perlahan Taehyung mengangkat tubuh mungil Ryuga, menempatkan pemuda mungil itu ditengah-tengahnya dan Lisa. Dan dengan senang hati Lisa memeluk kedua pria tampan tersayangnya disertai tawa lucu Ryuga akibat kecupan Taehyung disekitar wajahnya.
Tuhan, terimakasih atas berkahmu. Kehadiran Lisa dan Ryuga melengkapiku. Jangan biarkan moment kebersamaan ini pergi dariku, Tuhan. Amen.
¤¤¤¤¤
Only You
Alee, 06.26
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You [On Hold]
FanfictionPerjuangan, pengorbanan, cinta dan kesetiaan. Empat hal yang mendasari kisah mereka . . . -Regards, Alee with love❤