3. Pertimbangan (17+)

3.5K 97 3
                                    

Hari ini New akan pergi ke sebuah salah satu hotel yang terkenal di Bangkok. Ia akan memulai pekerjaannya di sana.

Pukul delapan malam, ia sudah berada di dalam hotel mewah itu. Ia berjalan menuju sebuah bar yang tersedia di hotel itu. Selain memiliki bar, ruangan itu juga menyediakan lounge ㅡbiasanya buat meeting dan club malam.

Langkahnya perlahan namun teliti dalam memilah letak salah satu ruangan yang akan ia gunakan untuk menemui seseorang. Seseorang yang dimaksud adalah pemilik hotel sekaligus bar itu sendiri.

Sampailah sudah ia di sebuah privat room bersama seseorang. Hanya berdua.

Earth Pirapat. Orang yang memiliki hotel serta bar ini. Dia jugalah orang yang berbicara dengan New pada malam-malam sebelumnya. Berbicara tentang kontrak kerja mereka.

"Silahkan duduk." Ucap Earth menepuk sebuah sofa di depannya, kemudian beranjak duduk.

New menuruti apa yang diperintahkan oleh pemuda itu.

"Apa kau sudah bisa mempertimbangkan kontrak kita?" Tanya Earth dengan kedua tangannya yang masih sibuk menuang minuman pada gelas mereka berdua.

"Ya, aku menyetujui kontrak ini. Lagipula aku juga butuh uang untuk mengurus anakku."

"Oh, kau sudah memiliki anak?" Tangannya berhenti menuang minuman.

"Ya, ayahnya tidak bertanggungjawab. Jadi akulah yang harus bisa menafkahinya. Tentu dengan kedua tanganku sendiri." New meminum satu teguk gelas yang sudah Earth siapkan.

"Menarik juga. Seorang ibu yang rela menjadi pelacur demi menafkahi anaknya. Benarkah begitu?" Earth berjalan ke arah jendela lalu menutupnya. Angin di luar sangat kencang sehingga membuat jendela itu terbanting keras. Sangat mengganggu.

New tampak menunduk tak bersuara. Kemudian Earth menyambung, "Kenapa diam?"

"Aku tidak tahu harus menjawab apa karena apa yang kau katakan juga benar adanya."

Mendengar jawaban itu, Earth berjalan ke arah sofa yang New duduki, lalu duduk di sebelah New. Tangannya perlahan menyingkap celana pendek milik New hingga menampakkan pahanya, dan meremasnya.

Seolah sadar akan hal itu, New menepis tangan Earth dan membuka suara. "Apa yang kau lakukan?!"

"Huh? Marah ya?" Earth berhenti sejenak kemudian berkata, "Dengar ya. Tidak ada pelacur yang akan marah apabila tubuhnya disentuh. Sebaiknya kau harus mempelajari ini dulu."

"Sepertinya hal itu akan dilakukan oleh seorang pelacur murahan, tetapi tidak denganku karena aku akan menjadi pelacur yang tetap memiliki harga diri."

Mendengar hal itu, Earth tertawa sangat keras. Ah, itu lucu sekali. Betapa polosnya orang di hadapannya ini. Terkadang, polos dan bodoh itu sama saja ya?

" Hahahah ...aduh perutku sakit terlalu banyak tertawa. Dengarkan aku, sekali pelacur, ya tetap pelacur. Tidak ada yang namanya pelacur tetapi memiliki harga diri. Karena pada akhirnya, harga dirimu akan jatuh kepada orang lain."

Oh tidak! New tidak memikirkan hal itu tadi. Ah, ia benar-benar malu sekarang. Apa yang dikatakan Earth itu benar. Bahkan tukang sapu jalanan saja harga dirinya lebih tinggi daripada seorang pelacur. Tapi apa boleh buat? Walaupun harga dirinya dipermainkan, ia harus tetap menerima tawaran ini. Karena ia benar-benar membutuhkan uang.

Both CurrentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang