9. Lantai Lima (18+)

3.3K 118 13
                                    

haduh, update ga teratur banget ya😔
maaf soalnya emang lagi sibuk.

btw,, aku sebenernya malu banget mau ngetik chapter ini. dan ga ngejamin bakal bagus soalnya aku ngetik ini tengah malem hahahaha.

so, get ready y'all. Gausah baca gpp😭🔫

Suasana malam yang dingin dengan taburan bintang di langit Bangkok, terlihat begitu jelas di keempat mata dua insan yang saling berdampingan.

Bulan terlihat sangat indah. Berbentuk bulat sempurna yang terpampang. Sangat langka cuaca langit hari ini. Gedung-gedung kokoh nan tinggi pun terlihat berkali-kali lebih indah dari atas sini. Di atas balkon sebuah kamar hotel. Tepat di lantai 5.

Kedua insan itu tengah memandang ke arah langit. Jarak keduanya juga sangat dekat bahkan berdempetan. Memandangi berbagai taburan bintang yang akhir-akhir ini tak muncul.

"Indah banget." Sebuah ucapan halus terlontar begitu saja dari mulut New.

Masih sama-sama memandang langit gelap, Off membalas, "Iya. Jarang banget ada bintang sekarang."

"Akhirnya aku bisa lihat langit gak kesepian."

Off menoleh, memandang pemilik suara itu. "Langit gak pernah kesepian. Dia punya bulan dan matahari."

Sontak, New ikut menoleh dan keduanya saling beradu mata. "Langit siang emang punya matahari dan langit malam punya bulan. Tapi, bulan jarang muncul."

"Dia muncul. Tapi dia cuma malu buat menampakkan dirinya."

"Kenapa harus malu?"

"Mungkin dia merasa kalau matahari lebih hebat dan besar darinya?"

"Padahal bulan lebih cantik dari matahari."

"Emang bener ya kalau setiap ada kelebihan selalu ada kekurangan. Matahari punya banyak manfaat, tapi bulan lebih cantik. Keduanya punya tugas masing-masing."

Di segala penjuru bumi, setiap manusia, alam, makhluk hidup, atau apapun yang ikut meninggalkan jejak di wilayah tuhan ini, mereka sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan di setiap bidang.

Seperti halnya matahari yang menyinari makhluk hidup, bulan pun juga memiliki tugas untuk menyinari bintang.

Tuhan itu adil. Namun, adil dalam makna yang berbeda. Ia tak akan membiarkan satu kelebihan dimiliki banyak makhluk, melainkan berbagai macam kelebihan yang berbeda, yang dimiliki oleh satu persatu makhluk di bumi ini.

"Lalu, apa kelebihan mu?" Tanya New kepada Off. Sebenarnya New hanya iseng untuk bertanya seperti itu. Ia tak bermaksud untuk membandingkan dirinya dengan sosok ini. Tanpa diberi tahu, New juga sudah tahu kalau dirinya itu berada jauh di bawah Off.

"Memberimu uang." Ucap Off singkat.

New menutup mulutnya dan tertawa, "Itu bukan kelebihan. Semua orang bisa melakukan hal itu bahkan bayi."

Both CurrentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang