Saat ini, New sedang berada di sebuah restoran bersama Off. Sebenarnya, hari ini masih pukul 2 siang. Namun Off mengajak New untuk makan siang bersama.
Mereka menikmati makanan yang tersaji di tempat itu sambil sesekali berbagi cerita.
"Kemarin, kenapa kamu bilang ke anakku kalo kamu ayahnya?" New bertanya.
Off berhenti sejenak untuk minum. "Denger suara nangisnya aja aku bisa tau kalo anak kamu itu lagi butuh banget ayahnya."
"Kenapa gitu?"
"Aku dulu juga kaya Frank. Waktu aku seumuran sama dia, aku demam tinggi. Aku nyari-nyari di mana papah. Tapi mamah aku bilang kalo papah masih kerja. Pokoknya aku nangis ga berhenti waktu itu. Sampe akhirnya papah pulang, aku baru berhenti nangis dan demam aku udah mendingan."
New mengerti. "Kayanya kamu udah cocok banget jadi orang tua."
Off tertawa. "Enggak juga sebenernya. Itu cuma refleks aja. Biasanya anak seumuran Frank kalo lagi kangen orang tuanya, dia jadi sedikit demam."
Mereka saling bercanda satu sama lain. Percakapan mereka ini lebih digunakan supaya keduanya lebih dekat dan bisa mengenal satu sama lain. New juga bercerita bagaimana ia melalui semua ini dengan senang hati.
"Eh, New?"
New yang tengah memakan dessert itu sedikit mendongak. "Iya?"
"Kamu gak ada niat buat cari ayah Frank?" Off bertanya sedikit canggung. Ia tahu bagaimana perasaan Frank ketika ditinggal ayahnya. Off itu sudah berpengalaman. Saat ia kecil, ia selalu saja ditinggal oleh kedua orang tuanya. Makanya ia tak mau Frank menjadi seperti dirinya.
"Terakhir kita ketemu itu waktu kita di Phuket. Dan sekarang dia udah pindah rumah. Aku gak tahu dia pindah ke mana."
Off sedikit prihatin mendengar cerita itu. "B-Boleh aku lihat foto Frank?"
New mengangguk. Kemudian menyerahkan ponselnya yang di sana sudah terpampang jelas wajah Frank. Di foto itu, Frank menggunakan baju berwarna biru tua polos dan celana selutut berwarna abu-abu dengan motif paus orca. Ia sedang dipangku oleh New di sebuah ruang makan. Sepertinya itu adalah rumah orang tua New.
Off yang melihat foto itu langsung tersenyum. Frank terlihat sangat lucu. Rambutnya berwarna hitam sedikit kecoklatan. Persis dengan New.
"Sepertinya, ayah Frank mengambil delapan puluh persen kemiripannya." Off tertawa.
"Ya, dia sangat curang. Padahal yang sudah mengandung dan membesarkannya itu siapa? Aku kan. Susah payah aku mengandungnya, tapi dia malah lebih mirip ayahnya."
Mereka berdua tertawa lepas. Baru saja kemarin malam mereka berkenalan, tetapi sekarang sudah sangat akrab dan bahkan saling menukar cerita.
"Kamu masih sayang ya sama dia?"
Ucapan Off itu membuat New terlonjak kaget. Jantungnya sedikit berdegub. Ia tak tahu harus menjawab apa. Ia sungguh bingung dengan perasaannya sendiri.
Melihat perubahan ekspresi dari raut wajah New, "Eh- aku bertanya terlalu jauh ya?"
New masih terdiam, lalu Off segera menambahkan. "Gak usah dijawab New. Mending kita habisin makanan dulu. Habis itu kita jalan-jalan."
Keduanya menghabiskan makanan itu.
• • •
Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Frank, Gun, serta Krist kini sudah sampai di apartemen milik New.
KAMU SEDANG MEMBACA
Both Currents
Random⚠️ bxb content - boyslove ⚠️ Menggugurkan kandungan bukanlah hal yang membantu dan mempertahankan kandungan juga memiliki banyak persiapan mental dan finansial. Lantas bagaimana jika seorang pria malang itu memilih untuk mempertahankan anak dari has...