2 [B]

1.4K 144 15
                                    

Mampir doang ngevote kagak, entar kalau aku gantung jangan protes yaaa 🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mampir doang ngevote kagak, entar kalau aku gantung jangan protes yaaa 🥰

✨💫✨

Kali ini bukanlah perihal yang bisa di anggap remeh. Jungkook sendiri lupa kapan dirinya berubah menjadi pria yang kurang ajar seperti begini, bertentangan dari didikan orangtuanya-ralat didikan Ibunya. Bersikap baik, ramah, sopan, namun setia tidak masuk didalamnya. Tatapan Jungkook pun hanya kosong kepada sang persinggahan yang selalu dia damba-dambakan.


"Tidak biasanya kau yang meminta untuk melakukan itu." Seperti mengundang neraka mungkin. Terkadang kenikmatan berbuat dosa memang tidak ada duanya, sudah tau itu salah tetapi tetap saja dilakukan dan diulangi. Tapi jika ditawarkan untuk mencicip dosa seperti ini, entahlah kadang dirinya pun kesulitan untuk menolak.

Semua orang punya pilihan dalam menentukan apa yang mau mereka ambil, baik buruknya itu hanya kesadaran masing-masing.


Ah, Jungkook lupa sampai-sampai membuat pria itu tertawa tak jelas. Alasannya sudah tersimpan apik di dalam otak miliknya, terlalu apik sampai-sampai dia ingin mengutuk dirinya sendiri. Lucu juga karna tidak seharusnya Jungkook bertanya begitu, barangkali terdengar seperti memanfaatkan keadaan sepertinya. Atau cara berfikir Jungkook saja yang terlalu rumit?

"Aku-," Tidak mampu menyelesaikan kalimatnya. Mata gadis itu terpejam dengan nafas yang tersengal, dibawah sana tempat di antara pahanya terasa pergerakan yang sangat liar, menusuknya dalam.



Masih kah Jungkook perlu jawabannya?




Rasanya terlampau miris, harusnya Sera membenci Jungkook dalam melampaui apapun dengan dendamnya yang begitu menyakitkan. Ya memang begitu, tidak ada hal yang lebih menyakitkan selama dia hidup sebelum akhirnya dia bertemu dengan iblis yang menghancurkan hidupnya. Ingin marah? sudah Sera lakukan namun apa gunanya, karna sejak awal dunia memang tidak pernah memihak dirinya orang yang lemah. Kekuasaan, kehormatan, kekayaan memang pernah ia punya walaupun itu hanya sementara.

Sera lupa kapan dia terakhir kali tertawa bahagia, tersenyum ketika orang-orang yang disayanginya hadir dalam pilu. Sebelum itu semua harus dia pikul sendiri tanpa ada tempat penampung resah.

Dia ingat bagaimana dia diperlakukan sebagai Princess didalam istanah. Pergi liburan bersama Ayah dan Ibunya, namun kini mungkin dia harus menyusul sang Ayah dan Ibunya dulu untuk bisa berkumpul lagi. Lekas ia mengusap air asin yang menetes membasahi pipinya, tersenyum miris dengan diri sendiri yang terlihat menjijikan.

Tubuhnya terlalu lemas menatap Jungkook dengan senyuman palsu. Terlalu ketara, dilihat dari senyumannya terdapat tatapan pilu yang tidak Jungkook sukai. Keduanya sama-sama terbawa dalam pikiran masih-masing, melupakan ujung tubuh milik Jungkook dan intimnya yang masih saling menyatu.

Berbeda dari bagaimana Sera menggoda Jungkook tadi, wajah gadis itu terlihat berani dan penuh sensual. Namun sekarang yang terlihat cuma gadis lemah yang tak berdaya. "bisakah kau berhenti menangis?" Ayolah, Jungkook tidak kuat melihat Sera seperti begitu.

"Aku baik-baik saja." Terlampau muak mendengarnya. Selalu kata-kata munafik itu yang Jungkook dengar, namun dia tetap memilih diam. Terasa puncak klimaks itu akan datang lagi membuat yang pria menggerakan pinggulnya sedikit pelan namun tetap menusuk dalam.

Tidak ada satupun orang yang benar-benar mengenal Jungkook dan mengerti apa yang pemuda itu mau. Di posisi Lea sendiri cukup mengenal Jungkook sebagai pribadi yang manis, lucu, manja dan multitalenta. Jungkook selalu bisa menjadi sosok yang Lea inginkan, terlampau sempurna sampai-sampai siapun yang ada disininya sulit untuk melepaskan Jungkook.

Berbeda lagi dengan Hyunji, wanita itu selalu melihat Jungkook dalam keadaan yang berantakan. Memberi apa yang Jungkook mau disaat kacau, terlampau kacau barangkali mengingat tempat pertemuan pertama mereka yang tidak begitu bagus.


Terakhir Sera, gadis itu terlalu mengenal Jungkook terlalu dalam. Baik buruknya pria Jeon ini sudah dia rasakan. Tak lupa kenangan manis dimana pria yang lebih tua darinya ini menemaninya bermain waktu mereka masih kecil. Tapi kenangan masih itu sudah dia buang jauh-jauh didalam otaknya, bahkan untuk sekedar autopia pun tersingkirkan jauh.

Sera mendongkat menatap Jungkook dengan tatapan sayu, Jungkook memggeram nikmat. Tetesan keringatnya meluncur dari dahi. renyutan dibawah sana membuat tubuh Sera bergetar sampai terasa rahimnnya menghangat.

Jungkook menjatuhkan tubuhnya disebelah Sera, menutup tubuh mereka berdua dengan selimut. "Kau tidak menjawab pertanyaan ku?" tagih Jungkook menatap Sera yang sudah menutup mata kelahan disebelahnya.

"Areum sakit, bolehkan aku meminta uang untuk membayar biaya rumah sakitnya." Sera mengigit bibir samar. Satu-satunya keluarga yang dia punya hanyalah adiknya, tidak perduli kata orang-orang yang mengatakan Areum adalah beban baginya. Karna disaat Sera masih sekolah, dia juga harus bekerja mati-matian untuk menghidupi dirinya dan Areum. Tak terkecuali membayar biaya uang perawatan.

Adiknya terlalu kecil saat kedua orangtuanya meninggal, sayang sekali Areum tidak merasakan kehangatan kasih sayang orangtua mereka. Terlampau hangat dan menengangkan dikala anaknya butuh sandaran, Sera merindukan itu semua. Tak mau kebahagiaan nya direbut begitu saja, jika bisa sejak dulu dia akan berjanji pada sang Mama untuk tidak manja dan cerewet lagi semerta-merta agar itu semua bisa kembali.

Sera tidak kuat menghadapi kejamnya dunia ini. Tapi sayangnya tidak ada yang perduli dengan nasibnya ini, bahkan saat Areum sakit parah. Tidak ada satupun orang yang bisa dia mintai tolong. Entah untung atau sial malam itu dia bertemu dengan Jungkook setelah sekian lama tidak berjumpa. Pria Jeon itu memang membantunya, tapi pria itu juga yang membuat hidup Sera menyakitkan seperti ini.

Beberapa tahun yang lalu saat umur Sera masih 9 tahun dan Jungkook 14 tahun sementara Areum masih bayi (1 tahun), Ayah Jungkook dan Ayah Sera menjalin hubungan kerja sama perusahan. Namun disini Ayah Jungkook berlaku curang hingga membuat perusahan Ayah Sera bangkrut. Tak sampai disitu, terlampau brengsek hinga kebrengsekan itu menurun ke anaknya. Ayah Jungkook membunuh Ayah Sera agar Ayah Sera tidak menuntutnya, dalam kasus itu tidak ada keadilan. Kasus itu ternggelam begitu saja dari permukaan bumi meskipun barang bukti yang ada sudah mutlak membuktikan Ayah Jungkook yang bersalah. Tak berhenti sampai disitu, Jeon Hwan yang memang sering berselingkuh dari istrinya itu memperkosa Ibu Sera. Membuat wanita yang sangat Sera sayangi itu sampai trauma dan berakhir bunuh diri.



✨💫✨

Kira-kira ada ga ya orang yang merekomendasikan ceritaku ke teman/kenalannya, hm. (Aku jadi kepikiran).

Masih Bab 2 [A] tapi kalian tenang aja cerita ini ga berat kok, sama kaya cerita aku yang lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih Bab 2 [A] tapi kalian tenang aja cerita ini ga berat kok, sama kaya cerita aku yang lainnya. Konfliknya biasa-biasa aja.

Yang agak berat menurut aku sih cuma Dangerous, masih bingung endingnya mau kaya apa.

Satu lagi, aku mau bilang kalau Jungkook ganteng 😘

Senin, 16 November 2020.

𝐏𝐫𝐞𝐜𝐢𝐨𝐮𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang