"Kau tinggal memilih setelah itu tinggal melakukan pemotretan." sahut Hoseok menanggapi.Jimin tersenyum miring, "Kalau begitu aku pilih yang ini." ucapnya tetap pada pilihan kartu yang dia angkat pertama tadi. "dan tolong, ganti nama pempelai wanitanya menjadi Jeon Lea."
Setelah mendengar itu Hoseok dibuat memaku di tempat untuk beberapa saat, jelas pria Jung itu kebingungan terhadap ucapan si Pria Park. Namun niat bertanya nya dia urungkan saat melihat Jimin berlari ke luar ruangan sepertinya mau mengejar wanita tadi yang kira-kira bernama Lea.
"Harusnya sejak awal aku tidak membuka usaha membuat desain undangan pernikahan," sesal Hoseok miris sendiri dengan pekerjaan gabutnya ini. Padahal jika orang-orang ingin tau kekayaan Hoseok jauh lebih kaya dari Jimin sekalipun. Sangat-sangat kaya dengan selisih yang jauh meski jika dilihat dari gaya hidup Jimin memang terlihat sangat kaya. Namun dari kesederhanaan itu pula Hoseok memiliki banyak uang untuk di hemat. "Mungkin kedepannya aku harus membuat bisnis nasi goreng." gumam Hoseok pada diri sendiri sebelum memutuskan untuk keluar dari ruangan Jimin setelah mengemaskan undangan yang berserakan setelah di berantakan oleh Jimin. Sebetulnya sendari tadi Jimin tidak sibuk memilah undangan mana yang hendak dia pilih, pria itu hanya melihat-lihat undangan tanpa serius untuk memilih.
Jimin berlari ke pintu keluar kantor, menurut perkiraannya Lea masih belum jauh dari sini. Jimin sedikit mendesis, sosok yang di carinya tidak kunjung ketemu. Sedikit ada rasa penyesalan di benaknya karna dia tidak langsung mengejar Lea tadi, namun meskipun begitu Jimin tidak menyerah. Dia tetap mencari meski seperti orang yang sedang di kejar setan.
Hingga saat sosok yang dicarinya sudah terlihat di depan mata, Jimin segera menarik tangan Lea kuat kemudian memeluknya. Lea sedikit terkejut, tetapi setelah tau orang yang memeluknya adalah Jimin keterkejutannya seketika berubah menjadi tangisan haru. Dia membalas pelukan Jimin, "Maafkan aku."
"Hey! tidak usah menangis sayang, aku memaafkan mu." Jimin mengusap-usap lembut puncak kepala Lea. Lagipula Jimin juga salah disini, Lea membohonginya untuk balas dendam sementara Jimin membohongi Lea tentang hubungannya dengan Hyunji. "Maafkan aku juga karna tidak benar-benar mengakhiri hubunganku dengan Hyunji."
Jimin kemudian melonggarkan pelukannya, menghapus air mata Lea yang membasahi pipi cantik wanita itu. "Jangan menangis lagi, kasihan anak kita jadi ikut bersedih didalam sana." bisik Jimin di tepi kuping Lea.
"Aku tidak sedang hamil brengsek," ucap Lea sedikit tertawa kemudian kembali mengeratkan pelukannya pada Jimin.
Jimin terkekeh, "Ingin sekali aku menghamili mu."
Lea menolakan dada Jimin kuat, "mulutmu Jimin!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐫𝐞𝐜𝐢𝐨𝐮𝐬
Fanfiction↳ ❝ [ᴡᴀʀɴɪɴɢ ɴᴄ] ¡! ❞ ❝𝘔𝘦𝘯𝘶𝘳𝘶𝘵 𝘮𝘶, 𝘴𝘪𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘬𝘰𝘳𝘣𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘴𝘪𝘯𝘪. 𝘈𝘬𝘶 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘮𝘶?❞ Publish : 13 November 2020 Copyright ©Skylightzv