8 [Park Jimin]

1.6K 106 29
                                    

Mobil mereka terhenti ketika sudah memasuki rumah orangtua Jimin untuk mengunjungi Ibunya sekaligus menginap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil mereka terhenti ketika sudah memasuki rumah orangtua Jimin untuk mengunjungi Ibunya sekaligus menginap. Jimin menoleh kearah Lea yang sedang tertidur disebalahnya, wanita itu pasti kelelahan setelah apa yang mereka lakukan tadi pagi.


"Sayang?" panggil Jimin serak mencium pipi Lea.


Usikan Jimin tidak berhasil membangunkan Lea, oleh karena itu ciuman Jimin semakin turun ke area leher Lea, "Hnggg. . .," Lea mengerjapkan matanya sayu lalu mendorong wajah Jimin untuk menjauh.



"Jangan membuat tanda ish!" sebalnya sekaligus menatap Jimin sinis. Tadi pagi Jimin memang tidak memberinya tanda ditempat yang terbuka namun sebagai gantinya Lea harus menerima kenyataan kalau area dadanya dipenuhi oleh bercak merah. Dan hal itu sekaligus membuat dadanya terasa nyilu dan membengkak.

Lea mengigit bibir bawahnya sembari meringis, dadanya kembali terasa sakit yang berdenyut nyeri. Mungkin karna dia tadi tertidur jadi efeknya tidak terlalu terasa, tapi ketika dia terbangun rasanya benar-benar sakit, "Masih sakit ya?" tanya Jimin khawatir.



"Ini semua gara-gara mu yang terlalu meremas dan mengigitnya kuat!"


"Sayang maaf," Jimin memeluk tubuh Lea lembut, serta mengusap-ngusap puncak kepala Lea. "Nanti aku bantu kompres lagi ya." ucap Jimin menenangkan Lea.

"Kau baik sekali ya Jim, setelah mendapatkan apa yang kau mau." cibir Lea, bagaimana tidak sikap Jimin hari ini sangat manis sekali. Mulai dari membelikan Lea sarapan sampai beberapa kali keluar rumah karna Lea merasa tidak ada nafsu makan. Pokoknya pagi ini Jimin benar-benar manis sekali pada Lea, walaupun Jimin setiap hari selalu bersikap manis namun kali ini level sikap manis Jimin meningkat jadi sepuluh tingkat.

"Tidak juga, aku kan memang selalu baik dan sayang padamu," Jimin menyengir lalu mengusap perut Lea lembut seolah-olah Lea sedang mengandung "Iyakan sayang, Papa selalu baik pada Ibu mu 'kan?" tanya Jimin berbicara pada perut Lea.




Mata Lea melotot, "Jimin aku tidak sedang hamil!"


lagipula mana mungkin Lea langsung hamil setelah beberapa jam melakukan hubungan intim dengan Jimin.


"Tapi aku mengeluarkan benihku didalam."


Lea memutarkan mata malas mendengar itu, "seterah apa katamu," kemudian dia pun membuka pintu mobil. Lea memegang tas dengan ukuran yang lebih kecil sementara Jimin membawa koper berisi baju mereka berdua.

"Kalian kok lama sekali, Mama sudah menunggu sejak lama lho," Ibu Jimin langsung memeluk Lea penuh kasih sayang, kemudian merangkul Lea untuk masuk kedalam rumah.


𝐏𝐫𝐞𝐜𝐢𝐨𝐮𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang