7 [Candu]

1.8K 122 21
                                    

Awalnya Jimin tidak menyangka dia akan lepas kendali hingga berakhir seperti ini, dia benar-benar hilang kontrol sampai membiarkan insting bercintanya merajalela begitu saja.

"Lea ak-u tidak tau kalau kau masih perawan." Jimin dibuat begitu merasa bersalah melihat Lea menangis dengan begitu murung.

"Jadi jika aku sudah tidak perawan lagi itu artinya kau berhak memperkosa ku?" kecam Lea dengan isak tangis yang membanjiri pipinya.

Salah lagi, padahal saat ini Jimin sudah sangat merasa bersalah apalagi tadi dia sampai mengeluarkan cairannya di dalam. Pria Park itu kemudian mendekatkan tubuhnya ke Lea, berencana menenangkannya wanitanya, "Lea bukan-,"

"Jimin!" mata Lea melebar dengan binar yang masih ketakukan. Saat ini tubuhnya masih polos dibalik selimut, dan itu bahaya sekali jika Jimin terlalu dekat dengannya. Lea takut Jimin akan kembali lepas kendali.

"Ah maaf," Jimin jadi salah tingkah sendiri sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.


"Aku mau kita putus!" pungkas Lea membuat Jimin langsung melebarkan mata tidak setuju.


"Kalau kau hamil bagaimana?" sahut Jimin wajah yang tengil. Lagi pula mana bisa begitu, Jimin sudah terlanjur terobsessi dengan Lea. Iya tidak sih, ah dia jadi bingung sendiri atau lebih tepatnya Jimin sangat candu pada wanita disebelahnya ini.

"aku tidak mungkin hamil, cepat keluar dari sini!" pekik Lea semakin merasa tidak enak dengan tubuh polosnya. Dia harus pakai baju tapi tidak didepan Jimin.





"Cium dulu baru aku keluar."




"Tidak mau!"




"Kalau begitu satu ronde lagi ya?"





"JIMIN !" Pekik Lea melotarkan bantal yang tadinya menyanggah punggungnya ke arah pria mesum disebelahnya. Jimin tertawa gemas, kemudian mendekatkan tubuhnya untuk mengecup bibir Lea lembut.

"Lea maaf, tapi aku sama sekali tidak perlu izin darimu," Lea menelan ludah kasar mendengar itu, belum lagi air wajah Jimin yang terlihat penuh hasrat seperti tadi malam kembali terlihat.

Jimin mulai menurunkan boxernya hingga terlihat batang miliknya yang sudah menegang disana, membuat Lea memalingkan wajah takut. Jimin mengocok kejantanannya beberapa kali kemudian menindih Lea.

"Jimin . . .," cicit Lea takut, baru saja tadi malam Jimin memasukinya masa pagi ini mereka melakukan itu lagi. Demi apapun tubuh Lea tidak akan kuat menahan tusukan dari pria ini lagi.

Pria itu memposisikan lutut Lea dengan posisi yang bertekuk dengan posisi yang membuka lebar.

"Ughhh. . . . Ahhhh," Jimin menggesekan kepala kejantanannya pada bibir vagina Lea, terasa geli dan nikmat apalagi ujung milik Jimin yang terasa sedikit memasuki liangnya.

Permainan Jimin membuat Lea sangat tersiksa karna Jimin tak kunjung juga menanamkan penisnya. "Jiminhh. . . . Ahhhh ku-mohon . . . Enghhhh,"


"Apa sayang, kau ingin apa?" Sialan, Jimin bertanya pura-pura tidak tau.


"Nghhh. . . brengsek!" kesal Lea sembari memejamkan matanya sambil menggigit bibir bawahnya kuat.

"Ahhhhh," Jimin melenguh saat dia sudah berhasil memasukan kejantanannya kedalam milik Lea. Tangannya mengatur kedua kaki Lea agar melingkar pada punggungnya sembari memompa miliknya kedalam lubang Lea.

Jimin menambah tempo hentakannya sedikit liar dan dalam namun tetap belaturan. Dia takut akan menyakiti Lea jika sampai lepas kendali yang berbuat terlalu kasar.

"Jiminhhh . . . Ahhhhh sudah aku. . . Enghhhh," Lea klimaks terlebih dahulu membuat tubuhnya melemas.


"J-Jiminhh. . . Ugh. . Ahhhh," Tautan tubuh keduanya dibawah sana terasa sangat gila, membuat tubuh Lea terasa bergetar hebat akibat gelombang yang akan datang.


"Sayang. . . Ahhhhh kau sempit sekali," desah Jimin tak karuan karna pelepasannyaa segera datang.

Pria Park itu mendekatkan wajahnya kearah Lea untuk melumat bibir wanitanya pelan, "Aku ingin memenuhi mu dengan sperma ku,"


"J-Jimin-!"


✨💫✨

Versi wattpad bakal berakhir di BAB belasan, untuk versi lengkap cuma bisa dibaca lewat pdf yang bakal aku kirim lewat e-mail.

𝐏𝐫𝐞𝐜𝐢𝐨𝐮𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang