kang hyewon mencari cinta | jilid 7 | kejutan kecil

1.6K 176 29
                                    

"Udah sampai nih, sekarang lo utang cerita sama gue. Buruan, gausah pake syarat syarat lagi."

Hyewon kali ini beneran capek setelah hampir 7 jam ngikutin kemauan Wonyoung. Beli es krim, main game, beli permen kapas, main game lagi, lari ke sana, lari ke sini.

si kecil emang aktif ya bund

Akhirnya tujuan akhir mereka di sini. Bianglala besar yang kata mamang yang jual tiket tingginya empat puluh tiga meter. Hyewon sih gak percaya soalnya berdasar analisis dia tinggi bianglala ini cuma sepuluh meter. Gimana bisa dia tau? Gatau sih, ngaco aja biar keliatan pinter.

Hyewon duduk di depan Wonyoung yang masih asik makan es krim keempatnya.

Gak takut radang apa gimana sih.

"Emang kamu mau tau cerita apa?"

"Soal gelang itu. Lo dapet darimana?"

"Kan kemarin saya udah cerita sama kamu. Saya dapet dari lemari, saya tanya bunda saya boleh pakai ini apa engga, bunda bilang boleh. Yaudah saya pakai sampai sekarang. Gelangnya lucu, saya suka," Jawab Wonyoung sambil liatin gelang itu, desainnya gak terlalu rame terkesan sederhana malah.

"Gak mungkin kan lo anak kecil itu," Cicit Hyewon pelan tapi Wonyoung masih bisa denger itu.

"Anak kecil siapa?" Katanya, makan sisa es krim vanilla itu sekaligus dan bikin bibirnya sekarang belepotan es krim.

Hyewon gelengin kepalanya sambil senyum kecil lalu ngusap noda itu pake ibu jarinya, "Lo itu masih bayi ya? Makan gini aja belepotan."

Sontak bahu Hyewon jadi sasaran empuk gadis di depannya. Dipukulnya bahu itu sampai si empunya bahu minta ampun gara-gara kesakitan. Brutal juga, bahu Hyewon rasanya bakal memar abis ini.

"Saya udah besar tau! Kamu sama kayak bunda, selalu bilang saya itu bayinya nomor dua."

"Bayi nomor satu siapa emang? Adek lo?"

"Saya gak punya adek. Bayi nomor satu itu kakak saya. Bunda bilang kakak saya cengeng lebih dari saya."

Hyewon ngangguk kecil tapi pikirannya sekarang lagi menerawang jauh. Soal semua kemungkinan tentang gelang itu dan hubungannya sama Wonyoung. Ada banyak kejanggalan, yang pertama, kalau bener si anak kecil itu Wonyoung kenapa Pak Jang yang merupakan ayahnya gak ngenalin dirinya sama sekali? Padahal orangtuanya dan orangtua si anak itu deket walau dia sendiri gak pernah ketemu sama orangtua si anak itu.

Yang kedua, Wonyoung sama sekali gak inget apa apa soal memori masa kecilnya. Emang sih, waktu itu anak kecil yang nyebelin (read: yang Hyewon suka) keliatan masih kecil, tapi masa gak inget sama sekali?

Tiba-tiba dia inget sama pernyataan Wonyoung barusan. Dia punya kakak. Apa mungkin anak kecil itu kakaknya Wonyoung?

"Hoi."

"Saya punya nama kali," Tatapnya sinis.

Hyewon mutar bola matanya males, "Saudari Jang Wonyoung yang terhormat," Ulangnya.

"Nah kan lebih enak didenger. Kenapa?"

"Gue一

一 boleh ketemu kakak lo gak?"

Wonyoung gak langsung jawab pertanyaan Hyewon karena mereka udah disuruh turun sama abang yang jaga. Yakali mau disana seharian, emang bianglala punya bapak lo.

"Boleh, tapi gak bisa hari ini."

Hyewon kerutin dahinya, "Kenapa?"

Wonyoung berhenti jalan yang ngebuat Hyewon juga berhenti, "Ya gabisa. Ini udah sore, pemakaman tutup kalau udah sore."

























"Hah? Pemakaman?"















































"Iya, kakak saya kan udah meninggal."












•tbc•

tes ombak dulu, hehe

dek wony makin kesini makin mirip temen gue ya












temen hidup

(っ´▽')っ













btw story ini dibikin angst ada yang setuju ga? wkwkw

after married ; izone [[oneshoot]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang