lahiran; yenyul

5.3K 555 141
                                    

"Yuri mau lahiran, Jin"

"Ya terus kenapa?"

"Ajarin adzan.."

Coba tebak dimana keberadaan Yena jika disekelilingnya ada tembok, ada kursi, ada lampu yang menyala sangat terang, ada meja namun sangat sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Coba tebak dimana keberadaan Yena jika disekelilingnya ada tembok, ada kursi, ada lampu yang menyala sangat terang, ada meja namun sangat sepi.

Ya.

Ruang tunggu rumah sakit pada pukul 2 malam..

Awalnya Yena masih ada dikasur kesayangannya sejam yang lalu tapi karena Istrinya yang lagi hamil besar dan tiba-tiba aja kontraksi hebat ngebuat Yena panik seketika.

Ya siapa yang gak panik coba kalau pas lagi enak-enak tidur tiba-tiba ditendang, dijambak, sampai dicakar, kan kaget. Dikirain kenapa, ternyata Yuri kontraksi lagi.

Terhitung dia udah hampir 7 kali kontraksi hari ini bahkan Yena harus pulang lebih awal karena khawatir sama istri kesayangannya itu.

Yena udah kayak orang gila pas bawa Yuri ke rumah sakit, antara ngantuk sama kaget tapi apapun bakal dilakukan demi Yuri sama dede bayi calon anak pertamanya. Rumah sakit udah  sepi pas Yena sampai tapi untungnya ada petugas yang sigap dan langsung bawa Yuri ke IGD buat ditangani lebih lanjut sama dokter yang ada di sana.

“Permisi, apakah anda keluarga dari saudari Yuri?” Seorang dokter wanita keluar dari pintu putih di depan Yena.

“Ya, saya suaminya,”

“Kontraksi dari pasien sudah mereda, kami tinggal menunggu pembukaannya terbuka sempurna. Mungkin sekitar 2-3  jam lagi kami akan kembali mengecek kondisi pasien. Jika terjadi kontraksi lagi anda bisa melapor pada suster yang berjaga..” Yena mendengarkan dengan seksama.

“Jadi saya boleh masuk sekarang, dok?”

“Tentu, istri bapak perlu dukungan mental sebelum melahirkan sekarang. Saya permisi”

Yena masuk kedalam ruangan yang didominasi warna krem sama putih itu. Gak lama dia bisa liat bidadarinya lagi mejamin mata, entah karena capek atau nahan sakit.

“Hey, gimana perutnya? Masih sakit?”

“Ah hey, udah enggak kok. Tadi aku udah minum obat pereda rasa sakit jadi udah rada mendingan,”

Yena dudukin dirinya  di kursi sebelah ranjang Yuri. Gapai tangan pasangannya, lanjut di elus-elus sambil sesekali dicium seolah berusaha ngasih ketenangan agar Yuri kuat menghadapi proses persalinan yang tinggal nunggu hitungan jam aja.

“Deg-deg an gak?”

“Deg-deg an lah, orang aku bakal jadi ibu bentar lagi. Kamu sendiri, deg-deg an gak?”

Yena ngelus kepala istrinya sambil senyum “Gausah ditanya kalau soal itu, lihat kamu setiap hari aja jantung aku udah marathon, apalagi sekarang saat aku bakal punya satu little Choi yang lahir dari rahim kamu”

after married ; izone [[oneshoot]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang