kang hyewon mencari cinta| jilid 2| dia yang berbeda

2.7K 386 91
                                    

Hyewon jalan pelan menyusuri lorong rumah sakit. Tangannya masih diperban, tatapannya datar, gak nyangka aja niatnya mau cari jodoh malah dapet musibah.

Masih seger diingatannya gimana wajah panik Minami一adik dari tersangka yang mematahkan tangannya saat ngebawa dia ke rumah sakit.

Cantik sih, tapi abangnya serem bosq.

Mending mundur teratur sih daripada jadi samsak dadakan abangnya kalo lagi marah kan ya.

"Kalau dipikir-pikir umur gue udah tambah tua, tapi pacar satupun gak punya," Monolognya saat pantatnya sudah mendarat mulus di kursi taman RS, "Mana bentar lagi lebaran, ntar pasti ditanyain, kapan nikah kapan nikah? Apa gue nikah sama kue tart aja ya?"

"Ngaco! Mana bisa manusia nikah sama makanan?" Tiba-tiba ada seorang hantu一bukan, seorang manusia yang duduk disamping Hyewon.

Kaget?

Banget!

Dikira kuntilanak lho, sampe Hyewon udah siap-siap mukul dia.

Masih dengan ekspresi kagetnya Hyewon menimpali, "Ya dibisain dong, kan manusia ga bisa hidup tanpa makanan. Itu namanya cinta sejati kan?"

"Ya gak gitu dong maksudnya. Mindset lo salah kalau mikir gitu. Terus kalau nanti nih ya kalau lo sampe nikah sama kue tart anak lo mau jadi apa? Kue cubit?" Kata-kata itu sukses bikin Hyewon ketawa ngakak.

Lucu juga ya kalau sampe kejadian, bisa viral tuh.

"Yeu malah ketawa, haloo, kesambet mbak?"

"Hahahaha, lawak banget lo, hahaha,astaga perut gue sakit."

"Dih receh banget ternyata ya."

Sampe di menit ke-4 Hyewon masih ketawa ngakak, mbak-mbak disampingnya udah was was takut makhluk satu ini kesurupan beneran.

"Udah kali ngakaknya, takut beneran nih gue."

"Maaf maaf, kebawa suasana tadi hehe," Merapikan pakaiannya, Hyewon menyodorkan tangan kirinya, "Gue Kang Hyewon, lo?"

Perempuan itu menatap Hyewon dan tangan kirinya yang terulur bergantian.

"Gak sopan banget sih, masa salaman pake tangan kiri?"

"Gak lihat nih tangan kanan gue diperban? Buru dijabat deh, pegel," Tertawa pelan lalu menjabat tangan Hyewon dengan kedua tangannya perempuan itu tampak manis.

"Gue Chaewon, Kim Chaewon."

"Lo ngapain di sini? Pasien? Eh tapi kok gak pake pakaian rumah sakit.Atau mau jenguk? Tapi kan jam besuk udah habis."

"Hahaha, gue bukan pasien, bukan mau jenguk juga," Chaewon mengambil jeda sebentar, "Gue koas, lagi disuruh jaga malam di igd. Kebetulan lagi istirahat aja jadi jalan-jalan ke sini, gak taunya malah ketemu orang gila yang mau nikah sama makanan. Ngaco banget gak tuh."

Hyewon tersenyum jail, "Masa sih ada koas tapi perawakannya masih bocah gini? Lo tuh pantesnya jadi anak SMA tau gak?"

"Ih, apaansih, gue bener-bener koas ya, calon dokter. Lo kali yang bocah SMA."

"Enak aja, gue udah kerja."

"Kerja apa kerja?" Chaewon menaik turunkan alisnya,menggoda Hyewon maksudnya.

"Anjir, ngeselin juga ya lo."

Keduanya tertawa, mungkin orang yang melihat mereka tidak akan percaya jika diberitahu kalau mereka baru 15 menit yang lalu berkenalan.

"Serius nih, lo kerja apa emang?"

"Komplotan penjual organ tubuh manusia, ntar gue salurin ke black market," Jawabnya enteng.

Reflek, Chaewon menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Menatap Hyewon dengan tatapan ngeri.

Sementara yang ditatap? Sekarang dia malah tertawa puas.

"Percayaan banget jadi orang, lagian mana ada penjahat secakep, sekeren, dan sefriendly gue, hm?"

"PD bangettt," Chaewon mukul lengan Hyewon pelan, "Serius nih ah, kerja apa?" Tanyanya lagi.

"Kerja kantoran."

"Serius? Waah, enak dong. Kerja kantoran kan gak capek, cuma ngetik-ngetik doang."

"Kerja kantoran emang gak perlu lari-larian kayak dokter pas ada pasien gawat darurat, tapi kerja kantoran juga capek mental kali, capek mikir. Terlebih lagi lo juga beresiko punya ambeien gara gara kelamaan duduk," Kekehnya, "Intinya sih, setiap pekerjaan punya plus minus nya sendiri-sendiri. Yang penting sih sesuai passion kita aja."

Plok plok plok

"Bisa dewasa juga ya, salut gue," Chaewon menepuk-nepuk punggung Hyewon seolah menyalurkan rasa bangga.

"Apaan sih bocah, ga jelas banget."

"Gue bukan bocah!"

"Iyain ya, ntar nangis ribet," Hyewon sudah terlebih dulu menghindar saat gadis satunya hendak mencubit lengannya.

Tanpa mereka sadari sebenarnya mereka sama-sama bocah, liat aja, sekarang mereka malah main kejar-kejaran.

Gak inget umur emang.

"Hosh..hoshh...hoshh, udahan woy engap nih," Chaewon kembali duduk di kursi, tak lama Hyewon ikut menyusul.

"Ahahaha, huft, capek juga ya."

"Eh udah jam 8 kurang 15 nih, gue kudu pergi."

"Hmm, yodah pergi sana," Kata Hyewon setengah menutup mata.

"Dih ngusir, dasar."

"Udah sana, tiati."

Chaewon tersenyum, "Lo yang harusnya hati-hati lah, gue mah deket, lah lo? Pulang jam segini apa gak takut di begal?"

"Santuy, masih sore ini. Begal mana berani sama gue, bapak gue polwan."

"Bodoamat anjir, lama-lama gue ketularan gilanya nih. Yaudah bye."

"Bye."

Sepeninggal Chaewon, seutas senyum tercetak di wajah Hyewon. Rasanya sangat familiar seperti 一nyaman?

Dia beda.

Entah kenapa gue yakin sama dia.




tbc•

kayaknya cerita ini bakal panjang, gue harap kalian gak bosen ya:)

btw, yakin Hyewon bakal sama Chaewon?

awokwokwokwkok

after married ; izone [[oneshoot]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang