Sekolah

2.8K 779 160
                                    

How's your day?
Jangan lupa vote dan comment ya✨✨

How's your day? Jangan lupa vote dan comment ya✨✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

§§§

Apa arti hidup bagi Adam? Tidak ada. Dia hanya mengikuti alur yang sudah tuhan berikan tanpa banyak bicara dan mengeluh. Menikmati bagian sakit dan senang nya hidup yang Adam sedang lakoni walaupun Adam tahu dan sadar dengan pasti, hidup Adam lebih banyak sakit nya.

Mata cantik berkilau bagai bintang yang sedang menari tertangkap pada wajah Adam saat ia menemani Diyaz, Hydan, dan Ryan yang tengah mengerjakan pekerjaan rumah bersama. Buku pelajaran yang memilki halaman sekitar seratus lima puluh sedang berada di hadapan Adam. Sudut bibir nya tertarik saat ia begitu kagum dengan apa yang Adam baca di dalam buku.

"Tipe-x gua kan elo buang anjir ke tong sampah."kata Hydan.

"enggak sengaja, siapa suruh naro Tipe-X di lantai?"

"lalu gimana sekarang? Mau ngapus pake air liur?"

"dasar miskin, nih gua punya."lerai Diyaz.

Senyum Adam merekah dalam acara belajar kali ini. Hydan, Diyaz, dan Ryan selalu bertengkar karena suatu hal yang tidak penting tapi Adam senang. Biasanya dia hanya selalu bersama Diyaz yang tidak berisik, Diyaz bukan anak yang banyak bicara kepada Adam, lelaki itu lebih banyak menghabiskan waktu bersama Adam tanpa berbicara. Dan hari ini, Adam sedikit bersyukur karena sepi sedikit menjauh dari hidup nya.

"Dam, baca apa?"tanya Ryan.

Tangan Adam menunjuk cover buku pelajaran yang ada dalam pangkuan nya. Beberapa saat setelah Ryan membaca judul buku tersebut, dia meringis kecil hingga membuat Adam bingung. Tujuan awal Ryan menghampiri Adam adalah ingin mengajari lelaki itu beberapa materi yang ia dapatkan di sekolah. Tapi, Adam malah membaca buku matematika yang benar benar Ryan benci.

"ehehehe, gua enggak ngerti apa apa soal matematika Dam, gurunya ribet. Suka ngajak ribut."ujar Ryan.

"cih, bilang aja emang bodoh dari lahir."saut Hydan.

Dengan cepat tangan Adam merogoh saku celana nya dan mengeluarkan sebuah kertas juga pulpen. Dia segera menuliskan beberapa kata yang digabungkan hingga membuat suatu kalimat utuh.

'Bagaimana rasanya bersekolah?'

Sontak pertanyaan yang Adam ajukan membuat Ryan, Hydan, bahkan Diyaz sekalipun termenung. Mereka bertiga sama sama menimbang mana kata yang pantas untuk diutarakan mana kata yang tidak pantas.

"acak adul, belajar tuh ribet, di sekolah juga nilai yang paling utama. Enggak penting lu dapet nya jujur atau curang. Belum lagi anak anak sok sok kuat, ew jijik, pengen gua dorong dari balkon."kata Hydan.

"sadar diri aja dan, lu kan juga begitu."saut Diyaz.

"Mana ada?!"kesal Hydan.

Tangan Adam kembali menulis sesuatu di kertas milik nya. Menulis dengan secepat yang Adam bisa karena Adam sangat gemar membicarakan apapun hal yang bersangkut paut dengan sekolah.

LAKUNA ₍ₜᵣₑₐₛᵤᵣₑ ₀₂'ₛ₋₀₄'ₛ₎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang