Sernandika Ryan Aljebaran

2.1K 692 67
                                    

How's your day?
Jangan lupa vote dan comment ya✨✨

How's your day? Jangan lupa vote dan comment ya✨✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


§§§

Mata Ryan berkaca kaca menatap ruangan berlapis kaca yang memperlihatkan seorang pemuda bertubuh rapuh sedang tertidur dengan bantuan alat penunjang hidup yang terpasang di seluruh tubuh nya. Kedua tangan nya meninju pelan kaca ruang rawat milik Adam. Yoga yang tidak tahu apa apa mengenai Adam hanya bisa mengusap punggung Ryan sebagai bentuk rasa duka.

Tanpa mereka berdua duga, ternyata rumah sakit ini milik ayah kandung nya Adam. Tapi tetap saja, Adam sendirian disana. Tidak ada satupun dari keluarga nya yang datang untuk menangisi keadaan Adam yang seperti ini. Kepala Ran tertunduk kebawah, dia menggigit bibir nya sendiri demi menahan isak tangis yang terus menerus memberontak. Ryan tidak mau terlihat lemah didepan Adam. Adam pasti sedih melihat Ryan menangis dihadapan nya.

"Hydan mana sih?!"kesal Ryan.

Cepat cepat Yoga merogoh saku celana nya dan menghubungi Hydan. Bukan nya suara Hydan yang terdengar tapi malah suara operator yang Yoga dengar. Kemudian dengan segala harapan milik Yoga, tangan nya menekan nomor Kevin. Harapan nya terkabul, Kevin langsung mengangkat sambungan telefon dari Yoga.

'Hydan mana?!'

'pingsan.'

'LAH?!KOK?!'

'anak nya belum makan dari kemarin, terus ini, kaki nya luka. Darah nya keluar banyak banget.'

'anjrit,lo dimana pin?'

'di puskesmas.'

'ck. Yaudah.'

'Ga,bentar dulu.'

'apa lagi?!'

Terdengar helaan nafas gusar dari Kevin yang membuat Yoga serta Ryan menahan nafas nya menunggu apa yang ingin Kevin tanyakan.

'tadi, Karsa bilang, Hydan hampir aja nelen lima ekstasi.'

'HA?!'

'gua takut Ga, perlahan setiap orang kehilangan semangat hidup nya. Obat nya ada di Karsa, dia mau buang.'
Tutt---

Sambungan telefon di matikan oleh Kevin. Yoga dan Ryan masih terdiam tidak percaya dengan apa yang Kevin katakan pada mereka berdua. Tubuh Ryan langsung terduduk di lantai rumah sakit lalu terdengar isak tangis milik Ryan. Spontan Yoga segera menenangkan Ryan.

"yan, udah yan,"

Hari ini kedua orang tua Ryan telah berpisah, Ryan melihat Adam terbujur kaku diatas lapangan sepi dengan mulut berbusa, Ryan mendengar penuturan dokter jika Adam tidak akan bisa hidup tanpa alat penunjang hidup untuk saat ini, dan Hydan yang hampir menelan lima buah ekstasi. Sebenarnya ada apa dengan hari ini? Kenapa semua terasa sangat mendadak? Ryan tidak masuk ke sekolah. Ia pergi ke sidang perceraian.

LAKUNA ₍ₜᵣₑₐₛᵤᵣₑ ₀₂'ₛ₋₀₄'ₛ₎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang