Tentang Mereka

4K 763 127
                                    

How's your day?
Jangan lupa vote dan comment ya✨✨

How's your day? Jangan lupa vote dan comment ya✨✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

§§§

Suara ketukan sebuah palu menjadi akhir dari kasus yang menjerat diri Diyaz. Seharusnya Diyaz senang karena diri nya dinyatakan tidak bersalah atas kematian Alina. Seperti Mama Dista yang sudah menangis haru anak nya dinyatakan tidak bersalah. Diyaz masih terdiam, dia tidak tersenyum, tidak juga menangis senang. Mama Dista memeluk Diyaz tapi si anak tetap terdiam tanpa membalas pelukan Mama Dista.

Tubuh Diyaz berbalik menatap Ryan yang sedang terduduk di belakang sana. Matanya memanas membayangkan di samping Ryan ada Hydan dan Adam yang tengah tersenyum kepada nya. Membayangkan mereka bertiga tersenyum untuk mengatakan selamat. Tubuh Diyaz beranjak dari tempat duduk nya, berjalan menuju bangku yang Ryan tempati.

"selamat,"lirih Ryan.

Tangan Diyaz terulur, terlihat sempat tidak mengerti. Ryan membalas uluran tangan Diyaz. Hal yang tidak terduga terjadi, Diyaz memeluk Ryan begitu erat hingga Ryan dapat mendengar isak tangis milik Diyaz. Keadaan menjadi begitu menyesakkan saat Ryan sadar, ada sesuatu penting yang hilang. Kini mereka hanya tinggal berdua. Dua orang lain nya mungkin sudah berbahagia diatas sana.

"Jangan pergi yan, jangan ikut mereka bertiga pergi ninggalin gua."gumam Diyaz.

Diyaz melepaskan pelukan nya, dapat Diyaz lihat wajah Ryan kian mengurus. Kemudian mereka berdua bersama Mama Dista memutuskan segera pergi. Bukan pergi ke rumah, melainkan pergi ke pemakaman yang berada tak jauh dari lingkungan rumah mereka.

Mobil sudah terpakir di parkiran yang sudah di sediakan. Ryan dan Diyaz sama sama melirik satu sama lain hingga Diyaz menjadi orang yang pertama keluar dari mobil lalu diikuti oleh Ryan. Mama Dista tetap berada di mobil untuk memberikan waktu kedua pemuda tersebut berkunjung ke tempat teman mereka berada sekarang.

Langkah kaki keduanya sangat berat untuk di kerahkan. Sejujurnya belum ada kesiapan apapun dari Diyaz maupun Ryan. Bahkan Ryan sendiri belum pernah mendatangi tempat ini sebelum nya. Ryan terlalu takut, Ryan terlalu takut menghadapi kenyataan yang begitu menyakitkan bagi nya.

Tempat yang mereka tuju sudah terlihat didepan mata. Terlihat juga seorang gadis memakai jaket serta rambut yang di kuncir satu sedang menangis di salah satu sisi makam. Dia, Karsa, tidak banyak yang tahu jika Hydan dan Karsa memilki hubungan khusus. Tidak sering bertemu ataupun saling berbicara, tapi Hydan maupun Karsa saling menyukai satu sama lain. Hydan selalu melindungi Karsa saat ada siswa ataupun siswi yang mencoba berbuat jahat kepada Karsa. Sepenggal fakta yang hanya di ketahui Adam, Diyaz, Ryan, Kevin, Alina, dan Yoga.

Tubuh Ryan berdiri di samping Karsa, dia mengusap bahu Karsa untuk menenangkan perempuan tersebut walaupun Ryan tahu dengan pasti selama ini dirinya benar benar tidak pernah tenang.

Ananda Hydan Galuhejan,

Deretan nama yang tertulis pada batu nisan. Ryan memalingkan wajah nya tidak mau menatap nama yang tertera disana. Hydan telah pergi, itu kenyataannya, dan Ryan belum mau menerima kenyataan tersebut.

LAKUNA ₍ₜᵣₑₐₛᵤᵣₑ ₀₂'ₛ₋₀₄'ₛ₎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang