How's your day?
Jangan lupa vote dan comment ya✨✨§§§
Ruangan dingin penuh dengan aura mengintimidasi menjadi tempat Diyaz sekarang ini. Ia terduduk dihadapan seorang detektif yang ditugaskan mengusut tuntas kasus Alin. Kedua tangan Diyaz di borgol begitu kencang. Mata Diyaz menatap sendu kedua tangan nya. Menatap hidup nya yang sungguh menjijikkan.
"bukan saya,"lirih Diyaz.
"kamu yakin? Jika bukan kamu, kamu kenapa ada disana?"
Bibir Diyaz tertutup rapat rapat. Seluruh ingatan nya tentang Alina Abiraga menghantui kepala Diyaz. Dari mulai bagaimana perempuan tersebut bertanya nama Diyaz, kenakalan nya, tangis nya saat lelah dengan hidup yang begitu keras, hingga saat saat terakhir perempuan tersebut berbicara dengan Diyaz. Ingatan yang berisikan peristiwa yang kini sangat menyeramkan bagi Diyaz sebab ingatan tersebut seperti berkata jika Alin sudah tiada dan Diyaz gagal menjadi lentera hidup Alin. Sangat menyeramkan sampai sampai Diyaz ingin membenturkan kepala nya agar ia tidak ingat apapun dengan dunia yang sangat jahat ini.
"Saudara Diyaz, saya sedang bertanya."
Kali pertama Diyaz mendapatkan perlakuan yang sangat buruk dari sekolah. Jadi, seperti ini rasanya di buang dan dianggap sampah tanpa mereka tahu fakta yang sebenarnya terjadi? Aneh, tapi Diyaz yang selama ini selalu menjadi wadah penampung ribuan kata dan peristiwa menyakitkan dari teman teman sekitarnya sudah kelelahan. Diyaz sudah tidak lagi menjadi tempat penenang mereka. Diyaz sudah tidak bisa lagi menjadi seseorang yang membuat mereka bertahan. Sebab, kini, Diyaz juga menjadi salah satu diantara mereka semua.
"Diyaz!"
"apa bapak pernah merasakan ditinggal seseorang yang paling bapak harapkan ketersediaan diri nya di tanah bumi ini?"tanya Diyaz dengan suara bergetar.
Detektif tersebut termenung mencoba mencari makna dari frasa yang Diyaz berikan.
"pernah kah orang dewasa yang berteriak lantang jika Anak dibawah umur harus dilindungi melakukan aksi bukan hanya kata terdengar?"
"Diyaz, kamu berbi--"
Kedua manik mata Diyaz berkaca kaca menahan sesak nya sakit hati saat mengingat semua beban yang ditanggung oleh teman teman nya. Hingga ia menumpahkan air mata nya. Menunduk dengan isak tangis yang berusaha mati matian Diyaz tahan.
"tolong teman teman saya,"kata Diyaz dibalik isak tangis nya.
"ada apa dengan teman teman kamu?"
"mereka semua korban. Mereka semua lelah tapi tidak pernah mengeluh. Mereka semua butuh seseorang untuk bantu mereka pergi dari gelap nya dunia."
Tangan Diyaz terkepal kuat, Ryan yang menceritakan kondisi keluarga nya, melihat Hydan hampir menangis disela keputus-asaan nya, mendengar Alin tertawa tetapi mata nya bengkak akibat menangis serta hampir seluruh bagian tubuh nya memburu, dan melihat Adam di hakimi oleh dunia. Diyaz ingin membantu mereka, Diyaz ingin berkata jika dunia ini penuh dengan warna kebahagiaan bukan hanya awan kesedihan. Diyaz ingin menarik mereka semua dari jurang kegelapan. Diyaz ingin membuat mereka semua tahu apa arti dari kehidupan.
"Diyaz, saya sedang berbicara tentang Alin."
"Alin dan saya ada disana. Mata nya sembab, menangis karena menjadi korban kekerasan keluarga nya."
Tangan di Detektif terus menulis apa yang Diyaz ucapkan. Diyaz saat ini, bukanlah pribadi yang Diyaz ingin kan. Diyaz tidak ingin menangis hingga sulit bernafas. Diyaz tidak ingin berteriak karena frustasi terhadap suatu hal yang tidak jelas datang nya.
"dia punya cukup banyak teman lelaki tapi enggak ada cewe yang mau jadi temen Alin karena Alin sering datang ke sekolah dengan keadaan berantakan."
Butuh beberapa menit hingga Diyaz kembali berbicara.
"Alin memilih bunuh diri karena perlakuan keluarga nya."
"kenapa kamu ada disana?"
"dia nyuruh saya kesana, mungkin dia mau saya jadi orang yang lihat detik terakhir dia bernafas."
Sebenarnya kalimat yang Diyaz ingin katakan bukan hanya itu saja tapi juga 'Mungkin dia ingin memberitahu saya jika saya gagal. Mungkin dia ingin memberitahu saya juga semua usaha yang saya lakukan hanya sia sia. Mungkin dia ingin memperlihatkan jika keadlian di dunia ini hanya kepalsuan semata.' tapi Diyaz tak kuasa untuk mengatakan nya.
Sebetulnya hal ini sepele, Diyaz hanya harus berkata dia tidak mendorong Alin dan menjelaskan semua kronologis nya. Tapi bagi Diyaz terlampau sulit karena setiap ia mengatakan hal tersebut. Kilasan memori sebelum Alin menjatuhkan diri terus menerus melekat pada pikiran Diyaz.
"baik Diyaz, kamu menjadi tahanan rumah. Hasil sidang nanti akan menjadi putusan apa kamu akan di tahan atau tidak."
Detektif tersebut pergi dari ruangan ini dan datang lah seorang perempuan yang langsung memeluk Diyaz. Perempuan tersebut mengeluarkan air mata nya sambil terus mencium kepala Diyaz serta tangan nya mengeluh surai rambut hitam anak nya. Nafas nya bergetar menahan hasrat untuk menangis.
Seketika tangis Diyaz kembali pecah didalam pelukan wanita yang selalu merawat nya dengan baik. Tangis Diyaz seakan akan ia juga lelah. Tangis Diyaz yang memberitahu jika Diyaz sudah muak menjalani semua ini. Tangis Diyaz akibat kehilangan seseorang yang Diyaz sayangi.
"Mama disini sayang, Mama disini."kata Mama Dista.
"Diyaz mau ketemu papa, Diyaz kangen Papa."lirih Diyaz.
"iya sayang, dikit lagi papa dat--"
"Diyaz mau pergi ke makam Papa."
Kepala Mama Dista menggeleng kecil memberitahu Diyaz jika kini Diyaz tidak boleh pergi kemana pun. Dari isak tangis berubah menjadi raungan tak tertahankan. Diyaz seperti kehilangan kendali diri nya sendiri. Pintu terbuka, bukan Papa tiri nya yang datang melainkan Hydan dengan wajah tanpa ekspresi.
Kaki Hydan datang, tiba tiba ia terduduk didepan Diyaz. Kepala Hydan menunduk, tangis nya juga pecah. Dari tadi bersama Kevin, ia menemani Mama Dista menunggu di ruang monitor melihat sesi interogasi.
"maafin gua, harusnya gua tanya keadaan lu. Harusnya gua nanya apa hari hari lu bahagia atau enggak."ujar Hydan.
Cukup terkejut dengan penuturan Hydan. Diyaz malah terdiam, dia merasa selama ini dirinya baik baik saja. Tapi kenapa saat ini, Diyaz malah menangis dengan sangat kencang seakan akan selama ini Diyaz hanya memilki kebahagiaan palsu bahkan dirinya sendiri tertipu dengan kebahagiaan palsu yang Diyaz buat.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAKUNA ₍ₜᵣₑₐₛᵤᵣₑ ₀₂'ₛ₋₀₄'ₛ₎
Fanfiction[ᴸᵒᵏᵃˡ] Ft. Yedam Doyoung Haruto Jeongwoo Hidup tidak akan sempurna tanpa masalah. ᵂʳⁱᵗᵉʳ:ᵈˢᵗⁿᶻʰʳ ˢᵗᵃʳᵗᵉᵈ:²⁰²⁰/¹¹/⁴ ᶠⁱⁿⁱˢʰᵉᵈ:²⁰²⁰/¹²/⁵