How's your day?
Jangan lupa vote dan comment ya✨✨
§§§
Seluruh siswa siswi tahu jika Diyaz adalah siswa berprestasi yang memilki kepribadian terbuka. Diyaz sangat baik kepada teman teman nya, tapi ada satu hal yang selalu mereka bicarakan di balik punggung Diyaz. Kabar Diyaz mempunyai saudara tiri yang memilki banyak kekurangan sudah menyebar ke seluruh penjuru sekolah. Respon nya bermacam macam, ada yang mulai menjauhi Diyaz, meledek pemuda tersebut, atau merasa iba karena Diyaz memilki saudara yang cacat.
Semua cemooh itu Diyaz simpan baik baik, dia tidak berniat membalas. Diyaz hanya perlu tetap bersikap seperti biasa tanpa perlu memperdulikan omongan siswa siswi tentang Adam. Bagi Diyaz, mereka semua tidak tahu apa apa tentang Adam. Bahkan bertemu saja belum pernah. Manusia memang selucu itu,. Mereka bahkan sama sekali belum berpapas wajah atau bahkan berbicara, mereka sudah sangat yakin memberikan cap buruk untuk Adam.
"Yaz, mau memastikan aja nih dari mulut lu langsung, sodara lu itu beneran cacat ya?"tanya teman sekelas Diyaz yang bernama Renal.
"bukan cacat, tapi berbeda. Harusnya lu bisa bedain mana kata yang pantas dipake mana yang enggak."jawab Diyaz ketus sambil memainkan smartphone nya.
"oh hehe sorry dah, tapi gua kasian banget sama lu. Denial bilang, kemarin dia ketemu sodara lu itu. Kaya nya dia gil--"
Brak....
Tangan Diyaz memukul meja hingga membuat Renal terkejut bukan main. Wajah Diyaz sekarang ini benar benar diliputi oleh emosi. Dengan segera Diyaz berjalan ke sebrang dimana kelas Denial berada. Denial, orang itu menemui Adam. Siswa kasar yang sering memukul anak lemah menemui Adam. Langkah kaki Diyaz bergerak begitu cepat membelah lautan manusia yang sedang bermain atau sekedar berbincang di koridor kelas. Bahkan Ryan dan Hydan yang ingin menyapa Diyaz di hiraukan oleh lelaki tersebut yang membuat Ryan serta Hydan mengikuti langkah kaki Diyaz.
Seperti biasa nya, kelas Denial selalu berisik yang disebabkan oleh Denial. Kelas yang menurut Diyaz hanya berisikan anak anak sampah. Diyaz tahu tindakan nya saat ini dengan menyebut kelas IPS-2 sampah adalah salah. Tapi emosi Diyaz sudah menguasai diri nya. Mereka boleh membicarakan atau mencemooh Diyaz atau pun Adam tapi tidak dengan memukul Adam.
"woi anjing!"panggil Diyaz.
"wuih, ada apa nih anak pinter dateng ke kelas kita."sambut Denial.
"lu apain Adam?!"
"eh? Sodara lu beneran, ternyata Diyaz yang selama ini jadi primadona sekolah punya Sodara cacat! Gila lagi! HAHAHA!"
Tangan Diyaz menarik kerah baju Denial penuh emosi. Mata nya menatap nyalang Denial, Diyaz mendesis kesal. Ini yang Diyaz benci dari orang orang seperti Denial. Mereka semaunya sendiri, tidak memilki tatak krama yang baik, serta melakukan segala tingkah laku yang berberlok dari peraturan sosial tak tertulis tanpa tahu apa yang mereka akibatkan.
"jawab pertanyaan gua! Tolol apa enggak punya otak?!"
"wes Yaz, tenang dulu lah. Gua kan enggak ada masalah sama lo, lagian kasian juga lu punya sodara cacat kaya gitu. Gua cuma mukulin di--"
Bugh!
Kaki Diyaz menendang perut Denial begitu kencang hingga membuat Denial tersungkur beberapa langkah ke belakang. Sedangkan Denial sendiri sedang mendesis kesal sambil menahan sakit di perut nya. Tendangan Diyaz bukan main kencang nya untuk anak yang selama ini Denial kira lemah.
Tindakan Diyaz membuat suasana ricuh, Diyaz memukuli singa di teoritori nya yang memicu kemarahan singa singa lain. Karena hal itu, Hydan dan Ryan yang sedari tadi berdiri diambang pintu mengambil langkah nekat dengan melindungi Diyaz dari antek antek nya Denial. Kericuhan semakin parah, murid perempuan sudah memekik ketakutan sambil beruahan melindungi dari kericuhan yang terjadi.
Di tengah kelas, Diyaz dan Denial masing saling memukul. Tangan Diyaz melayangkan sebuah tinjuan ke wajah Denial hingga pemuda tersebut menubruk meja. Denial kewalahan, dia tidak menyangka Diyaz dengan tenaga yang luar biasa memukuli nya dengan membabi buta.
Disisi lain, Ryan menggunakan satu sapu untuk memukuli siswa yang ingin memukul nya. Tak lupa Ryan menggunakan bangku sebagai pelindung diri nya. Maaf maaf saja, tapi soal berkelahi, skill Ryan benar benar rendah berbeda dengan Hydan yang sudah berhasil memukul teman Denial yang membuat siswi siswi diam diam memekik kegirangan melihat wajah Hydan yang berkeringat serta sudut bibir membiru sambil memukul berandal sekolah. Bagi mereka, Hydan berubah menjadi seribu kali lipat lebih tampan.
Tangan Diyaz menarik kerah baju Denial, pemuda tersebut kalah. Dia sudah kesulitan melawan Diyaz.
"ini belum seberapa sama apa yang lo dan anjing anjing lo lakuin ke Adam."desis Diyaz.
"so-sorry Yaz, gua enggak ada maksud--"
Suara peluit yang begitu nyaring di telinga memberhentikan pertikaian yang ada didalam kelas. Pak Robani datang sambil berdecak pinggang, dia segera berlari menuju Diyaz menahan pemuda tersebut yang sepertinya tidak ingin memberhentikan aksi memukul wajah Denial.
"DIYAZ!"
"SINI ANJING! LAWAN GUA! PUKUL GUA KAYA LO MUKUL ADAM!"teriak Diyaz.
Berbeda dengan Diyaz, Hydan dan Ryan secara spontan berhenti bertengkar saat Pak Robani datang. Sebenarnya Hydan ingin melempar bangku ke orang yang tadi meninju wajah nya, tapi aksi nya segera di hadang Ryan yang memukul pelan bahu Hydan memakai gagang sapu.
Pak Robani di bantu oleh beberapa anak OSIS mulai membawa siswa siswa yang terlibat ke ruang BK. Ryan, Diyaz, dan Hydan berjalan berirongan menuju ruang BK. Sebetulnya Ryan cukup takut dengan ocehan ibu nya nanti jika tahu Ryan terlibat perkelahian tapi pasti ibu nya bisa Ryan rayu dengan tawaran Ryan menjadi babu rumah selama seminggu. Sedangkan Hydan terlihat biasa saja, dia sudah sering keluar masuk ruang yang menurut Hydan enak. Dingin cui. Beda lagi dengan Diyaz yang masih terlihat begitu kentara emosi nya.
Kejadian pertengkaran antara Diyaz dan Denial langsung merambat hingga satu sekolah mengetahui peristiwa tersebut. Banyak sekali yang terkejut, pasalnya Diyaz bukan lelaki yang terlihat bisa bertengkar apalagi selama ini kelakuan Diyaz jauh dari kata kasar. Berbeda dengan Hydan yang memang sudah terkenal sering kali bertengkar atau Ryan yang terlibat pertengkaran karena menjadi teman dekat Hydan.
Tidak ada yang Diyaz takut kan saat ini, Denial memang pantas mendapatkan hal tersebut. Mama selalu mendorong Diyaz untuk bertingkah sopan dan menghadapi semua masalah dengan kepala dingin. Tapi untuk yang satu ini, Diyaz benar benar harus memukul Denial karena pemuda tersebut tidak punya banyak ruang di otak nya untuk mencerna beratus ratus kata yang Diyaz keluarkan untuk memperingati Denial tentang Adam.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAKUNA ₍ₜᵣₑₐₛᵤᵣₑ ₀₂'ₛ₋₀₄'ₛ₎
Fanfiction[ᴸᵒᵏᵃˡ] Ft. Yedam Doyoung Haruto Jeongwoo Hidup tidak akan sempurna tanpa masalah. ᵂʳⁱᵗᵉʳ:ᵈˢᵗⁿᶻʰʳ ˢᵗᵃʳᵗᵉᵈ:²⁰²⁰/¹¹/⁴ ᶠⁱⁿⁱˢʰᵉᵈ:²⁰²⁰/¹²/⁵