2. Wedding

3.8K 219 8
                                    

Seperti biasa, jangan lupa vote sebelum membaca. Happy reading~

.

Pembeli mawar itu masih mencoba merasakan mawarnya, walau sudah memiliki goresan di kelopaknya. Pembelinya mencoba aroma yang begitu menggoda. Terlihat begitu rapuh dan butuh penopang kehidupan.

Jimin yang pertama terbangun pagi itu. Ia tersenyum menyadari Seulgi meringkuk dalam pelukannya. Gadis itu seperti anak kanguru yang tak bisa lepas dari kantung induknya. Tubuh mereka tertutupi oleh selimut tebal yang memberi kehangatan walau mereka sudah mendapatkan dari tubuh lawan masing-masing.

"Aku berhasil menjadi yang pertama untukmu?"

Jimin sedikit bergerak. Sangat pelan tidak ingin membangunkan Seulgi.

Diselundupkannya tangan yang bebas ke dalam selimut. Membelah selangkangan Seulgi, masih sangat sensitive padahal sudah mengangkanginya tadi malam. Tanpa sadar Seulgi menjepit tangan Jimin membuat pria itu terkikik geli. Ia masukkan satu jarinya ke dalam lubang Seulgi, benar saja gadis itu menggelinjang hebat merasakan benda asing memasukinya secara tiba-tiba.

"Nghh" Seulgi mendesah dalam tidurnya membuat kejantanan Jimin mengeras dan siap lagi padahal baru beberapa jam yang lalu mereka mengakhiri kegiatan semalam.

Bulu mata Seulgi yang lentik perlahan bergerak-gerak dan dengan lembut mata itu terbuka.

"Good morning" Jimin menopang kepalanya dengan tangan yang bertumpu pada siku. Menghadap Seulgi. Pria itu merendahkan wajahnya mendekatkan bibir mereka. Sebuah ciuman lembut namun lama kelamaan berubah lebih dalam dan menuntut. Memaksa Seulgi tidak hanya sekedar membuka mulutnya agar lidah Jimin masuk, namun juga membuat gadis itu mendesah.

"Nghhh tuanhhh Parkhh" lenguh Seulgi dahsyat ketika jemari Jimin tak berhenti bermain di lubang kewanitaannya berputar membuat Seulgi menggila di pagi hari.

"Ukhh panggilanmu sungguh hebat. Kau membangunkan adik kecilku sepagi ini."

Seulgi pikir tidak hanya wajah. Namun sekujur tubuhnya memerah karena ucapan Jimin melalui desahannya.

Jemari itu terlepas. Tubuhnya diterlentangkan dan kini berganti menjadi kejantanan Jimin. "Kau merasakannya? Kenapa selalu seperti ini setiap melihatmu tersenyum, mendengar suara merdumu memanggil namaku."

Sungguh Seulgi belum siap jika harus menerima Jimin lagi namun tidak bisa dipungkiri miliknya sudah basah akibat ulah jari Jimin sebelumnya.

"Akh" pria itu mengerang. Menahan pundak Seulgi, memasang pengaman dan mulai memasukkan kejantanannya menusuk lubang Seulgi semakin dalam membuat tubuh Seulgi yang menerima sensasi itu menggelinjang. Ini masih terlalu dini untuk memulai aktifitas seksual.

'Kenapa masih sempit padahal sudah kumasuki.' Batin Jimin menggeram kesal. Ia menahan umpatannya. Rasanya terlalu nikmat untuk keluar dari dalam diri Seulgi.

"Akhh" tidak butuh berlama-lama. Jimin masih ingat dia tidak bisa menyiksa perempuan ini. Hanya beberapa kali hujaman hingga ia mencapai puncak yang panas lalu melepaskan Seulgi dengan kecupan penuh pada bibirnya.

"Aku akan mandi lebih dulu."

Jimin bersiap lebih dulu. Sementara dia mandi dan selesai tidak lama kemudian keluar hanya dengan handuk di pinggang. Pintu kamar hotel berbunyi menandakan pesanan Jimin datang. Sambil lalu dia menyalakan televisi, lalu mempersilahkan pelayan hotel menyiapkan sarapan dan juga pakaian yang dia pesan.

Pria itu bersiap sendiri. Dipandanginya Seulgi yang masih terlelap. Entah kenapa rasanya belum puas percintaannya semalam dan pagi ini. Pria itu duduk di pinggir ranjang. Menggoyangkan tubuh Seulgi agar dia terbangun. Cukup lama hingga akhirnya Seulgi sadar.

𝙇𝘼𝘿𝙔 𝙍𝙊𝙎𝙀 [𝙈] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang