Vote sebelum membaca. Happy reading
.
Mawar itu masih berjuang agar bisa bertahan. Aromanya masih memikat, kelopak yang tidak terlalu sempurna namun warnanya tak berubah, tak ada duri, dia tidak menyakiti orang lain. Hanya memberi keindahan saja. Orang yang berhasil memilikinya sudah tentu akan menjaga bunga mawar itu.
Dia hanya seorang nona muda yang tidak tahu apa-apa. Terkurung di dalam mansion mewah seorang bos eksekutif. Hari-hari ia habiskan dengan belajar banyak hal dari para pelayan yang tak terhitung jumlahnya.
Empat bulan sudah Seulgi menjalani kehidupannya bersama Jimin. Ia mulai bisa tertawa lepas di dalam rumah. Seperti saat ini, duduk di sofa cream ruang televisi satu jam setelah keberangkatan Jimin. Ia tak mau mengganggu Ravi yang sibuk di belakang, dan memberi waktu untuk Jisoo beristirahat karena gadis itu baru saja terkena demam ringan. Orang-orang yang berlalu lalang terkadang ia sapa. Seulgi dikelilingi beberapa makanan fast food. Dia selalu banyak makan, tapi tubuhnya tetap saja indah. Memikat terlalu banyak orang, sementara Jimin semakin sibuk dengan pekerjaannya. Ia pulang larut malam, kadang malam hari ia habiskan di hadapan laptop. Ia beristirahat kala tubuhnya menginginkan Seulgi. Pria itu semakin nyaman di dekat sang mawar, walau sekedar sebuah pelukan sepanjang sisa malam.
Kembali lagi pada kondisi Seulgi, ponsel wanita itu berdering. Sebuah pesan dari Jimin membuatnya mengernyit.
'Seseorang akan datang ke rumah. Siapkan dirimu.'
Detik berikutnya ponsel Seulgi kembali berbunyi. Kali ini dengan nada yang berbeda. Panggilan dari Jimin.
"Ya?" Seulgi segera menyapa.
"Apa yang sedang kau lakukan sekarang?"
Wanita itu menaikkan alisnya. Ia yakin Jimin tak melihat itu. "A-aku? Aku sedang menonton."
"Acara kartun itu lagi huh?"
Tebakan Jimin benar karena beberapa kali Jimin pulang mendadak ke rumah menemukan Seulgi sedang menonton pororo sembari tertawa keras dan akhirnya wanita itu malu sendiri menyadari kehadiran Jimin.
"Kau benar tuan muda."
Sudah sejak beberapa bulan ini terkadang tanpa sadar Seulgi hanyut dalam percakapan Jimin. Ia melihat sisi lain Jimin, seorang pria santai yang sering menggoda.
"Aku akan menjemputmu nanti malam. Berdandan yang cantik, karena hanya akan ada kita berdua."
Pip
Sambungan terputus tanpa Seulgi memiliki kesempatan mengetahui maksud Jimin. Bukankah setiap malam memang hanya ada mereka berdua? Lantas apa maksud perkataannya, lalu bagaimana dengan pesan Jimin?
"Nona, tamu anda sudah tiba."
Itu Ravi, kepala pelayan itu mendekati Seulgi memberitahu tentang sosok seorang tamu. Ia mengangguk saat mengingat pesan Jimin. Seseorang itu mungkin adalah tamu 'ini'.
"Aku akan memanggilnya kemari."
Sekali lagi Seulgi begitu bingung. Ia kembali duduk setelah membersihkan sofa yang tadinya berantakan dengan remah cemilan.
Tidak butuh banyak waktu, Ravi kembali bersama seorang perempuan cantik. Rambut grey panjang dengan senyum yang begitu menawan. Perempuan itu bagaikan seorang model, kulit putih dengan aura yang ringan.
"Nona Seulgi? Perkenalkan, Lisa. Aku akan membantu membuat gaun untuk anda."
Tidak ada reaksi dari Seulgi. Mata bulatnya berkedip beberapa kali. Perempuan itu hanya tidak tahu harus bagaimana, ia tidak bisa menolak kedekatan yang dibuat perempuan bernama Lisa. Perempuan itu mendekati Seulgi sembari tersenyum. "Kau kaget? Suamimu memintaku menyiapkan pakaian untuk makan malam kalian."

KAMU SEDANG MEMBACA
𝙇𝘼𝘿𝙔 𝙍𝙊𝙎𝙀 [𝙈] ✔
FanfictionSeorang bos ambisius yang memaksa sang sekretaris untuk menikah dengannya guna menghindari deportasi dan memenuhi hasratnya yang terpendam. Di samping itu, masalah mulai berdatangan setelah memori masa lalu sang sekretaris muncul perlahan-lahan ke...