This is the last chapter. Happy reading. Don't forget to vote
.
.
.
Seulji segera berlari keluar dari ruangan. Melewati satu-satunya koridor di bangunan lantai dua tempatnya kini berada. Anak perempuan manis itu menangis, ia baru berhenti berlari ketika tiba di bagian belakang bangunan. Tepat setelah dia menuruni anak tangga."Apa kau di sana?"
Suara anak kecil mengejutkan Seulji, membuat tubuhnya menegang.
Sementara seorang anak laki-laki benar-benar mendekat dan bertanya kembali, "Kenapa kau menangis? Katakan padaku, aku tidak akan menyakitimu."
Aksen cadel yang dia miliki berhasil menarik perhatian Seulji, tapi gadis kecil itu masih menahan diri agar tidak sembarangan bicara dengan orang asing. Ia semakin mengeratkan kedua lututnya agar merapat. Begitu juga dengan wajahnya yang tenggelam di antara lutut.
"Hei. Namaku Sehun. Oh Sehun. Aku berusia lima tahun. Aku baru saja mengambil kelas persiapan bunga matahari, dan kau? Siapa namamu?"
Perkenalan itu begitu singkat, terdengar menyenangkan bagi anak kecil seperti dirinya.
Ketika dia merasa telah memiliki ikatan, tubuhnya bergerak seolah menyambut kehadiran Sehun kecil. Menjadi begitu dekat dan tanpa sadar menyebutkan namanya.
"Seulji." Terdengar begitu manis saat nama itu meluncur dari bibir kecilnya.
Ketika dia tidak mengetahui banyak hal, saat itu ada satu hal yang selalu dia inginkan. Tidak perlu menunggu hingga dunia berhenti berputar, segera dia mendapatkannya. Dia telah memiliki pertemuan yang menyenangkan.
"Seulji? Jadi kau salah masuk kelas? Boleh aku duduk di sebelahmu?" bocah lelaki itu memastikan. Dia kembali bertanya tapi lebih memilih meminta izin untuk duduk bersebelahan agar menghapus jarak di antara mereka. Tapi jarak itu kemudian benar-benar terhapus.
Tidak pernah ada yang menyangka jika pertemuan hari itu kemudian berlanjut. Benar saja, mereka seperti memiliki ikatan dan sebuah perjanjian di mana tidak sembarang orang bisa bergabung dan masuk ke dalam dunia mereka.
"Aku sedikit takut untuk melewati pelajaran pertamaku," gadis itu mengadu tapi kemudian Sehun kecil memilih semakin menggeser tempat duduknya. Ia tidak hanya duduk tapi juga memeluk anak perempuan itu.
Pertama kali Seulji dipeluk seseorang selain keluarga dan dokter di rumah sakit. Dia menjadikan orang asing ini sebagai seseorang yang menyenangkan. Membiarkan kedekatan mereka terasa begitu manis.
-
"Aku hanya akan kemari di hari Senin."
Hari itu, Sehun membolos kelas dan dia menghabiskan waktu bersama Seulji. Hanya duduk di kebun bunga matahari yang ada di belakang bangunan. Sejak saat itu dan setiap hari Senin dia akan bertemu Seulji. Gadis kecil itu setahun lebih tua darinya. Dia punya kembaran yang memiliki kelas dengan empat hari lebih banyak dari Seulji.
Mereka kembar identik, namun Seulgi tidak tahu mengenai Sehun dan begitupun Sehun tak pernah berteman dengan Seulgi. Entahlah kenapa dia bisa membedakan Seulji dan Seulgi walau mereka kembar identik di mana pengajar saja tidak tahu.
Awalnya perjanjian kelas satu hari itu adalah milik Seulji dan Seulgi. Sampai akhirnya ketika Sehun bertanya.
"Kenapa aku hanya bisa melihatmu di hari Senin?"
"Karena Ayah terlalu lelah untuk berkunjung ke rumah sakit saat hari Senin. Dia sudah menginap selama akhir pekan bersamaku."
Jawaban itu kemudian menimbulkan pertanyaan lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝙇𝘼𝘿𝙔 𝙍𝙊𝙎𝙀 [𝙈] ✔
FanfictionSeorang bos ambisius yang memaksa sang sekretaris untuk menikah dengannya guna menghindari deportasi dan memenuhi hasratnya yang terpendam. Di samping itu, masalah mulai berdatangan setelah memori masa lalu sang sekretaris muncul perlahan-lahan ke...