Tidakkah malam terlalu ramai. Suara gemuruh langkah kaki mengikuti sirine ambulans. Terdengar seperti kabar buruk. Tidak ada hal baik dengan mobil ambulans yang melaju membelah jalanan.
Di dalam mobil putih yang terus saja melaju itu, Jimin masih sadarkan diri. Darah masih mencoba menerobos balutan kain kasa yang telah menempel di bagian kepala. Ia yakin beberapa pecahan kaca masih menempel. Tapi ia masih punya kesadaran. Sedangkan perempuan yang tadi ia coba lindungi, wanita itu terbaring tak sadarkan diri. Ia mengumpat pada apapun. Jimin berani bersumpah dia akan mencari orang yang berani melakukan ini. Jika saja dia tidak kembali dengan Seulgi, tak bisa ia bayangkan bagaimana perempuan itu akan melewati hari-hari selanjutnya.
Menggenggam erat jemari Seulgi, berkali-kali ia menghujami wanita itu dengan ciuman dan bujukan agar dia sadar kembali. Gaun mewah yang baru saja diselesaikan beberapa jam lalu telah terlihat tidak terlalu baik. Tubuh Seulgi juga setengah terbungkus jas Jimin.
Mereka tiba di rumah sakit. Dokter UGD telah menunggu setelah mendapat kabar sebelumnya. Seulgi menjadi yang pertama harus mereka selamatkan karena perintah Jimin.
Dia sudah menjadi seorang bos sejak lahir ke dunia ini. Semua keinginan selalu terpenuhi, begitulah Jimin tumbuh setiap harinya. Sekarang Ia hanya ingin Seulgi selamat dan sadarkan diri.
Setengah jam sudah Jimin terduduk di koridor rumah sakit. Sosok Taehyung muncul dengan napas terengah-engah. Masih dengan pakaian kasual, ia baru saja selesai mandi dan mendapat kabar buruk. Padahal sebelumnya Jimin menghubungi, semua terdengar baik-baik saja.
Tidak langsung mendekati Jimin, pria itu memilih mengintip ke dalam ruangan. "Dokter telah setengah jam di sana bersamanya," suara berat Jimin menyadarkan Taehyung.
UGD
Separah itukah kecelakaan yang mereka terima sampai Seulgi harus dikerumuni dokter dan perawat sebanyak itu? Setengah jam?
Taehyung duduk di sebelah Jimin. Mengamati tubuh pria sipit yang hanya diberi pengobatan seadanya. Pandangannya menangkap sosok seorang perawat yang menunggu beberapa meter dari tempat mereka. "Kupikir lukamu juga harus dirawat Jimin."
Jimin masih menundukkan kepala. Matanya nyalang menatap lantai koridor rumah sakit. Meremas jemari yang saling bertautan. Sesekali ia berkirim pesan, mengabaikan ucapan Taehyung yang terdengar tidak penting baginya.
"Aku yakin polisi akan bekerja menyelidiki sumber kecelakaan itu."
Ia berhasil mendapatkan perhatian Jimin dengan satu kalimat pendek. "Aku akan menjaga Seulgi untukmu."
"Tidak. Aku akan menunggu sampai dokter selesai."
Helaan napas berat meluncur begitu saja. Taehyung melambaikan tangannya pada perawat yang sejak tadi menunggu persetujuan Jimin. "Kemarilah. Kau bisa mengobatinya di sini."
Dia seorang perawat pria bertubuh mungil. Berjalan takut-takut mendekati Jimin. Setengah berjongkok dan meletakkan nampan berisikan peralatan medis. "Setidaknya biarkan dia merawat lukamu."
Dengan kata-kata Taehyung, tidak ada penolakan dari Jimin. Sesekali ia meringis saat alkohol menyapa luka gores di kulitnya.
-
Mawar itu dijatuhkan dari tempatnya. Seseorang menyenggol vas kaca dan membuatnya ikut meluncur ke bawah. Pecahan kaca menyakiti beberapa kelopaknya.
Sang pemilik tampak marah pada orang yang telah berani menyentuh mawarnya. Tidak peduli pada punggung yang menjauh itu, ia lebih peduli pada mawarnya. Segera mengambil vas baru dan mengisi ulang air, ia kembali meletakkan mawar indah itu di tempatnya. Hidungnya mengendus aroma mawar yang masih tak berubah.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝙇𝘼𝘿𝙔 𝙍𝙊𝙎𝙀 [𝙈] ✔
FanfictionSeorang bos ambisius yang memaksa sang sekretaris untuk menikah dengannya guna menghindari deportasi dan memenuhi hasratnya yang terpendam. Di samping itu, masalah mulai berdatangan setelah memori masa lalu sang sekretaris muncul perlahan-lahan ke...