Action

389 66 1
                                    

"Sejak kapan kau jadi suka football? Padahal dulu aku sering mengajakmu menonton tapi selalu kau tolak."

Disinilah Mina sekarang. Duduk di sebuah kafe berhadapan dengan Dahyun sedang tersenyum manis padanya. Tidak ada yang berubah dari anak ini walaupun status hubungan mereka berbeda.

Selesai pertandingan, mereka berempat memilih untuk memencar. Ketiga rekan Mina mengikuti komplotan bertato yang katanya akan melakukan pertemuan. Mau tidak mau Mina menurunkan egonya untuk menyapa sang mantan. Lagipula ia juga ingin menanyakan ada urusan apa Dahyun dengan orang itu?

"Ah, aku kesini dengan teman timku. Tenang saja tidak ada kakakmu disini."

"Kau kenal orang yang duduk di bangku VVIP itu?" Tanya Mina tanpa basa-basi.

"Eh?"

"Orang yang kau sapa tadi, kau kenal?"

Pertanyaan dadakan Mina awalnya membuat Dahyun bingung lalu terdiam.

Di sisi lain, Mosaji sudah berada di sebuah casino yang ada di pusat kota. Beruntung walaupun mereka terpisah mereka masih bisa berkomunikasi lewat airbuds yang terpasang tersembunyi di telinga masing-masing.

"Aman. Move." Jihyo memberikan tanda pada kedua koleganya untuk melangkah masuk. Semakin dalam ruangan yang mereka lewati semakin remang pula pencahayaannya sedikit menyulitkan mereka.

Bagi Momo ini pertama kalinya jika Jepang ternyata memiliki tempat sekelas ini. Meja yang dipenuhi uang, para pria perut buncit dengan pakaian elitnya tengah ditemani oleh banyak wanita seksi yang tentunya pasti lebih cantik darinya. Bau alkohol yang semakin menyengat di hidungnya membuatnya pusing.

"Maaf dilarang masuk." Seorang penjaga langsung mencegat didepan pintu yang bertuliskan suite room.

"Kenapa kami tidak boleh masuk?" Tanya Sana tidak terima.

"Apa kalian memiliki tanda pengenal? Kalian harus menunjukkannya."

Sangat mustahil mereka membagikan tanda pengenalnya mereka. Bisa-bisa misi rahasia ini terbuka kedoknya. Alhasil mereka pun menyerah.

"Bagaimana ini?" Tanya Sana kesal setelah ditolak mentah-mentah.

Ketika mereka sedang mencari cara agar dengan mudah memasuki ruangan tersebut seorang pelayan melewati mereka bertiga membawa makanan dengan kereta dorong keluar dari ruang tersebut. Hal ini mendorong sebuah ide dari Jihyo.

"Tenang, kita tetap bisa masuk tanpa harus menunjukkan identitas kita."

Awalnya Momo dan Sana kebingungan namun 10 menit setelahnya, mereka bertiga sudah berganti pakaian menggunakan seragam pelayan. Tidak lupa pula masing-masing membawa kereta makan dorong.

Berhasil masuk mereka langsung dipertemukan dengan perkumpulan itu. Target utama tugas hari ini. Mereka kompak menghela napas panjang sebelum memulai peran mereka menjadi pelayan.

"Kudengar saham yang dimiliki Im-perfect sedang baik ya?" Salah satu dari orang yang mengelilingi meja judi itu memulai pembicaraan.

"Direktur Im hebat juga ya."

"Dia bahkan bisa membawa dua kedubes negara sekaligus untuk bermain di permainannya."

"Hei apa kalian tahu? Semakin tinggi pohon, semakin kencang angin yang berhembus."

"Apa maksudnya?"

"Bodoh! Itu artinya banyak yang mengincar kesuksesannya."

"Hah! Itu tidak akan terjadi. Setelah teror yang didapatnya, belum lagi modelnya yang bermasalah karena skandalnya dengan musisi berandal Korea itu, sahamnya pasti akan terjun bebas. Tinggal menunggu waktu saja jatuh."

J's AngelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang