404 Not Found

308 58 3
                                    

"Bibi dumpling gorengnya satu lagi ya!" Teriak Momo. Perasaannya saat ini sangat senang sambil menyeruput jjajangmyunnya.

Setelah selesai dengan kegiatan busking dadakan mereka, Misamo langsung menuju tempat makan. Pilihan mereka jatuh restoran makanan China untuk mengisi perut mereka.

Sang pemilik restoran geleng-geleng keheranan melihat porsi yang mereka pesan. Porsi yang bahkan sekelompok laki-laki saja belum tentu habis.

Meja mereka sudah penuh membuat pelayan yang membawa pesanan Momo bingung ingin taruh dimana.

"Sini, Bi." Momo mengambil dari tangannya. "Terimakasih!"

"Lihat wanita ini, ternyata dia yang paling banyak menghabiskan makanannya." Sana menatap Momo dengan pandangan takjub sekaligus prihatin.

"Aku sudah bekerja keras untuk mengumpulkan uang. Tentu aku harus menikmati hasilnya."

Sana ingin mengambil satu dumpling yang baru datang namun gerak tangannya langsung dihentikan Momo. "Singkirkan tanganmu, ini punyaku."

"Cih!" Sungut Sana.

Mina yang melihat itu kemudian menaruh dumpling miliknya ke piring Sana membuat sang pemilik menoleh kaget.

"Makanlah."

"Yeay!" Sorak Sana senang. "Memang hanya Mina yang paling baik."

Momo hanya mengangkat kedua bahunya, tidak peduli. "Kau juga harus makan Mina-san. Seharian perutmu kosong."

"Perutku langsung kenyang melihat kalian makan dengan lahap." Gurau Mina. Ia memang makan tidak sebanyak mereka berdua. Semangkuk jjajangmyun sudah lebih dari cukup.

"Wah tidak kusangka rasanya seenak ini. Biasanya hanya bisa kulihat di drama-drama saja." Komentar Momo.

"Kau harus mencoba ayam goreng Korea, Momo-san. Kau tidak akan menyesal." Sana ikut menimpali.

"Kau sudah pernah mencobanya?"

"Saat aku kesini untuk festival film."

Momo ber-oh ria. Ia kemudian beralih pada Mina yang sedari tadi diam menyimak. "Kau,"

"Hm?"

"Sejak kapan kau belajar balet?"

Pertanyaan Momo membuat Sana yang sedang meneguk kuah jjampong tersedak. "Kau bisa balet?!"

Mina menghela napasnya kemudian mengangguk pelan.

"Woahh," Sana bertepuk tangan setelah tahu fakta baru tentang koleganya. "Tidak heran kau menari dengan sangat keren tadi."

"Sampai sekarang kau masih ikut kelas balet?" Tanya Momo berlanjut.

Mina menggeleng. "Kakiku pernah cidera berat saat umur 14 tahun. Sejak itu aku memutuskan berhenti."

Momo dan Sana kompak mengangguk paham. "Begitu rupanya."

"Lalu..bagaimana bisa kau sekarang menjadi seorang gamer? Tidak ada hubungannya sama sekali dengan balet dan menari." Giliran Sana yang bertanya.

"Selama pemulihan aku tidak bisa kemana-mana. Tidak bisa melakukan banyak hal juga di atas tempat tidur. Jadi aku lampiaskan saja lewat bermain game."

"Dan secepat itu kau bisa langsung mahir?!"

"Pemulihanku 5 tahun, Mo."

"Ahh.." Cengir Momo. "Oya atlet yang kau temui saat kita menonton football itu siapa? Kekasihmu?"

Mina tertohok. Ia tidak menyangka Momo akan menanyakan soal Dahyun padanya.

"Iya, sejak awal aku ingin menanyakan hal ini padamu. Kalian terlihat sangat dekat. Ia juga sepertinya anak yang lucu untuk ukuran seorang atlet football."

J's AngelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang