Malfoy Manor

4.5K 647 6
                                    

Draco Pergi meninggalkan aku, Dia pergi menjalankan misi yang sangat berbahaya demi melindungi aku sekarang... aku merasa sangat tidak berguna, aku takut Draco tidak berhasil dalam tugasnya dan mungkin saja Ia terbunuh, tetapi jika Ia berhasil bukankah Dunia akan hancur dan Voldemort kembali memerintah?

Entah bagaimana caranya, awalnya aku sudah berhasil membencinya dan melupakannya, tetapi semuanya kembali berubah sekarang. Aku kembali memikirkannya dan aku sangat takut kehilangannya.

Draco bodoh itu... bagaimana bisa kelemahannya adalah diriku?? Sehingga Voldemort dapat menggunakanku mengancamnya.

Disini di Sell penjara Malfoy Manor aku hanya duduk sambil meringkuk ketakutan, tak ada mantra yang dapat berguna disini, juga tongkatku tidak sempat kuambil, karena Pansy menyerangku saat aku tertidur. aku Hanya bisa berpasrah seseorang akan mengeluarkanku. Atau Draco akan kembali dan mengambilku.

Dari Sell ini aku mendengar suara suara gaduh diatas yang disebabkan oleh para pelahap pelahap maut, entah apa yang mereka lalukan aku yakin mereka akan menyiapkan perang dengan para orang orang yang menentang Voldemort.

Siang hari, tiba tiba aku mendengar suara Sell depan terbuka, membuat badanku langsung bergetar ketakutan, seseorang yang paling aku takuti sekarang muncul dihadapanku. Dan Dia adalah

Bellatrix lestrange.

"Well well... sudah lama sekali aku ingin berbicara denganmu kau tau??" Ucapnya begitu Ia menampakkan dirinya dihadapanku.

Aku hanya bisa terdiam sambil terus begetar, Bellatrix mulai mendekatiku dan aku sebisa mungkin bergerak menjauh,tetapi sebenarnya semua percuma Ia akan tetap mendapatiku.

Bellatrix menjabak rambutku lalu menariknya keatas.
"Katakan.. apa Dumbledore menyiapkan perlawanan??" Tanyanya sambil tetap menjambak rambutku.

Aku mengiris kesakitan, dan tanganku memegangi tangan Bellatrix agar Ia berhenti menarik rambutku.

"JAWAB" teriaknya lagi kali ini.

"Aa.. aku tidak tahu" Jawabku sambil terus kesakitan.

"Mungkin Crucio akan membuatmu menjawabnya" ucap Bellatrix dan Ia melepaskan jambakkannya hingga membuatku terjatuh kelantai.

Segera setelah aku terjatuh Ia mengarahkan tongkatnya kepadaku, lalu merapalkan mantra

"Crucio"

"AAAAAKKKKKKKKKKAKK" aku berteriak kesakitan, seakan akan seperti ribuan pedang menusuk nusuk seluruh tubuhku.

Bellatrix berhenti dengan mantranya, membuatku bersyukur, tetapi seluruh tubuhku terasa sangat lemas sekarang, dan setiap aku menggerakannya barang sedikit, itu akan terasa sangat menyakitkan.

Nafasku terengah engah karena mantra kutukan itu, sungguh itu adalah Mantra penyiksa yang paling kejam yang ada didunia.

"Jawab atau kau akan merasakannya lagi" ancam Bellatrix.

Aku hanya diam, lantaran akupun tidak pernah mengetahui hal hal apapun.

"Ohh begituu, baiklah" ucap Bellatrix lalu Ia mengarahkan tongkatnya lagi kepadaku.

"Cruc-"

"Bella Hentikan!"

Ucapannya terpotong karena tiba tiba Narcissa Malfoy masuk dan menghentikan Bellatrix dari kegiatan menyiksaku.

"Ingat Draco menginginkannya dalam keadaan utuh" ucap Narcissa pada Bellatrix.

"Huh baiklah.. sehari sekali tidak akan membuatnya gila bukan?" Balas Bellatrix lalu Ia meninggalkan Sell ini

Narcissa kemudian melihatku dengan sangat prihatin, Ia menghampiriku dan membantuku naik keranjang yang ada di sell ini.

"Kau hanya akan membiarkan Draco Mati" Ucapku padanya dengan sangat lemah.

Ia hanya menatapku lalu membuang mukanya prihatin, aku tau didalam dirinya Ia juga tak tega melakukan itu semua.

"He's just a boy" ucapku lagi.

Narcissa tidak memperdulikannya dan dengan segera Ia meninggalkan Sell ini.

. . .

Sudah tiga hari aku berada disini, setiap Harinya Bellatrix akan datang dan memberikanku kutukan Cruciatus untuk membuatku berbicara tentang pasukan penentang Voldemort. Tak peduli bahwa aku sudah memberitahunya, bahwa aku tidak tau.

Setelah siksaan berhari hari itu aku benar benar tidak kuat menggerakkan tubuhku sekarang, jangankan berdiri, untuk menggerakan jari jariku saja rasanya sangat ngilu disekujur tubuhku.

Bellatrix kembali lagi hari ini, aku sudah tak dapat menahannya, mungkin kali ini aku benar benar akan mati atau menjadi gila.

Ia merapalkan mantranya padaku, tetapi hari ini aku beruntung, karena aku lebih dulu kehilangan kesadaranku sehingga aku tak lagi merasakan rasa sakit tersebut.

. . .

"Roe.. bangunlah kumohon.."

Suara itu sangat familiar ditelingaku. Segera setelah itu aku membuka mataku dengan perlahan dan melihat wajah Draco yang sangat kacau, dan Ia menangis.

"Ahh.. syukurlah kau bangun" ucapnya lagi.

"D..Draco"

"Aku disini aku disini, tak ada lagi yang akan menyakitimu sekarang..."

Draco membopong tubuhku keluar dari sell ini, lalu Ia membawaku kekamarnya, aku digeletakan dikasurnya dan setelah itu Ia membiarkan Narcissa mengobati dan mengurusku. Itu yang terakhir kuingat sebelum akhirnya aku kembali tak sadarkan diri lagi.

. . .

Aku kembali terbangun kali ini dengan keadaan sangat bersih dan banyak sekali perban yang melilit ditubuhku akibat luka luka dari kutukan tidak termaafkan itu.

Langsung setelah aku sadar mataku langsung mencari keberadaan Draco, dan ternyata dia berada disampingku tertidur sambil melingkarkan tangannya diperutku seakan akan Ia menjagaku.

Tak lama setelah itu Draco terbangun, lalu Ia langsung beranjak dan bangun dari kasur.

"Roe... akhirnya kau bangun, aku kira aku kehilanganmu, kau sudah 1 minggu tidak sadar. Minumlah agar kau cepat pulih" ucap Draco seraya memberikan botol ramuan padaku.

"Drac.. apa kau membunuhnya..?" Aku tak memperdulikan lagi fakta bahwa aku tidak sadar selama satu minggu tersebut, dan langsung bertanya saja mengenai misinya itu

Draco hanya terdiam lalu memalingkan wajahnya.

"Jawab Draco!" Mintaku lemas.

"Tidak... tetapi snape membunuhnya, Ia menggantikan ku.. ta..tapi semua aman sekarang aku janji tak akan ada lagi yang menyakitimu" jawab Draco.

Snape?? Bagaimana bisa?? Jelas jelas dia berpihak pada the orde of phoenix! Sungguh dunia sudah terbalik sekarang.

"Tak ada tempat yang aman, selama Voldemort hidup" balasku dengan penuh ketakutan.

Draco hanya terdiam tak bisa menjawab, Ia juga mengetahui hal ini tetapi memutuskan untuk berpura pura bahwa semua akan baik baik saja.

Draco memelukku lembut saat itu, lalu Ia menangis di pelukanku.

"Maafkan aku Roe, aku membuatmu menderita" lirihnya.

Aku berusaha menggerakkan tanganku lalu menepuk nepuk punggung Draco.

"Maafkan aku jugaa yang ternyata tak bisa memberikanmu pilihan"

Choice's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang