9

6.2K 888 68
                                    

Haii, hehe maaf lama gais, semoga kalian suka sama cerita ini Aamiin, klik bintang sebelum Srcoll.

-HAPPY READING-










📉📉📉

Kamu menelfon jake buat mengurus Schedule Chenle hari ini karna Chenle tidak bisa pergi ke kantor sekarang.
Kamu mencari kontak jake dan dengan segera menelfon laki laki keturunan australia itu

Tut

'Halo Jake.'

'Iya (y/n), kenapa?'

'Gue boleh minta tolong?'

'Boleh, tolong apa?'

' Tuan chenle sakit, bisa urusin schedule dia hari ini?'

Terdengar decakan kecil dari sebrang sana

' kenapa?' Tanyamu sedikit bingung saat mendengar jake berdecak di sebrang sana

'Gak papa, dia sering gak peduli sama kesehatannya, dan dalam sebulan dia udah sakit hampir 4 kali'

Kamu yang mendengarnya langsung terkejut

'Serius?'

'Iyaaaaa, ya udah deh ntar gue reschedule jadwalnya Tuan chenle'

'Yaaa,thanks jake'

'No problem'

Tut.

Kamu langsung meletakan kembali handphonemu di nakas meja dan berjalan ke arah dapur. Mungkin bubur bisa sedikit mengganjal perutnya yang kosong.

Tidak perlu waktu lama- sebenernya lama, bubur yang baru saja matang kamu langsung tuang kedalam mangkuk,menaruhnya di nampan dan tidak lupa dengan teh hangat yang kamu buat tadi.

Kamu membawanya ke kamar chenle lalu meletakannya di nakas meja chenle,tanganmu meraih selimut yang menutupi Chenle dari muka lalu menatap wajahnya yang tengah tertidur.

"Tuan?" Kamu memanggilnya tapi Chenle belum juga terbangun.

"Tuan?" Memanggilnya sekali lagi tapi masih belum bangun, tanganmu tergerak menyentuh keningnya dan

"Astaghfirullah" tubuhnya sangat panas, bahkan setara dengan panasnya hotpack. Kamu langsung mencari termometer untuk mengecek suhu badannya.

"HING? 39,5?" kamu langsung melepaskan termometer dari mulutnya chenle dan mengangkat tubuh pria itu menjadi duduk.

"Jangan ganggu gue, gue lagi pusing" gerutu Chenle sembari memegang kepalanya.

"Anda demam" ujarmu sembari melonggarkan dasi yang masih ada di leher chenle.

" ya udah, tolong panggil mamih aja minta tolong kerokin" ujar chenle yang membuatmu bingung.

"Tapi Mamih sedang pergi keluar untuk menemui temannya tuan" ujarmu yang membuat Chenle menatapmu sayu.

"Berarti lo aja" kamu yang mendengar itu langsung menggeleng cepat tanpa sadar.

" lo mau gue sakit terus? Lagian gak gue apa apain ini" keluh Chenle sembari membuka jasnya. Kamu yang masih bingung hanya mengangguk lalu mengambil minyak kayu putih dan juga koin 1000 an.

"Jangan pake koin, pake bawang" ujar chenle yang membuatmu tertawa

"Bawang? Tuan,anda sudah besar masa pakai baw-"

"Koin sakit" ucapnya padat dan jelas yang membuatmu terdiam, rasanya kamu ingin tertawa dengan keras. Bagaimana bisa orang berwibawa seperti dia saat sakit menjadi seperti anak kecil.

Secretary Or Wife [Chenle]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang