Doyoung baru saja pulang dari rumah sakit menuju rumahnya, sebelum itu dirinya akan mengantarkan sang tunangan pulang ke rumahnya.
"Mau mampir?" Ujar sang pacar pada Doyoung
Doyoung mengelus kepala Sejeong dengan sayang. "Gak usah aku mau pulang aja." Jawab Doyoung.
"Oh iya undangannya cukup?" Tanya Sejeong lagi
"Udah cukup kayanya, gak terlalu banyak kecuali kalo undangan kita nikah." Ujar Doyoung menggoda sang pacar.
"Yeuu masii lama." Ucap Sejeong
"Siapa bilang, mau aku perjelas lagi? Tersisa 1 bulan 4 minggu 28 hari 672 jamㅡ"
"Cukup, udah jelas tuan kim Doyoung." Sela Sejeong pada Doyoung
Doyoung terkekeh "Ya udah gih masuk." Suruh Doyoung pada sejeong
"Iya, hati hati pulangnya." Pesan Sejeong pada Doyoung
Doyoung tersenyum lalu mengangguk, Sejeong turun dari mobil Doyoung lalu menunggu sang pacar pergi dari depan rumahnya.
Buktinya Doyoung itu sangat mencintai Sejeong sebagaimana Doyoung mencintai Mamihnya ㅡUma.
Doyoung kembali ke rumah melihat mu dengan Chenle yang tengah duduk berjauhan diujung sofa ruang keluarga langsung menghampiri kalian berdua.
"Dek, (y/n) ini undangan buat kalian berdua, sekalian ajak temen kalian juga buat ke pesta besok malem." Ucap Doyoung pada mu dan Chenle
Kalian berdua mengangguk lalu mengambil 9 undangan yang ada ditangan Doyoung. Kamu mengambil 3 dan Chenle mengambil 6 undangannya.
"Kalo gitu gue duluan ya ke atas, jangan malem malem nonton TV nya, takut kelewat." Ucap Doyoung usil lalu berjalan menuju kamarnya
Kamu dan Chenle saling bergidik ngeri atas ucapan Doyoung tadi, kamu langsung lari ke dalam kamar karna takut.
Chenle sendiri hanya menggeleng, lalu bangkit dari duduknya pergi menuju kamarnya setelah mematikan TV.
▪▪▪
Hari ini kamu sedang disebuah Cafè bertemu dengan kedua sahabatmu yang saat ini sedang berkumpul.
"Udah dong Yii jangan nangis, kita jadi sedih liat lo nangis kaya gini." Ucap Yena sambil mengelus pundak cewek itu
"Gue sakit hati hikss..." ujarnya berulang ulang
Saat ini cewek itu sedang menunpahkan rasa sedihnya pada mu dan Yena, entah apa yang membuat Yiyang tiba tiba menangis saat bertemu dengan kalian.
"Lo gak mau cerita? Kenapa lo bisa nangis kaya gini?" Ujarmu pada Yiyang
"Gue... gue ternyata cuman dianggap adiknya kak Mark dan gak lebih hikss.. gue kira dia beneran sayang sama gue, gue kira dia bakalan nembak gue setelah deket selama ini, ternyata gue baru tau kenapa alasan dia gak pernah peka sama kode yang gue kasih." Ucap Yiyang tersendu sendu
"Ternyata dia udah punya pacar hiks hiks..." lanjut Yiyang yang bersusah payah menahan tangisnya
"Oke oke, kita paham, tapi lo jangan nangis lagi ya, kita sedih liat lo nangis kaya gini, lo masih ada kita." Ucap Yena menyemangati Yiyang
"Iya Yi, mungkin kak Mark emang bukan jodoh lo, jadi jangan lo ambil hati, mungkin yang terbaik sekarang lupain dia, lo gak pantes nangisin orang kaya kak Mark." Imbuhmu

KAMU SEDANG MEMBACA
Secretary Or Wife [Chenle]✔
Короткий рассказBercerita tentang kamu dengan laki laki keturunan china itu, yang merecrutmu sebagai sekertaris aka istri. "Status lo emang sekertaris, tapi bagi gue lo kaya istri gue"- Zhong Chenle - Sijeuni? Bucin Chenle? Sini merapat! Jangan lupa Follow sebelum...