Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Perasaan Jeno kacau sejak membaca artikel panas yang tengah diperbincangkan para netizen. Telapak kakinya naik turun, tidak bisa diam. Dia gugup. Satu tangannya memegang ponsel, menempelkannya di telinga.
Iya, Jeno sedang menelepon Yeji.
Sebagai seorang cowok, sudah semestinya memastikan kondisi Yeji baik-baik saja. Karena Yeji bakal jadi pihak yang merugi sebagai akibat peluncuran artikel tersebut.
Untuk kesekian kalinya Jeno menekan tombol telepon pada nomor Yeji. Tetapi ponselnya mati. Jeno tidak tahu apakah mental Yeji down sampai-sampai menghiraukan ponsel atau baterai ponselnya habis.
Daripada membuang waktu dengan menerka-nerka tidak jelas, Jeno lebih memilih untuk pergi ke rumah utama Yeji menggunakan mobilnya. Mengemudikannya dengan kecepatan penuh.
🕰️
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pemotretan akhirnya berakhir tepat pukul 7 malam. Trika sudah pulang sejak beberapa menit lalu. Yeji berterima kasih pada para staf baru kemudian mencari sosok seseorang.
Kara.
Loh? Kemana perginya Kara? Pikir Yeji setelah meneliti tiap sudut studio namun tak menemukan cowok itu.
Jarinya bergerak menekan tombol di samping ponselnya, namun layar ponsel itu tetap hitam. Kayaknya baterainya habis.
Yeji mengangkat bahu. Dengan acuh memasukkan ponsel ke dalam tas mehongnya.
Palingan Kara kasih kabar lewat pesan. Begitu asumsi Yeji.
Yah, hipotesis Yeji nggak sepenuhnya salah. Kara memang meninggalkan pesan sebelum dia pergi.
Yeji menarik napas panjang, menikmati sejuknya angin yang berhembus. Cewek itu suka suasana tempat ini. Seakan masalahnya menghilang perlahan, tergantikan oleh perasaan damai barang sejenak.
Cara hidup seperti itu yang Yeji inginkan. Kehidupan yang damai, tinggal di rumah sederhana yang letaknya jauh dari hiruk pikuk kota. Meninggalkan barang-barang modern dan hidup apa adanya. Membayangkannya saja sudah membuat Yeji bahagia.