Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jika Nancy harus memilih antara menjadi pengecut tapi dirinya merasa aman atau menjadi pemberani, dia sudah pasti memilih menjadi pemberani. Karena tidak ada kata mundur dalam kamus seorang Nancy Beryl Abqari.
Buktinya sekarang dia berani pergi ke kampus setelah mengambil cuti sebulan full karena suatu masalah. Dia tidak mau repot-repot memikirkan pendapat orang tentangnya, karena ya buat apa? Itu hak mereka mau menganggap seorang Nancy seperti apa.
Nancy pergi dengan hanya mengenakan atasan crop dan jeans pendek. Simply, tapi bikin nyaman. Jadi why not? Begitu kata Nancy.
Kampus sepi siang ini, mungkin karena matahari bersinar terlampau terik. Mereka lebih memilih diam di tempat teduh daripada terpapar sinar uv yang bisa membakar kulit.
Kalau Nancy sih bodo amat. Toh, dia bisa langsung terbang buat perawatan di Korsel kalau perlu.
Karena kelas dimulai sore nanti, Nancy memutuskan untuk ngadem dulu di perpustakaan—tepatnya di ruang khusus. Iya, dia juga salah satu dari 10 mahasiswa penting.
"Long time no see, Mr. Diwangsa." Nancy mencoba menyapa Jeno yang sedang berdiri dengan buku di tangan namun matanya menatap arah lain.
Jeno kaget, tapi masih bisa menguasai diri. "Nancy? Apa kabar?" Saking antusiasnya Jeno sampai tidak sadar kini Yeji telah meliriknya dengan tatapan horor.
"Good. Lagi baca?" Pertanyaan terbodoh yang pernah keluar dari bibir Nancy.
Jeno mengangguk, mengangkat buku di tangannya.
Senyum Nancy tertarik. "Tapi lo bacanya kebalik."
Mata Jeno langsung melotot kaget. Mengalihkan pandangan ke buku di genggamannya. Benar apa kata Nancy, buku yang dia baca terbalik. Jeno menatap Nancy lagi, lantas kekehan mengalun.
"Ada-ada aja."
"Lo sendiri lagi ngapa—" kalimat Jeno terinterupsi dering ponsel. Mau tak mau cowok itu harus mengangkatnya. Dia meminta maaf pada Nancy sebelum keluar dari ruangan itu.
Kaki Nancy melangkah menuju tempat untuknya duduk, dan kebetulan yang kosong cuma di pojok dan di belakang tempat dimana Yeji duduk.
Nancy tersenyum miring sembari duduk, matanya tak lepas dari sosok tenang seorang Yeseline Jane Eunoia. Cewek yang menbuatnya harus capek-capek pergi ke Amrik selama sebulan penuh.
Tangannya cepat mengambil ponsel dan mencoba mengalihkan perhatian dengan membuka Instagram. Namun gerakan jempolnya terhenti pada post-an Yeji.
yeji.eunoia_
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.