Empat Belas

3 1 0
                                    


George dan Florence sama-sama terengah-engah. Napas mereka hampir habis dan mereka belum menemui satu kereta kuda pun yang lewat di jalan sebelah mereka. Daerah itu memang sepi, tapi mereka tidak menyangka sesepi ini.

Florence benar-benar bahagia ketika George pada akhirnya menyusulnya, dan ia mulai berpikir mulai malam itu ia akan bisa tidur dengan tenang lagi. Namun George tidak sejalan dengannya, setelah mereka makan makanan siang dengan seadanya, mereka bersiap-siap untuk pergi sebelum senja. Rencana mereka sedikit terhambat dengan Florence yang tubuhnya sedikit hangat, karena kelelahan dan beban pikiran.

Sementara George membiarkan Florence tertidur sejenak, memulihkan tenaganya, George menyiapkan segala hal agar mereka bisa pergi kapan saja. Beberapa jam berlalu dan matahari telah terbenam kemudian, dan George menempelkan punggung tangannya pada dahi Florence sekali lagi. Ia menghela napas lega, mendapati Florence membaik. Maka George pun bangkit berdiri dan keluar dari rumah itu, bermaksud untuk mencari kereta kuda untuk mereka pergi dengan segera.

George melangkah keluar, dan ia menghentikan langkahnya secara tiba-tiba. Ia menoleh ke kanan, mendapati sebuah kereta kuda muncul dari kejauhan. Kereta kuda itu merapat agak jauh dari rumah George, mengeluarkan penumpangnya di sana. Dan tiba-tiba saja George seperti disambar petir. Ia tahu perawakan yang tinggi itu, rambut yang pirang itu. Walaupun di dalam kegelapan, George tidak mungkin salah. Bagaimana Alford Cromwell bisa sampai kemari?!

Maka George pun berlari ke dalam rumah secepat tapi sepelan mungkin, meraih kedua koper yang ia siapkan, dan membangunkan Florence dengan guncangan keras. "Flo! Alford, dia ada di depan. Cepat, kita pergi!"

Florence masih setengah bangun, tapi segera membuka matanya lebar-lebar ketika mendengar nama Alford. George mengecupnya dan Florence segera bangkit dan meraih satu dari koper yang ditenteng George, membuat tangan mereka berdua bertaut. Tanpa menunggu apapun lagi, mereka berlari keluar dari rumah tanpa mematikan lampu atau mengunci pintu. Mereka hanya berlari. George bisa mendengar Alford meminta kusir kudanya untuk menunggu. Tapi George tidak melihat ke belakang. Ia hanya berlari.

Mereka telah cukup jauh ketika Florence terjatuh, tersandung gaunnya yang berat. George membantunya berdiri, memandang sedih akan keadaan mereka berdua. George menatap ke belakang, bersyukur setidaknya Alford tidak mengejar mereka, atau mungkin telah kehilangan mereka.

"Ayo, kita lari lagi," kata Florence, menggenggam kedua lengan George. Ia bangkit kembali walau kakinya agak terkilir. "Jangan pedulikan aku. Ayo!"

"Kita harus mencari jalan raya yang ramai, mencari kereta kuda," George berkata di tengah engahan napasnya. "Jika kita tidak menemukannya, kita harus mencari penginapan untuk malam ini. Kita tidak bisa kembali ke rumah itu sekarang."

"Jangan, jangan," Florence menggeleng keras. Walaupun air mata menggenang di sudut-sudut matanya, namun tatapannya tetap kuat dan tegas, "Tidak ketika kita sedekat ini dengan Alford. Aku tidak mau, George.... Bawa aku, ke tempat yang kausediakan itu, jauh dari Ferdsland. Kita bisa menemukan kereta kuda, kita akan pergi malam ini juga."

George menoleh ke belakang, tidak jauh di sana ada pertigaan. Ia bisa melihat papan kayu nama motel disinari lampu remang-remang. Ia berbalik untuk mengusulkan tinggal di sana sementara pada Florence, namun mereka kemudian terdiam ketika mendengar suara langkah kaki yang begitu cepat mendekati mereka.

Florence tidak sadar akan hal itu, dan terus menatap mata George yang kini kalut. George menggenggam tangan Florence lagi, "Lari, Flo, apa kau masih mampu?"

Florence tidak menjawab. Ia hanya berlari di samping George sekali lagi kini, dengan langkah-langkah yang lebih kecil dan agak terseok-seok. Mereka tidak mengambil belokan ke jalan yang ada motel. Mereka berlari ke jalan lain, yang agak lebih gelap dan sempit, berharap bisa bersembunyi. Mereka takkan bisa lari jauh ketika jarak mereka sedekat ini dengan Alford.

Fleur (BACA LENGKAP DI WATTPAD!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang