9.Berubahh

19 12 4
                                    

Tiga hari berlalu setelah Nia ditinggalkan kedua orang tuanya, ia disibukkan kembali dengan aktivitasnya. Sepulang sekolah ia langsung kerja. Dan sudah tiga hari juga Nia bekerja di cafe itu.

Di kelas Nia menatap kosong ke papan tulis, ia tak memerhatikan apa yang di katakan oleh gurunya yang sedang menjelaskan di depan.

Hazel menatap Nia lekat, ia turut prihatin dengan musibah yang menimpa sahabatnya ini. "Nia, lu jangan bengong dong" ucap Hazel.

Nia menatap Hazel, "Gua lagi merhatiin guru" jawab Nia dan kembali menatap ke depan.

Hazel merasa perubahan Nia sangat jelas, dari cara bicaranya yang aku-kamu sekarang sudah lu-gua, bahkan Nia terlihat lebih banyak diam. Nia bukan lagi Nia yang ia kenal pertama kali yang penuh dengan senyuman.

Kring kringg

"Kantin yukk!" Ajak Hazel semangat.

Nia bangkit berdiri dan berjalan mendahului Hazel, "ayo" jawabnya singkat lalu di susul Hazel.

Mereka berjalan menyusuri koridor lantai satu karna kelas meraka berada di lantai dua. "Noh kosong, yo sana aja" Hazel menarik Nia untuk menghampiri kursi yang berada di pojok.

Mereka pun duduk, Hazel sudah mengantri untuk membeli makanan untuk mereka berdua.

Dari kejauhan Nathan melihat Nia, ia duduk sendiri di pojok sana. Sudah tiga hari ini Nathan tak mendengar suara gadis itu, tiga hari ini mereka tak saling sapa juga.

Nathan hanya melihat nanar gurat wajah Nia yang tidak pernah ia liat lagi tersenyum. Senyum manis gadis itu sudah pudar dan dominan dengan wajah datar juteknya.

Nia hanya diam menunggu Hazel, ia sempat melihat Nathan. Kakak kelasnya itu sudah lama tidak terlihat matanya, tapi tadi ia melihatnya bersama Leta kekasihnya. Miris sekali Nia sekarang, ia kehilangan semua bahkan lelaki yang ia sayang.

"Nia ni pesenan lu" Hazel mengagetkan Nia, Nia melirik tajam Hazel yang hanya menyengir.

Nia segera menyentuh bakso pesanannya tadi, ia memakannya tapi tidak lagi seperti kemarin. Ia sepeti tidak ada selera melihat makanan tersebut.

Tuhan makasih ujiannya, aku harap aku tetap kuat. Batin Nia

Hingga makanan Hazel sudah habis tapi makanan Nia masih tersisa banyak, "Woi lu makan seabad ya" omel Hazel.

Nia menyudahi acara makanannya, tidak ada lagi selera untuk menyantapnya hingga habis. "Lu udah kan? Yaudah ayo ke kelas" ucap Nia berjalan meninggalkan Hazel.

"Nia tunggu" teriak Hazel berlari mengejar Nia.

Saat di tengah jalan Nia berpapasan dengan Nathan yang duduk dengan Leta yang bermanja-manja di lengan Nathan, Nia hanya buang muka dengan terus melanjutkan jalannya.

***
Nia sudah berdiri di halte untuk menunggu bus, jam sudah menunjukkan pukul 12.21, dan Nia sudah harus bekerja.

"Mana si ni bus lama amat" Nia ngedumel sendiri.

Tiba-tiba ada yang berhenti di depannya, dan ia mengenal motor itu. Nia hanya melirik sekilas dan langsung membuang muka.

"Naik, biar gua anter" ucap Nathan di balik helm full facenya.

Nia melirik lagi, "ga usah gua naik bus aja"

Nathan turun dari motornya, dan dengan tiba-tiba menggendong Nia.

"WOII LU GILA!!" teriak Nia memberontak, Nathan langsung mendudukkannya di atas motornya, "Diem" jawab Nathan dan menyalakan kembali motornya.

Nia melipat tangannya kesal, "Lu gila sumpah" omel Nia.

KairazaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang