13.Miss

17 7 0
                                    


"Mbul, Cesa laper tau" rengek Cesa pada Nathan yang fokus dengan game di ponselnya.

Cesa menarik hp Nathan secara paksa, dan menatapnya tajam. "Cesa bilang Cesa laper. Denger ga si??"

Nathan mengacak rambut Cesa, "Yaudah ayo, kita cari makan". Tangan menggandeng tangan Cesa dan mengambil alih hpnya dari tangan mungil Cesa.

"Mau makan apa?" Tanya Nathan sembari membukakan pintu mobil untuk Cesa.

"Cesaaa mau makan korean food boleh ndakk" tanya Cesa dengan mengeluarkan puppy eyesnya.

Nathan menatap Cesa lalu mencondongkan badannya, hingga jarak mereka sangat dekat sekarang. Cesa yang melihat sudah ketar ketir menahan nafasnya.

"Kebiasaan suka lupa pasang sealt-bealnya" Cesa yang mendengarnya melotot tak percaya, dia sudah berdetak tak karuan ternyata hanya karna sealt-beal sialan ini.

Nathan memposisikan badannya seperti semula, dia terkekeh melihat wajah Cesa. "Pasti mikirnya mau di cium ya, hayo ngakuu?"

Cesa mendelik memutar bola matanya malas. Untung ganteng kalo ga udah di bunuh ni Nathannya.

Nathan pun melajukan mobilnya menuju restoran korean.

Cesa melirik Nathan sebentar, "Mbul?

"Hm?"

Cesa diam, ia hanya melihat ke arah luar seakan tak ingin menatap Nathan lagi.

"Eum, kalo nanti Cesa udah ga ada, Mbul ga boleh sedih ya" Cesa benar-benar tak kuasa menahan air matanya.

"Cesa ga mau nanti Mbul sedih pokoknya, jangan berubah juga tetep jadi Mbulnya Cesa" sambungnya dengan mengusap kasar wajahnya. Ia tak ingin menangis di hadapan Nathan, ia tak mau Nathan khawatir nantinya.

Nathan tiba-tiba menghentikan mobilnya di tepi jalan, "Maksud kamu apaan si ngomong kayak gitu? Kamu tau kan aku ga suka" Ucap Nathan membuang nafasnya kasar.

Cesa mengusap lengan kekar Nathan, "Cesa bakal balik lagi kok, Cesa sayang sama Nathan, oke?"

Grep

"Jangan ngomong gitu, kamu tau kan aku ga bisa tanpa kamu, Cesa"

Cesa mengelus panggang lelaki yang sangat ia sayangi ini, tapi ia tak bisa berlama-lama lagi. Ia akan benar-benar pergi dari Nathannya. Kekasihnya, kesayangannya, selamanya.

"Cesa sayang Nathan" bisik Cesa tepat di telinga Nathan.

***
Empat hari berlalu Nathan tak lagi mendengar kabar gadisnya, semua pesan tak kunjung di balas, telepon tak kunjung di angkat. Sampai ia mendatangai rumah gadisnya, tapi nihil tak ada siapa-siapa di sana.

"Halo" jawab Nathan saat ada seorang yang menelponnya.

"Maaf Nathan" lirih penelpon disebrang sana.

"Tante? Tante Cesa dimana tan? Cesa ga pernah bales chat Nathan, di telpon juga ga di angkat"

Terdengar bahwa Viona-mama Cesa membuang nafas, "Maafin tante Nathan, tapi Cesa udah ga ada nak, Cesa udah tenang dia alam lain"

Deg
Prank

Semua terhenti seketika, hp yang di telinga Nathan sudag hancur lebur tak berbentuk lagi. Ini seperti mimpi baginya mana mungkin gadisnya pergi tanpa sepengetahuannya. Apa lagi dia pergi untuk selamanya, bukan mimpi dan juga bukan hal yang Nathan inginkan.

"Jadi ini maksud yang lu bilang ke gua? Lu jahat Ces, lu jahat ninggalin gua" lirih Nathan tak kuasa menahan diri, hingga tubuhnya jatuh terduduk di lantai.

"Gua juga sayang sama lu Princessa Claudya Gutama" air mata Nathan jatuh dengan deras, baru kali ini ia merasa sangat hancur. Semua sudah tidak lagi menyenangkan untuknya.

***
Sudah 6 bulan Cesa meninggalkan Nathan, dan kini Nathan menjadi sosok dingin, cuek bagai kulkas. Tak ada lagi semangat bahkan senyumnya.

"Gua kangen tau sama lu" gumam Nathan pelan sembari mengusap foto dirinya yang merangkul gadis kecilnya. Cesa.

Tbc.

KairazaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang