37. The Silent One (Shotaro)

709 98 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kak Hana datang!!!"

Derap kaki kecil berdentuman menuruni tangga. Suara riuh anak kecil mendadak bersahut-sahutan memenuhi seisi rumah sederhana yang sebagian besar dihuni oleh anak-anak usia sekitar 16 tahun ke bawah.

"Eh, Hana. Sudah lama ya? Anak-anak, ayo beri salam ke Kak Hana."

Setelah diberi perintah oleh sang pengurus panti asuhan, semua anak-anak langsung membungkuk hormat dan memberi salam kepada gadis bersurai coklat yang masih berdiri di ambang pintu. Mendapat sapaan hangat dari anak-anak yang ceria, hati Hana mendadak menghangat. Semua kegundahan dan hal yang membebani pikirannya  akhir-akhir ini sirna seketika.

Ia memang sudah lama tidak mengunjungi panti asuhan ini. Biasanya ia selalu berkunjung sebulan sekali. Karena kesibukan kuliahnya, ia tidak pernah berkunjung lagi semenjak 6 bulan terakhir.

Setelah meletakkan barang bawaannya yang langsung diserbu oleh anak-anak, manik Hana mendapati ada seorang pemuda berwajah cukup familiar di ruang tamu yang sedang mewarnai bersama dengan seorang anak laki-laki pengidap down syndrome.

Hana mengenal pemuda itu. Ia adalah Shotaro, mahasiswa jurusan psikologi. Namun pemuda itu memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi, bisa dibilang tuna wicara. Karena ia berbeda, sering kali Shotaro terlihat menyendiri dan jarang berteman. Padahal ia termasuk seseorang yang murah senyum kepada siapapun.

Tiba-tiba Shotaro menoleh ke arah Hana. Pemuda itu pun tersenyum lebar hingga matanya berbentuk bulan sabit, setelah itu ia menganggukkan kepalanya sekali untuk menyapa si gadis yang tengah memperhatikannya. Hana mendadak jadi salah tingkah. Detik selanjutnya, ia langsung membalas sapaan pemuda ceria itu dengan senyuman pula.

***

Karena semua anak-anak panti sudah lama tidak bertemu Hana, akibatnya Hana dipaksa untuk tidak pulang. Namun karena besok ia masih ada kelas, gadis berusia 23 tahun itu memilih untuk menemani anak-anak hingga mereka tertidur nanti. Shotaro juga tetap berada di panti dan belum menunjukkan ada niatan untuk pulang.

Ternyata Shotaro sering datang ke panti ini seminggu sekali sejak 3 bulan yang lalu, informasi itu Hana dapatkan dari salah seorang pengurus panti tadi. Mendengar hal itu membuat hati Hana sedikit lega. Setidaknya selama ia absen, ada orang yang menggantikan posisinya.

Satu hal yang menarik dari Shotaro, pemuda itu sangat lihai dalam mengurus anak berkebutuhan khusus yang suka memberontak. Walau tanpa bersuara, Shotaro dapat menenangkan anak-anak itu hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dengan media komunikasi sebuah tab dan pen, anak-anak di panti dapat mematuhi semua ucapan Shotaro dengan baik. Hana cukup terkesima akan fakta itu. Dalam hati ia menyayangkan, mengapa tidak ada orang yang mau berteman dengan pemuda berkepribadian hangat itu?

Setelah membacakan paragraf terakhir dari buku dongeng yang sedang ia genggam, Hana berpamitan kepada semua anak-anak. Karena jam tidur telah tiba, seluruh anak dalam balutan piyama warna warni itu pun berlarian masuk ke dalam kamar setelah melambaikan tangan kepada Hana dan Shotaro. 

SKZ and NCT As Your...✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang