62. I'm Not The Sinner (Hyunjin)

246 24 9
                                    

Ft. Hyunjin

Park Serin menghela napas dalam-dalam sembari mendongak menatap gedung sekolahnya yang berada di hadapan. Walau pergi ke sekolah merupakan rutinitas yang telah ia jalani dalam kurun waktu tidak sebentar, untuk pertama kalinya Serin merasa enggan untuk menginjakkan kaki di bangunan bertingkat 6 itu. Ingin rasanya ia bolos sekolah hari ini. Namun, lari dari masalah bukan berarti masalah akan hilang bukan? Ia tidak ingin menjadi pengecut walau ia takut. 

Memantapkan hati, Serin melangkahkan tungkainya masuk ke dalam gedung. Untuk beberapa hari ini, ia hanya perlu menghindari 1 orang. Jika ia mengusik orang itu dan orang itu menyebarkan rumor-rumor tentang dirinya, maka habislah sudah. 

"Baiklah, seharusnya itu bukan hal yang sulit," batin Serin. 

Lobby sekolah sudah dilewati dengan aman oleh gadis bersurai panjang kecoklatan itu. Ia hanya perlu menaiki lift menuju lantai 3 dan masuk ke kelasnya. Ketika pintu lift terbuka, Serin menghela napas lega karena tidak ada orang yang berada di dalamnya. Namun, ketika pintu lift hendak tertutup, kaki panjang seseorang sukses menahan pintu lift hingga kembali terbuka. Ketika Serin mendongak melihat sang pelaku, maniknya membulat seketika.

Hwang Hyunjin, orang yang paling ingin ia hindari saat ini muncul di hadapannya.

"Hai, Park Serin. Kita bertemu lagi," ucap Hyunjin dengan seringaian yang tercetak di bibir tebalnya.

"Ada apa?" ucap Serin ketus. 

"Wow, jangan buru-buru."

"Kalau tidak ada yang penting, aku permisi."

Serin segera melangkah keluar dari lift. Ia lebih memilih naik tangga ketimbang harus berada di satu ruangan bersama Hyunjin saat ini. Namun, tepat ia melangkahkan kaki untuk yang kedua kali, tasnya ditarik dari belakang hingga tubuhnya ikut tertarik kembali masuk ke dalam lift. Jemari Hyunjin segera menekan angka 3 dan tombol tutup, membuat Serin tak lagi dapat kabur.

"Apa maumu!?" pekik Serin kesal.

"Hey, jaga sopan santunmu. Aku ini senior," ucap Hyunjin tanpa merasa bersalah. Sebelah tangannya masih setia menggenggam tas yang dipakai Serin erat-erat.

Lift akhirnya berhenti di lantai 3. Hyunjin melepas genggamannya dan juga tas sekolahnya yang disampirkan di bahu kanan. Tanpa diduga-duga, Hyunjin melempar tasnya ke arah Serin. Mau tak mau, Serin yang masih terkejut terpaksa mengangkat tas milik Hyunjin yang cukup berat. 

"Ikuti kata-kataku atau identitasmu akan kusebarkan ke satu sekolah, anak penipu."

Anak penipu, Serin benci dengan julukan itu. Namun apa boleh buat, julukan itu memang fakta. Ayahnya bekerja selama bertahun-tahun sebagai manager di perusahaan ayah Hyunjin. Baru-baru ini, terkuak bahwa ayah Serin menggelapkan uang perusahaan dengan nominal yang tidak sedikit. Perusahaan milik ayah Hyunjin masih mengusut kasus itu dan berniat menjebloskan ayah Serin ke dalam penjara.

Hyunjin yang mengetahui hal itu tentu merasa geram. Ia tahu bagaimana perjuangan kedua orangtuanya untuk mendirikan perusahaan dan bangkit dari jeratan kesulitan ekonomi dulu. Walau hal itu tidak ada kaitannya dengan Serin, entah mengapa ia juga ikut membenci Serin yang notabenenya adalah anak dari si penipu. Apa karena Serin ikut menikmati hasil dari penggelapan uang tersebut?

Dilihat dari sisi mana pun, tidak ada pembelaan yang pantas Serin lontarkan. Gadis itu terpaksa menggendong tas Hyunjin dan mengekori pemuda itu ke kelasnya sembari menunduk. Mengabaikan tatapan para senior yang terkejut akan kehadirannya, Serin meletakkan tas Hyunjin di atas meja dan segera membalikkan tubuh, berniat untuk keluar.

"Terima kasih, anak penipu," ucap Hyunjin dengan suara kecil yang hanya dapat didengar oleh Serin.

Langkah kaki Serin terhenti sejenak. Ia mengepalkan tangannya seraya menggigit bibirnya kuat-kuat sebelum lanjut mengambil langkah keluar dari kelas itu. Entah apa tujuan Hyunjin merundungnya, Serin hanya berharap kalau pemuda itu cepat bosan dan segera menjauhi dirinya. 

SKZ and NCT As Your...✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang