Chapter 15

17 2 1
                                    

Happy  reading🌻
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

  Berharap selalu bahagia tapi selalu mengingat  yang menyakiti dan melupakan  yang mencintai


Ragil yang tak kunjung melepas gandengan nya dari tangan senia membuat pipi senia seketika merona bag kepiting rebus senia berusaha menutupi salah tingkah nya

"gausah salting gitu" ucap ragil sambil mengambil helm diatas motor untuk senia

"dih sapa juga yang salting" timpal senia lalu senia melepas tangannya dari gandengan ragil

"lah kok di lepas?" tanya ragil

"ogah banget gua di gandeng sama elu,takut dikira org pacar gue"

"ya emg kenapa,kan gua calon pacar lu" ucap ragil dengan cengirannya

"dih buaya,buru gua panas" ucap senia.ragil langsung menaiki motor nya dan tak lupa memakai kan helm senia,ragil yang melihat senia tidak menolak tersenyum manis,yang tak pernah ia tunjukkan kepada wanita selain bundanya.

"manis" ucap senia tanpa ia sadari

"apa tadi?" timpal ragil

"ha, apa?dah ayo cepet" ucap senia tak mau mengulang kata yang tak sengaja ia ucapkan tadi, senia langsung menaiki motor ragil.ragil langsung menancap gas membelah keramaian kota.
Kini senia dan ragil berada di toko aksesoris terkenal didaerah ini,senia yang sibuk memilih dan ragil mengikuti,sudah berapa kali senia dan ragil berkeliling tetapi senia belum juga menemukan yang menurutnya pantas untuk di jadikan hadiah untuk wanita yang ragil maksud

"sen kita mau berapa kali lagi muter si?" tanya ragil yang sudah lelah mengikuti senia

"ya sampe kita nemu barang yang cocok lah" ucap senia,mba² kasir yang menunggu toko aksesoris itu tidak sengaja mendengar percakapan senia dan ragil

"mba sama mas nya mau nyari cincin buat nikahan apa tunangan?" tanya mba² itu sok tau

"e bukan mba kita nyari buat hadiah" jawab senia

"iya mba, saya sama tunangan saya ini udah punya kok cincin nya"timpal ragil dengan senyum manisnya seraya melirik lirik senia,senia seketika melotot mendengar ucapan ragil barusan,ia refleks mencubit pinggang ragil yang berada di sebelahnya.ragil meringis karena ulah senia

"wah semoga lancar ya tunangan nya nanti" lanjut mba² itu yang langsung di angguki ragil, tanpa pamit senia melanjutkan kegiatannya tadi yang sempat tertunda karena mba2 sok tau tadi

"sen lu suka ya sama gua?" ucap ragil tiba²,yang membuat senia sketika menoleh menghadap ragil

"dih pd banget lu" ucap senia jutek

"tadi lu ga nolak tu gua bilang tunangan"

"gua ga mau aja lu malu depan umum" sambung senia

"cie mulai perhatian" goda ragil

"apaan sih"

"nah ini,kyaknya bagus deh,kalo cincin kita ga tau ukuran jari cewe lu itu brapa jadi menurut gue kita beliin aja kalung,gimana?" tanya senia.yang diangguki ragil, selesai senia dan ragil membeli hadiah itu, senia dan ragil langsung menuju parkiran

"langsung pulang?" tanya ragil.senia memandang jam yang melingkar di tangan kirinya

"nongkrong dulu?" tanya senia

"gas" ucap ragil bersemangat ia langsung menyalakan motor ninja nya dan memberikan helm senia,senia langsung menaiki motor ragil dan memakai helm nya, senia memegang pundak ragil takut jika ragil ugal-ugalan

"lu kira gua tukang ojek kali sen" sindir ragil

"hah?" tanya senia yang tidak peka sama sekali.ragil memindahkan tangan senia yang berada di pundak ragil ke pinggangnya, senia hanya diam atas perlakuan ragil

"nah kalo sama gua,pegangan jangan dipundak, gua srasa jadi tukang ojek kalo bawa lu" ucap ragil menancap gas membelah keramain kota

"gil" panggil senia di tengah perjalanan

"hem?" tanya ragil

"cewe lu ga marah,lu bonceng cewe lain?" tanya senia ragu

"gua kaga pernah pacaran bambang" jawab ragil

"lah terus hadiah yang lu bilang mau lu kasih ke cewe buat siapa dong?" tanya senia.ragil tersenyum mendengar pertanyaan senia,tidak tau mengapa ragil bahagia dengan pertanyaan senia barusan,ntah dia yang kepedean atau apa ia  juga tidak paham

"oh itu, tar juga lu bakal tau kok sen" ucap ragil,sesampainya di cafe tempat biasa ragil dan teman-temannya nongkrong, ragil langsung menggandeng senia masuk ke dalam mereka berdua duduk di meja dekat jendela kaca yang memang menjadi tempat favorit ragil ketika berada di sana.mereka berdua menghabiskan waktu siang itu dengan berbagi cerita satu sama lain,senia merasa nyaman jika berada dekat dengan ragil,,sudah 2 jam lebih mereka berdua menghabiskan waktu berada di cafe itu senia meminta ragil untuk mengantarnya pulang.

"ga mampir dulu kak?" tanya senia ketika sudah berada di depan gerbang rumahnya

"ngga usah sen, gua langsung pulang aja" ucap ragil tak lupa dengan senyum nya, yang diangguki senia, ragil tiba-tiba memberikan tangannya seperti ketika bundanya akan berangkat kerja,senia yang paham hanya tersenyum tidak menuruti drama ragil

"eh kok calon pacar mau pulang ga cium tangan?" tanya ragil

"apaansi kak,pulang sana" ucap senia salting

"gua ga bakal pulang, sebelum lu cium tangan calon pacar dulu" ucap ragil tanpa menurunkan tangannya

"ih nyebelin banget" ucap senia sambil mencium tangan ragil

"yang ikhlas atuh neng" goda ragil.tanpa senia sadari ia tersenyum dengan pipi merah nya, ragil yang melihat itu ikut tersenyum keduanya saling menatap, selang beberapa menit keduanya ngakak bersamaan

"udah ih sana pulang!" ucap senia

"ok gua pulang, kalo kangen gua chat aja" ucap ragil lalu menancap gas nya, senia  melihat ragil yang semakin jauh,ia langsung masuk rumah dengan senyum nya yang terus mengembang seperti tlah memenangkan undian.




























Maaf ges cerita makin ga jelas:)
Jangan lupa vote and komen nya, mimin butuh support😭

cerita cinta putih abuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang