Setelah menempuh waktu yang cukup panjang, akhirnya Gulf telah sampai di Phang nga. Sesampainya ia disana, hari sudah menjelang malam. Dan ia langsung memutuskan untuk langsung masuk ke rumahnya.
Begitu ia membuka pintu rumahnya, ia mulai merasakan kehangatan dari orangtuanya, seluruh kenangan yang ia alami dahulu masih tersimpan jelas di memorinya, sejenak Gulf terduduk di sofa yang berada di ruang tamu, ia menatapi seluruh bingkaian-bingkaian foto ia bersama orangtuanya, jujur ia rindu mereka, disaat Gulf seperti ini, disaat inipula lah ia sangat membutuhkan pelukan dari kedua orangtuanya, tak sadar setitik bulir air mata jatuh mengenai pipi gembilnya.
Namun ia tak mau terpuruk dengan segala kenangan itu, ia sadar. Ia harus bangkit, ia harus membuat orangtuanya bangga, walaupun mereka tak ada disini, Gulf yakin mereka pasti sedang melihat Gulf dari atas sana, dan tersenyum bangga kepada anaknya ini.
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Setelah selesai menenangkan hatinya, Gulf langsung membawa beberapa barangnya untuk ia bawa ke dalam kamarnya. Ia cukup lelah sekarang, ia memutuskan untuk merapikan seluruh barang bawaannya esok hari saja. Yang sangat Gulf butuhkan saat ini adalah mandi, tubuhnya sudah sangat lengket dan ia sungguh sangat lelah.
Ia membuka kamarnya, kamar Gulf berada di lantai dua rumahnya, ia melihat sekeliling, masih sama tak ada yang berubah, dan juga cukup rapi. Mengingat Gulf menyewa seseorang untuk membersihkan dan merawat rumah peninggalan orangtuanya tiap minggunya.
Biar ku ceritakan, sebetulnya kamar Gulf terlalu Soft untuk ukuran seorang pria, tapi ia tidak masalah akan itu, ia nyaman berada disini,kamarnya bewarna baby blue, di kamarnya terdiri atas satu ranjang berukuran kingsize, sebuah walk in closet, dan berbagai macam boneka yang berada di atas ranjangnya.
"Ahh aku sangat merindukan kalian" kata Gulf sambil membaringkan dirinya dan memeluk seluruh boneka yang berada disana
"Baiklah, aku mandi dulu ya, kalian jangan kemana-mana, tunggu Gupi" kata Gulf seolah-olah berbicara dengan boneka-bonekanya.
Tak membutuhkan waktu lama untuk mandi, ia hanya menyiram tubuhnya dengan air dingin di bawah shower mengingat hari juga sudah malam, ia tak mau jatuh sakit karna mandi berlama-lama di tengah malam hari.
Setelah selesai mandi, Gulf memutuskan untuk berpakaian, ia hanya memakai celana boxer, dan T-shirt oversize-nya yang bewarna putih. Jujur, jika dilihat sekilas memang terlihat biasa saja, tetapi karena seorang Gulf yang memakainya, pakaian sederhana itu terlihat sangat serasi di tubuhnya, dan jangan lupakan T-shirt Oversize itu semakin menambah kesana Pimut Gulf, mengingat tubuhnya yang tenggelam saat memakai pakaian itu.
Setelah selesai merapikan dirinya, Gulf memutuskan untuk pergi ke arah balkon kamarnya. Dari balkon Gulf dapat melihat hamparan birunya lautan, jangan heran kenapa disini ada lautan, karena rumah Gulf tepat berada di pesisir pantai makanya sangat mudah untuk menjumpai lautan disini.
"Oh sedang purnama ternyata, pantas kau semakin terlihat indah" Gulf seolah bicara dengan lautan, benar saja terangnya rembulan, terpancar ke birunya air laut, membuat suasana semakin tenang dan nyaman bagi Gulf.
Tapi Gulf merasakan keanehan pada dirinya, semakin lama Gulf menatap kearah lautan, semakin ia merasa kesadarannya menghilang perlahan.
"Kana..."
Gulf mendengar itu, ia merasa seperti ada yang memanggilnya dari dalam lautan, begitu juga deburan ombak yang seperti ingin menjemput Gulf dan membawanya masuk ke dalam lautan.
Gulf memutuskan, segera masuk kedalam kamarnya, dan mengunci pintu balkonnya rapat-rapat, ia merasa aneh, ia merasa di panggil, entah oleh siapa. Tapi, Gulf mencoba berpikir positif mungkin itu perasaannya saja, mungkin ia lelah karena menyetir seharian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mewgulf : Love Destiny
FantasyGulf Kanawut Traipipattanapong ia seorang artis terkenal di Thailand. Semua orang memuja dirinya sebab parasnya yang rupawan dan menawan, tak hanya tampan dia juga sangat berbakat. Tak ayal, semakin banyak saja orang yang mengagumi dirinya. Tetapi s...