XIX

190 19 1
                                    

Di dalam sebuah kamar dengan corak warna yang menenangkan.

Terlihat disana seorang lelaki manis yang sedang pulas menyelami mimpinya, ia berbaring di atas ranjang empuk yang ada di kamar tersebut.

Dan jangan lupakan tepat disamping tubuh lelaki manis itu, terdapat lelaki lain yang dengan tulus memeluk dan merengkuh tubuh lelaki itu guna memberikan kenyamanan untuk pujaan hatinya.

Dan lelaki itu ialah Mew, sedari tadi ia selalu setia berada tepat di samping Gulf.

Lelaki itu sangat menikmati waktunya saat menatap wajah manis dan indah yang di milki oleh matenya itu.

Saat sedang tertidurpun keindahan itu seakan enggan untuk sirna di wajah tersebut, sunggung mempesona pikir Mew.

Mew seakan semakin terjatuh ke dalam pesona yang di miliki mate-nya itu.

Entah sudah berapa kali ia merapalkan kata-kata bahwa ia beruntung memiliki Gulf sebagai matenya.

Dan keberuntungannya itu semakin kian bertambah dengan Gulf yang tengah mengandung benihnya, calon anaknya, calon penerusnya.

Entah kata apalagi yang harus lelaki itu rapalkan untuk menguraikan rasa syukur dan juga kebahagiaannya.

Sekarang ini usia kandungan mate-nya sudah menginjak minggu pertama, tetapi kecantikan yang di milikinya masih tetap sama dan tak ada yang berubah sama sekali.

"Aku beruntung memiliki mu, terimakasih telah lahir ke dunia ini, terimakasih karena telah berbesar hati mau menerima diri ku yang tak akan pernah di anggap nyata oleh kaum mu. Terimakasih atas segalanya Kana. Kau sangat luar biasa dan aku sangat mencintai mu" bisik Mew pelan tepat di depan wajah lembut mate-nya itu.

"Aku tak pernah menyesali saat pertemuan pertama kita, kau begitu kecil, rapuh dan juga sangat polos. Dulu aku sangat membenci manusia, tapi ketika melihat dirimu seluruh kebencian itu runtuh seketika. Aku marah saat itu, marah karena aku terlalu membenci kaum mu, marah atas kebodohan ku, marah karna aku tak begitu cepat menolong mu, sehingga kau harus merasakan kesakitan saat itu"

"Hati ku hancur saat itu, darah tak henti-henti mengalir dari pelipis mu, aku merutuki segala keangkuhan ku saat itu. Aku tak sadar saat itu, bahwa kau lah mate ku. Maafkan aku sayang, maafkan segala kebodohan dan keangkuhan ku saat itu, aku sangat terlambat. Tapi aku berjanji saat ini aku tak akan membuat mu jatuh kembali. Akan ku pastikan kau tak akan tersakiti, akan ku pastikan kau akan aman selamanya. Maafkan aku sayang, maafkan aku Kana ku" ujar Mew yang masih berbisik di hadapan Matenya itu, suaranya begitu berat dan syarat akan penyesalan dan kesedihan.

"Aku memegang janji mu" tiba-tiba Gulf bersuara dan itu berhasil membuat Mew terkejut karnanya

"Kau sudah bangun?" Pertanyaan itu langsung terlontar dari mulut Mew

"Kau bilang kau tak ingin meyesali pertemuan pertama kita, tapi kenapa kau bersedih seperti ini?" Tanya Gulf, wajah lelaki itu begitu damai, jemari lentiknya dengan lembut membelai rahang tegas milik Mew

"Aku hanya.." ucap Mew kikuk

"Miuu aku juga mencintaimu. Aku tahu itu kau, terimakasih telah menolong ku. Kau tak perlu bersedih, itu sudah menjadi takdir hidup ku. Jika tidak karna itu semua, kau dan aku mungkin saja tidak akan bertemu, aku tak bisa membayangkan hidup ku tanpa dirimu Mew" ujar Gulf haru

"Maaf Kana.." entah sudah berapa kali permintaan maaf yang Mew lontarkan kepada Gulf untuk hari ini.

"Untuk apa kau meminta maaf kepada ku, tak ada yang perlu di maafkan dan juga di persalahkan lagi. Ini takdir yang sudah di ciptakan oleh tuhan untuk kita, aku mencintai mu. Jangan merasa bersalah seperti ini, karna kau tak salah Mew..." ujar Gulf lembut.

Mewgulf : Love DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang