XVI

230 25 1
                                    

Awalnya Mew tidak terlalu menanggapi suara panggilan seseorang yang ada di belakang mereka, namun saat ia melihat wajah masam yang Gulf tunjukkan membuat Mew semakin penasaran siapa orang itu dan apa hubungannya dengan Gulf.

"Kana, kau sebaiknya menyahutinya. Karena jika kau terus diam dia akan terus mengikuti kita dan itu akan menimbulkan masalah yang lain nantinya" Ujar Mew

"Benar Gulf, kau lihat. Dia masih bersikukuh mengikuti kita, mungkin ada yang ingin ia sampaikan pada mu. Temuilah dia terlebih dahulu" Saran Zee, sejujurnya Zee sedikit risih dengan teriakan orang itu.

"Baiklah, aku akan menemuinya" ujar Gulf lemah, langkahnya Gulf hentikan untuk menjumpai orang itu.

"Oh sykurlah Gulf, akhirnya kau mau melihat ku, huhh" ujar pria itu, terlihat sedikit lelah karna berlari dan berteriak mengejar Gulf tadi

"Ada apa Kao?" tanya Gulf tanpa ekspresi

"Aku mendengar dari teman-teman yang lain jika kau berkunjung kemari. Dan, aku tak ingin melewatkan kesempatan ini. Aku ingin meminta maaf pada mu Gulf" dengan mata sayu Kao benar-benar berusaha meyakinkan Gulf bahwa ia menyesal atas apa yang dulu pernah ia lakukan kepada teman masa kecilnya itu.

"Untuk?" Tanya Gulf, masih dengan wajah datar nan dingin yang ia tunjukkan pada Kao

"Semua, aku sadar Gulf. Dulu terlalu banyak kesalahan yang aku perbuat pada mu. Dulu saat kita masih kecil aku sangat tertarik dengan mu, kau cantik dan baik dan akupun menyukai apa yang ada pada dirimu. Namun saat itu kau sama sekali tak melihat ku dan karena itu aku berusaha menarik perhatian mu agar kau mau melihat ke arah ku. Dan ternyarta, apa yang aku perbuat dulu itu semua salah. Karena aku, kau hampir celaka. Dan saat dewasa ini aku mulai menyadari betapa egoisnya aku, aku tak bisa memaksa mu untuk melihat ku dan sungguh Gulf maafkan aku, jangan acuhkan aku seperti ini aku ingin kita berteman itu saja" dengan bersungguh-sungguh Kao berusaha mendapatkan ampunan dari teman masa kecilnya itu, tangannya berusaha menggapai tangan Gulf namun belum sampai ia meraihnya ada tangan lain yang menghalangi niatannya itu.

"Jika kau ingin meminta maaf lakukan seperti yang seharunya, tidak perlu menyentuhnya karena dia bukan milik mu" sarkas Mew kepada Kao

"Ahh sepertinya kau sudah memiliki tambatan hati mu Gulf, dan lagi sepertinya aku terlambat" ujar Kao lemah.

"Sudahlah, jika kau ingin mendapatkan maaf dari ku, aku memaafkan mu tapi jika ada niatan yang lain dari maaf mu itu. Tidak Kao, aku tak mau. Jadi kau bisa pergi karna aku masih mempunyai urusan lain dengan kekasih ku" Ujar Gulf dengan tegas kepada lelaki itu.

"Hmmh Ya Kana dan terimakasih atas maaf itu. Dan untuk mu, maaf aku tak mengetahui kalau dia sudah menjadi milik mu" Tangan Kao berusaha untuk menepuk bahu Mew tapi dengan cepat Mew menangkis tangan itu darinya.

"Maaf tuan, kalau anda sudah selesai kami harus bergegas dahulu" Ujar Bright santai pada Kao

"Ahh tentu silahkan, hati-hati Kana dan terimakasih untuk maaf mu aku bisa tenang sekarang, ya walaupun ternyata kau masih tak bisa untuk membalas perasaan ku tapi itu tak apa, aku selalu mendoakan kebahagiaan untuk mu kawan" senyum Kao tak pernah lepas ia tunjukkan untuk Gulf

"Terimakasih Kao, aku pergi, Bye" dan setelah itu langkah ke empat lelaki itu mulai menjauh dari tempat Kao berada namun sedari tadi tatapan tak suka selalu Mew tunjukkan kepada Kao teman masa kecil Gulf itu. Ia hanya tak suka jika laki-laki itu mengakui ketertarikannnya kepada mate-nya itu. Ia tak suka mate-nya di dekati dan di sentuh oleh orang lain hanya ia yang memiliki hak atas Gulf.

"Sepertinya ada yang cemburu~~" ejek Zee dan Bright kompak dari belakang Mew. Mereka tak pernah melihat ekspresi cemburu Mew seperti ini sebelumnya dan ini menjadi satu hal yang menarik untuk mereka. Sedari tadi sebenarnya mereka sudah berusaha untuk menahan tawanya. Dan kini sepertinya tawa itu sudah tak bisa mereka bendung lagi.

Mewgulf : Love DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang