III

309 35 9
                                    

Flashback

Pagi yang cerah di musim panas adalah saat-saat yang menyenangkan bagi seluruh anak-anak. Apalagi pada saat itu juga seluruh kegiatan sekolah mereka di liburkan, agar mereka dapat menikmati awal musim panasnya untuk berlibur dan bermain-main bersama teman maupun keluarga mereka.

Tak terkecuali Gulf, bocah manis itu tengah berada di halaman belakang rumahnya, ia tengah bermain-main dengan anak seumurannya, saat ini mereka tengah bermain pasir, ada yang sedang membangun istana pasir, rumah-rumahan atau apa saja yang mereka sukai. Anak-anak memang memiliki imajinasi mereka sendiri, begitu juga Gulf ia tengah membuat istana pasir bersama dengan temannya Earth. Earth merupakan anak dari bibi Pim dan paman Mario.Mereka sudah akrab sejak kecil, selain itu Earth juga teman Gulf di Taman kanak-kanak.

"Gupi, kita harus buat istana yang besarrrrrr sekalii" ucap Earth dengan gaya bicara layaknya anak usia 6 tahun

"Pastinya Earth!, kita hayus buat istana yang bagus, tsupaya teman-teman yang lain iyi dengan kita. Kitakan jagonya membuat istana pasir, lalu kalau tsudah selesai, Gupi mau nunjukkin ke mamah, biar mamah tau kalok Gupi bisa buat istana yang cantik buat mamah" ucap Gulf kecil dengan aksen cadel, khas anak kecil. Oh dan jangan lupakan senyuman manis yang di tunjukkan Gulf, menampilkam gigi-gigi kecilnya. Ahh suguh sangat imut bagi siapa saja yang melihatnya.

Setelah mengatakan itu Gulf dan Earth mulai membuat apa yang mereka inginkan, saat sedang asik-asiknya membuat istana pasir, ternyata ada anak nakal yang ingin menjahili mereka. Ia Kao, anak itu memang terkenal nakal, dan sangat senang sekali menjahili Gulf, Earth dan teman-teman yang lainnya. Anak itu membawa lari semua mainan ember-emberan Gulf dan Earth, reflek Gulf mengejar temannya itu, tentu saja ia sangat kesal atas perlakuan Kao.

"Yaaakkk... Kao! balikin ember Gupi, atau Gupi aduin sama mamah" teriak Gulf sambil mengejar Kao temannya yang nakal itu.

"Adukan saja, weekkk" ejek Kao ke Gulf.

"Dasar Gupi anak mamah, cengeng, tukang pengadu, mana ada anak laki-laki seperti mu" teriak Kao berlari semakin cepat

Tak disangka mereka sudah berlari terlalu jauh dari rumah mereka berada. Karena sudah lelah berlari, tanpa pikir panjang Kao melemparkan mainan Gulf tadi ke balik karang, dan hanyut ke dalam laut. Gulf berupaya menyelamatkan mainannya itu, ia menaiki batu-batu karang yang ada disana, Gulf sedih ternyata mainannya sudah terbawa ombak cukup jauh, Gulf menangis, ia takut mengadu ke ibunya, ia tak mau diejek sebagai anak tukang pengadu oleh Kao.

Gulf terduduk di batuan karang, dengan memeluk kedua kakinya, ia menangis disana, terisak.

"Hikss..Kao kenapa jahat cekali cama Gupi hiks, padahal Gupi tak pernah mengganggu Kao hiks..hikss mamaah" isak Gulf, ia menangis sejadi-jadinya disana, ia tak berani pulang, ia tak mau mamanya tau kalau ia sehabis menangis, ia takut mamanya bertanya dan malah mendatangi Kao. Yang ada nantinya ia semakin di ejek oleh Kao.

Jadi Gulf memutuskan duduk disana, sampai ia merasa cukup tenang dan tak menangis lagi.

Ia mengamati sekitarnya, Gulf sadar ia sudah terlalu jauh dari rumahnya, dan Gulf ingat tempat ini, ini pantai terlarang. Orangtuanya selalu mengatakan pada Gulf untuk jangan pernah menginjakkan kaki disini, tapi sepertinya Gulf telah melanggar larangan orangtuanya ia semakin takut, kalau ia pulang pasti mamanya memarahinya karena bermain sampai kesini.

Gulf mulai menangis lagi, "Huweee mama maafin Gupi, Gupi enggak patuh sama mama huhuhu, ini semua salahnya Kao hiks, kalau tidak karena dia, Gupi gak bakalan kecini hiks..hiks..hiks.." isak Gulf.

Tanpa Gulf sadari ada sosok lain yang menatap dari dalam lautan, sosok itu menatap Gulf sambil tersenyum, bukan senyuman yang ramah melainkan seperti seringaian yang benar-benar sangat menyeramkan.

Mewgulf : Love DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang