VII

366 32 12
                                    

NC just for 18++ (I need your self-awareness for read this Chap)

Setelah mengungkapkan perasaannya kepada Mew, hal yang sedari tadi yang Gulf lakukan hanya terdiam dengan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Mew. Jujur, Gulf benar-benar malu sekarang. Sampai-sampai ia tak mau melepaskan pelukannya dengan Mew. Dan lagipula ia juga merasa nyaman berada di pelukan prianya ini.

Jujur, dengan segala kisah yang bibi Pim ceritakan, bukannya membuat Gulf takut ataupun ragu akan perasaannya terhadap Mew, malahan ia merasakan rasa ingin memiliki Mew semakin meluap, ia merasa tak terima di hatinya dengan perkataan orang lain tentang prianya ini.

Hei, ia yang tahu tentang Mew, iya benar. Walaupun baru beberapa hari ini berjumpa dan bertatap muka langsung dengan Mew. Jujur, Gulf tak munafik kalau ia benar-benar sudah jatuh akan pesona yang pria ini miliki.

Gulf berani bertaruh, tak ada pria yang memiliki sikap yang sama seperti Mew miliki. Lelaki itu sempurna, kadang Gulf masih tidak menyangka bahwa sang pencipta telah menjodohkan mereka jauh sebelum mereka berdua di lahirkan.

Gulf benar-benar merasa beruntung, ia tak memilki kata-kata lagi untuk mengutarakan segala kebahagiannya.

Tapi Gulf masih saja tak mengerti, mengapa orang-orang di luar sana selalu menganggap Mew adalah pembawa sial, bagaikan Mew itu seperti monster yang menakutkan yang harus benar-benar di hindari.

Rasanya Gulf ingin berteriak kepada siapa saja, yang selalu menilai sesuatu dari "katanya" bukan dari "kebenarannya". Sebenarnya siapa disini yang harus di hindari. Mereka yang selalu menyebarkan fitnah tanpa ada kebenaran, atau Mew yang jelas-jelas lebih memiliki sifat yang lebih menghargai sesama di bandingkan mereka di luar sana.

Gulf tak munafik, memang ia berasal dari kaum orang-orang itu. Tapi rasanya Gulf cukup malu dengan kenyataan yang ada.

Ntah kenapa rasa cintanya akan semakin bertambah kepada Mew dengan cerita-cerita aneh yang selalu kaumnya buat tentang Mew, rasanya ia ingin melindungi kekasihnya ini dari perkataan-perkataan busuk dari orang-orang di luar sana

Gulf tak tahu darimana keyakinannya ini datang, ia begitu sangat percaya terhadap Mew, dan ia juga semakin mengaggumi sosok yang ada di pelukannya ini, sangat.

Dan ia berharap di dalam hatinya, bahwa Mew akan bisa menjaga kepercayaannya ini.

Dan sebab itulah, tanpa ragu Gulf mengatakan cinta kepada Mew.

Kepercayaan, sebab itu tak ada lagi rasa takut, khawatir, gelisah saat memikirkan Mew lagi, yang ada hanya rasa cinta yang akan selalu tubuh di hati Gulf saat memikirkan pria yang baru saja ia cintai ini.

------------------------------------------------------------------------------

"Kana kau kenapa sayang?" Tanya Mew. Gulf hanya terdiam tak ada kata-kata yang keluar dari bibirnya, yang ada ia hanya semakin menenggelamkan tubuhnya di pelukan Mew.

"Apa kau menyesal karena telah mengatakan cinta mu kepada ku?" Tanya Mew sambil mencoba menatap wajah pria manisnya itu.

"Tidak Mew, tak ada rasa penyesalan di hatiku saat aku mengatakan cinta pada mu, aku hanya ingin memeluk kekasih ku, merasakan pelukan dari pasangan jiwa ku. Aku beruntung Mew karena memiliki mu, tak mungkin aku menyesal, Jangan pernah berpikiran seperti itu Mew. Kau segalanya bagi ku sekarang, kau lah satu-satunya yang ingin terus ku perjuangkan"

"Sayang, rasanya aku ingin terus menjaga mu selamanya, aku merasa jauh lebih beruntung mendapatkan mu, terima kasih sudah hadir di dunia ini, terima kasih kau sudah sudi menjadi kekasih untuk mahkluk yang aneh ini" Mew semakin mengeratkan pelukannya kepada Gulf, ia sungguh semakin bahagia sekarang, tak ada yang ia inginkan lagi sekarang, apa yang selalu menjadi permohonannya telah hadir di depannya, dan sudah menjadi miliknya, walaupun belum seutuhnya, tapi Mew sangat bersyukur akan hal itu.

Mewgulf : Love DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang