Jalanan aspal tampak mengkilap, karena basah oleh siraman hujan tadi malam. Rintikan yang masih tampak jelas menimbulkan suasana sejuk yang merasuk kedalam relung tulang. Suasana pagi yang tidak begitu cerah menjadi saksi awal aku mulai perkuliahan. Dalam hati aku berharap bahwa suasana kelas nanti nyaman dengan orang-orang yang tertib tidak banyak bicara. Dengan semangat aku mengendarai sahabat roda duaku. Hingga sampai disuatu tempat yang bertuliskan Universitas Pendidikan Ganesha,Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas ini merupakan salah satu Universitas Negeri yang banyak peminatnya.Universitas ini dibagi menjadi beberapa fakultas, salahsatunya adalah FBS. Di FBS ini terdapat 6 program studi. Salahsatunya Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang, yang kini aku pilih.
aku memarkirkan motor di depan kantin, di bawah pohon besar, agar nanti sahabat roda duaku ini tidak kepanasan.
Ini karena awal aku kekampus setelah Orientasi Kehidupan Kampus, jadi aku belum terlalu paham mengenai setiap Lorong di kampus ini. Seingat aku kelas Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang berada dilantai dua. Aku mulai mencari tangga yang menghubungkan ke lantai dua.
Didekat aku memarkirkan motor, ada seorang mahasiswa laki-laki yang sedang berdiri, aku rasa sedang menunggu seseorang. Karena aku tidak mengetahui letak tangga yang menghubungkan ke lantai dua, aku mencoba bertanya kepada laki-laki itu.
" mohon maaf kak mengganggu, saya ingin bertanya untuk menuju ke lantai dua disebelah mana ya?"
Laki-laki itu melihatku dengan tatapan yang tajam, rambutnya yang gimbal dan mata yang begitu tajam, membuatku merasa sedikit takut.
"kakak satu ini orang apa mahasiswa ya,kok serem amat" Tanyaku dalam hati
" lo mahasiswa baru ya?" tanya mahasiswa laki-laki itu.
"I,,iya kak" jawab ku terbata bata.
Entah kenapa aku menjadi terbata-bata seperti itu ketika berbicara dengan mahasiswa itu. Mungkin karena tampilannya yang menurutku sedikit seperti preman.
" oh, untuk menuju lantai dua lo bisa lewat tangga yang ada di basement di samping kantin ini" ucap mahasiswa itu sambil menunjuk ke basement yang penuh dengan motor-motor Dosen.
"baik kak,terimakasih kak"
"sama-sama, ohya kenalin nama kakak yoga, dari Prodi DKV semester 5" ucapnya sambil tersenyum.
" ya kak, saya Leochas Abraham dari prodi PBJ semester 1" ucapku sembari pamit menuju basement yang telah ditujukannya tadi.
Ternyata kakak ini baik dan ramah, beda banget sama penampilannya, kataku dalam hati.
Tidak berapa lama aku sampai didepan kelas. Sebelumnya aku ragu masuk kelas karena takut salah masuk kelas. Aku duduk didepan kelas sambil menunggu orang yang mungkin aku kenal yang sekelas denganku. Tidak berapa lama aku mendengar namaku dipanggil.
"Leo,kenapa lo gak masuk kelas?" tanya Renoica orang terdekat aku dari SMA yang kini menjadi teman sekelas lagi. " Aku tidak tau kelas kita sebelah mana, takut juga salah masuk kelas" balasku. " yaelah, kelas kita yang ini Leo, buruan masuk keburu dosennya nongol"
Sampai di kelas, semua orang duduk berkelompok dengan orang-orang yang dikenalnya saja, ada juga yang duduk sendiri dengan Handphone ditangannya. Aku duduk di belakang dekat dengan tempat duduk Renoica. Sembari menunggu dosen memasuki kelas, Reonica sesekali mengajaku ngobrol. Namun aku hanya membalas dengan anggukan,kepala hingga dia berhenti berbicara dan kembali fokus dengan layar handphonenya.
"Hallo teman-teman, ternyata hari ini dosen yang mengajar tidak bisa hadir, jadi yang ingin pulang bisa meninggalkan kelas" kata seorang cewek yang mungkin menjadi koorti di kelas. "namun sebelum pulang, sebaiknya kita saling berkenalan, kita kan berasal dari sekolah yang berbeda-beda pastinya belum saling mengenal kan?" ucap cewek itu. " nama aku Yunda, yang akan menjadi koorti untuk tahun ini" sambungnya. Dan dilanjutkan dengan mahasiswa yang lain.
Awalnya aku merasa senang berada dikelas, karena aku rasa orang yang berada di kelas cukup tertib dan tidak banyak bicara. Namun setelah beberapa hari, terjadi perubahan yang signifikan. Suasana kelas ribut,hampir sama dengan suasana kelas aku ketika SMA. Dari situ aku merasa ternyata semua orang jika sudah akrab dan berkumpul akan timbul suasana yang tidak terbendung.
Aku terdiam, duduk dengan handsheet menempel di kedua telingaku. Tiba-tiba mendapatkan sebuah chat dari orang yang baru aku kenal ketika Masa Orientasi Kehidupan Kampus. Namanya Panji, dia sungguh sopan, dan sangat asik. Melihat isi chatnya aku tersenyum. Baru kali ini aku punya teman seperti dia. Sayangnya aku dan Panji beda Prodi dan beda Fakultas.
Dia selalu menceritakan tentang kesannya ketika dikelas, dan ketika sudah tidak ada kelas, dia meminta aku main ke kostnya. Katanya biar ada teman ngobrol dan bertanya mengenai letak lokasi di daerah ini. Dia belum terlalu paham mengenai lokasi didaerah ini,karena dia baru tinggal disini. Dia orang asli Lampung Timur. Meskipun kita berbeda Fakultas dan Prodi, kita selalu mengerjakan tugas bareng dan saling bertukar fikiran. Bagi kita perbedaan tidak untuk saling menjauh, tapi untuk saling mengisi. Karena kita selalu Bersama dan saling berbagi, kita memutuskan untuk mmenjadi sahabat yang nantinya bisa saling membantu dan mendukung.
Dari sejak itu Aku dan Panji menjadi lebih sering bertukar fikiran dan saling memberi saran. Dari situ juga aku hanya memprioritaskan diriku sendiri dan juga Panji sahabat baruku. Mengetahu keakraban aku dengan Panji yang merupakan Anak Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial, banyak temanku yang menanyakan, kenpa aku berteman dengan anak diluar fakultas, dan tidak berteman dengan teman satu fakultas. Aku hanya menggelengkan kepala,dan melanjutkan aktivitasku. Mungkin karena sikapku yang seperti ini, membuat kesan bahwa aku menjadi penghianat difakultasku.
Aku tidak memperdulikan apa yang dikatakan oleh orang-orang dalam fakultas dan kelas, yang aku tahu, aku hanya bersahabat dengan panji, dan menuntut ilmu di fakultas yang aku tempati saat ini. Fokusku hanya satu, lulus kuliah dengan nilai yang baik dan bisa menguasai Bahasa jepang untuk mempermudahkan aku mencapai cita-cita serta membanggakan keluarga serta sahabatku.
Aku tidak menganggap orang dalam fakultas dan kelas musuh,buktinya aku menghargai setiap orang yang telah mengajakku. Hanya saja aku tidak ingin menjalin sebuah pertemanan. Karena aku sudah muak dengan kehidupan dalam pertemanan. Sudah cukup aku dihancurkan oleh nama pertemanan. Sudah cukup aku diangkat ketika aku jaya dan dibanting ketika aku tidak berdaya.
Oleh sebab itu, di kampus yang baru aku tempati ini, aku akan tetap dengan pendirian agar tidak terjatuh dikesalahan yang sama. Cukup hanya kerbau yang selalu jatuh di kesalahan yang sama, aku tidak, karena aku adalah manusia. Toh memiliki satu sahabat yang selalu ada dan sepemikiran sudah cukup ketimbang memiliki seribu teman yang ada ketika dalam fase senang saja.
Yeyy...udah masuk part II
Selamat menikmati ya, semoga kalian yang membaca cerita ini paham dan suka🙏
Yang betah ya baca cerita aq, sabar juga nunggu part selanjutnya:)Ceritanya masih datar ya? Maklum masih awalan🙏
Jangan lupa coment dan votenya ya...
Salam Ngurah Surya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
IntroverSo
Genç KurguDiamku bukanlah perkara takut atau mencari zona aman. tapi, diamku adalah sebuah pilihan untuk kebangkitan jiwaku dari kerapuhan. ~Senin,23 November 2020~