"Karena pribadi lo yang terlalu menarik, dan kita yang semalam terlalu singkat untuk tiba-tiba di beri jarak.''
◇◇◇◇◇
"WOAAH~"
Anak gadis dari rumah milik Najmi ini bersorak bahagia dengan mata yang penuh binar saat ia berlalu di depan meja makan.
Di atas meja panjang berwarna gold dengan kesan mewah itu terdapat 5 bungkus makanan khas daerah yang terbuat dari bubur sumsum yang di beri lelehan gula jawa di bungkus rapi dengan daun pisang.
Bongko.
Tanpa pikir panjang lagi Vanilla menarik kursi makan dan mendaratkan bokongnya dengan penuh suka cita, tangan yang gesit menarik penggalan bilah lidi yang berfungsi sebagai peniti daun pisang itu, tampaklah bubur sumsum yang di atasnya ada lelehan gula jawa yang terlihat begitu menggugah selera.
Vanilla melahapnya dengan semangat sampai-sampai tak terasa ia menghabiskan 5 bungkus sekaligus dalam kurun waktu 7 menit.
"Yaampun, siapa yang bawa makanan surga kaya gini? Enwak bbbanget!" gumamnya geleng-geleng kepala sambil memungut sampah daun pisang di atas meja untuk di buang.
Tepat ketika ia beranjak berdiri, Mama Ami datang dan langsung melotot kaget saat Vanilla membereskan meja.
"Teteh habis makan apa??!" tanya Mama Ami.
"Ini, Ma, Bongko. Enaq bbanget."
Mama Ami terlihat terkejut. "Udah di habisin semua?"
Vanilla mengangguk polos.
"Terus buat Mama?" Mata mamanya mulai memerah. Antara ingin nangis dan marah.
Sekonyong-konyong Vanilla langsung gak enak hati melihat perubahan raut mamanya itu. "M--maaf.. Ma...," lirihnya tergagu.
Mamanya meletakkan sendok dengan cukup keras ke atas meja membuat Vanilla tersentak kaget.
"Tega banget kamu, Vanilla. Main abisin bongko semuanya! Kamu gak inget di rumah ini ada siapa aja? Kamu pikir kamu cuma sendiri di sini?" Dada Mama Ami naik turun karena emosi yang mulai memuncak.
Mamanya memanggilnya Vanilla. Ini alamat bahwa mamanya serius marah. Lantas Vanilla bergegas menangkupkan kedua telapak tangannya di bawah dagu untuk memohon maaf. "Maafin teteh, Ma, Teteh gak inget apa-apa lagi selain nikmatin bongko surga tadi. Please..., teteh bakal beliin lagi besok kok. Janji!" Vanilla berusaha membujuk.
Abi lewat di hadapan mereka untuk mengambil susu yang ada di dalam kulkas.
"Bukan masalah Mama gak bisa beli lagi, atau gak bisa nemuin orang yang jual bongko, Tapi masalahnya ada di kamu, Vanilla. Kamu ngabisin itu semua tanpa bertanya lebih dulu, berarti kamu gak peduli siapa aja orang yang ada di sekitar kamu. Terlebih sama orang tua. Yang bisa aja mereka belum kebagian makan. Kamu udah lupain orang tua dan saudara kamu buat bagi-bagi makanan," ucap mamanya dengan tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonnite
Fanfiction••Bangtan local Fiction•• °°° "Ketika Malam dan Bulan mendapatkan restu untuk menyambut si merah jambu meski biru sewaktu-waktu datang sebagai tamu." > "Comblangin gue sama kating ya?" celetuk Karamel dengan cepat. "Kating yang mana sih?" "Itu lho...