Iya, aku tau aku bukan yang terbaik dalam memilih kekasih.
Jika aku akan jatuh cinta, aku tahu;;itu akan tertuju pada kamu.
••~••
Vanilla lagi santai di meja no 12 kafetaria menunggu Karamel yang masih belum keluar dari kelasnya.
10 menit kemudian Karamel datang sambil misah-misuh tentang dia yang ketiduran di kelas lalu dengan jailnya Somi (yang kebetulan mengambil kelas yang sama dengan Karamel) mempost fotonya saat lagi tidur di Instastory.
"Asu banget tu anak!"
"Anjirrrrr turun dah pamor gue!"
"Gila. Baru jadi maba udah kesebar aib gue. Dasar Somi lucknaaaattt!" Karamel menghentakkan kakinya ke bawah meja dengan brutal. Karamel akan balas dendam. Karamel mengancang-ancang akan menaruh kerak neraka di kaus kakinya cewe Jerman itu.
Karamel menoleh ke Vanilla yang terlihat tak peduli padanya. Gadis itu malah sibuk menghitung bawang goreng yang di tabur di atas nasi gorengnya. "Ih panjuul kok lo diem aja sih, respon gue doong!!" Karamel mau nangis aja rasanya. Karamel merasa dunia tidak berpihak padanya.
"Respon." Respon Vanilla sekenanya, sambil memberi kecap dan cabe pada nasi gorengnya.
"Kebiasaan lo gak pernah antusias ngerespon gue."
"Hmm," Vanilla meremuk kerupuk lalu di taburkannya ke sekeliling nasi yang terlihat ada kepulan asap putih membumbung tinggi ke udara.
"Laaaaa, gue serius ih lo mah anying ya."
"Waw."
"Kok waw sih?"
Vanilla menampilkan piring berisi butiran nasi goreng itu ke Karamel. "Liat deh, Nasi goreng gue sangat lengkap dan sangat menggiurkan. Gue yakin Chef Juna gak pernah mandi di empang." ketahuan, urat saraf Vanilla baru saja mengalami sembelit. Ngomongnya tidak nyambung.
"Apasih lo gak nyambung, makanya kalo beli otak tuh jangan di toko obralan, gak awet tau," nasehat Karamel.
"Entar deh, besok-besok gue beli di angkringan aja."
Karamel tertawa receh. Emosinya terbawa angin begitu saja. Vanilla memang punya cara tersendiri untuk mengatasi emosinya. Cara yang tidak bisa di contek dan hanya Vanilla yang mempunyai skillnya.
"Lo gak makan, Mel?" ini salah satu yang Karamel suka dari sahabat antimainstreamnya, yaitu perhatian.
"Gue lagi bayar hutang puasa," jawab Karamel. "Eh La, lo udah ngasih nomer gue ke Kak Valda belum sih? Kok dia nggak ada ngechat gue?" tanyanya dengan alis yang mengkerut dalam, ada sisipan nada sebal juga di dalam tutur katanya barusan.
Karamel memandang Vanilla yang menyuap nasi goreng bersamaan dengan menggigit pisang. Karamel tidak heran lagi. Vanilla memang suka menggabungkan dua makanan yang berbeda ke dalam mulutnya. Bahkan Vanilla pernah makan Bittersweet by Najwa Shihab barengan dengan kuah lontong sayur. Gak tau deh apa motivasi Vanilla makan bersamaan seperti itu. Mungkin ingin mempersingkat waktu saja biar gak ribet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonnite
Hayran Kurgu••Bangtan local Fiction•• °°° "Ketika Malam dan Bulan mendapatkan restu untuk menyambut si merah jambu meski biru sewaktu-waktu datang sebagai tamu." > "Comblangin gue sama kating ya?" celetuk Karamel dengan cepat. "Kating yang mana sih?" "Itu lho...