33. S t e m p e l G a i b ☘

166 30 114
                                    

“Hujan dan salju yang turun membasahikusemua kesengsaraanku pergi ketika kamu datang membawa surga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Hujan dan salju yang turun membasahiku
semua kesengsaraanku pergi ketika kamu datang membawa surga.”

~~~~

"Gimana kalo ternyata..

"Seseorang yang Tuhan kirimkan di dalam doa yang lo lantunkan itu.. ada disini?"

Vanilla tergeming sejenak.

Lalu membuat permohonan lagi dengan mata yang masih tertutup.

"Maka gue tambahin kata-kata; kecuali cowo yang ada di sebelah hamba."

"Tapi tulisan di atas tuh tetap gue  orangnya," goda Valda menahan cengirannya.

"Maka gue makin gencar tiap malam berdoa, Ya Tuhan skip aja cowo yang namanya Valda."

Valda terkekeh. "Tapi keputusanNya udah Valid, bahwa lo cuma buat gue."

"Hey stob it. Lo bukan Tuhan!" Vanilla akhirnya membuka mata langsung melotot ke Valda, tangannya ingin memberi bogeman kesal di pundak Valda andai saja tubuhnya tidak kehilangan keseimbangan untuk terus duduk di atas dahan pohon.

Brukk!

Dalam waktu setara dengan satu kedipan mata, Vanilla terjatuh ke tanah yang di penuhi dengan dedaunan kering.

"Nah, kan jatoh. Lo sih nentang gue mulu dari tadi," omel Valda yang turun melewat batang pohon dengan santuynya.

"Ada sakit gak?" tanyanya berjongkok di sebelah Vanilla yang masih mengaduh itu, sambil membersihkan telapak tangan Vanilla yang kotor karena tanah.

"Gak ada!" jawab Vanilla ketus.

Valda membantu Vanilla bangkit berdiri. "Sekarang lo ikut gue, ya?"

"Kemana?" walau masih meringis, namun Vanilla tetap penasaran dan harus berhati-hati.

"Ke tempat spesial."

"Di?"

"Surga."

"Lo mau ngajak gue mati?!!"

"Emang lo ngarepnya gue ajak kawin lari? Yaudah sih, ayo!"

"Serius ih. Valda!" Vanilla merangsek kesal namun Valda tetap menuntunnya untuk berjalan, tidak menghiraukan Vanilla.

"Ada deh. Pokoknya itu tempat spesial," kata Valda setelah beberapa detik tidak bicara.

"Spesialnya pake telor gak?"

"Hmm ada. Pake telor puyuh tapi."

Vanilla merotasikan bola matanya. Kemudian berhenti melangkah karena Valda yang juga berhenti tiba-tiba.

"Hidup lo tuh bukan kayu yang terlalu kaku kalo di bawa serius mulu, La. Di lenturin aja kaya badan instruktur yoga." Valda bercanda kemudian lanjut melangkah dengan tangan yang selalu membungkus kelima jemari milik Vanilla.

MoonniteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang