5

323 75 12
                                        

Thalia merenggangkan badannya. Hari ini hari Sabtu, hari pertama ia masuk sekolah setelah sakit selama 4 harian. Namun apesnya, sekolahnya tidak menerapkan sistem fullday jadi Sabtu harus masuk. Ditambah lagi ia harus mengikuti kelas ekstra yang dibuat oleh pak Bondan khusus untuk anak-anak yang tidak mengerti fisika.

Thalia tidak mau namun pak Bondan otomatis memasukkan namanya karena ia tau bahwa gadis itu sangat bodoh dalam pelajarannya. Parahnya lagi, Thalia merasa kesepian karena Nadine cukup handal dalam pelajaran tersebut.

Thalia menatap lesu ke Nadine yang tengah mengemasi barang-barangnya dan bersiap untuk pulang. Tangannya memegang tangan Nadine yang terkesan dramatik. "Nadine, jangan tinggalin guee. Gue gabisa hidup tanpa lo!"

Nadine memutar bola matanya malas lalu mengelus rambut Thalia, "Ututu sayang, selamat belajarnya ya. Gue mau ngedate sama Mahesa."

Thalia mencibir lalu menoleh kearah kelas yang sudah sepi, hanya tersisa 5 anak termasuk dirinya dan Nadine. Mereka juga termasuk anak-anak yang akan mengikuti kelas fisika. "Btw, kelas ekstra ini gabung sama anak IPA lainnya."

"Nggak peduli anjir. Gue mau pulang, please tolong gue!!" Nadine tertawa lalu menepuk bahu Thalia dan melambaikan tangannya "Dadah Thal, gue duluan." Thalia melihat Nadine menertawakannya, sesaat sebelum menghilang bersama Mahesa.

Thalia merasa dirinya mengantuk tetapi satu persatu murid dari kelas IPA lain mulai masuk. Thalia sengaja menaruh tas nya dibangku Nadine agar ia bisa duduk sendiri. Ia sedang malas untuk bersosialisasi hari ini. Pertama karena faktor mengantuk, kedua karena faktor ia benci fisika dan pak Bondan, ketiga karena hari ini sangat panas.

Ia menoleh kearah jendela yang menampakkan pedagang cilok dan bakso bakar tengah berkumpul juga anak-anak yang berlalu lalang membeli dagangan. Thalia menahan air liur. Faktor keempat karena ia sangat lapar tapi uangnya habis untuk membayar kas.

"Buat ganjel laper." Thalia menengok kearah kiri, tepat disebelahnya ada laki-laki dengan postur hidung mancung serta tangannya yang tengah menyodorkan susu ultramilk rasa cokelat.

Thalia mengerjap lalu sedetik kemudian dia berkata, "Heh, lo ngapain disini? Gak lihat apa kalau bangkunya penuh?"

Januar menengok kearah Thalia lalu melihat ke sekitar "Cuman lo yang free, yang lain penuh." membuat Thalia menengok ke sekelilingnya. Benar, bangku kelasnya sudah penuh. Bahkan ada yang duduk dua bangku untuk bertiga. Thalia menatap kearah Januar dengan intens, Januar hanya menaikkan alis seolah berkata 'apa?'.

Thalia menggeleng lalu fokus kedepan, ia tidak menyadari kalau guru kesayangannya dalam kutipan antonim sudah duduk. Thalia mengambil susu yang Januar sodorkan dan meminumnya diam diam. Ia tahu betul kalau pak Bondan sangat sensi jika ada siswa yang makan atau minum dalam kelasnya.

☁️

Januar sangat fokus dengan perkataan pak Bondan. Sebenernya dirinya sangat bosan. Jam sudah menunjukan pukul setengah empat tapi guru yang memasuki kepala lima itu tidak henti-hentinya mengoceh. Ia merasa tangannya sedikit kesemutan karena-

















Gadis disampingnya ini terlihat sangat nyenyak dalam tidurnya. Thalia memeluk lengan Januar seolah-olah itu guling yang wajib dipeluk. Januar sedikit lega ketika pak Bondan sudah mengucapkan salam penutup. Lantas anak-anak segera berberes. Sebagian masih menikmati tidurnya seperti Thalia.

(( Thalia, apakah lengan Januar peluk-able? Gue juga mau soalnya. ))

Sekarang semua orang sudah meninggalkan kelas dan hanya tersisa Januar dan Thalia. Januar bingung harus membangunkan Thalia atau tidak karena Thalia terlihat sangat nyenyak. Januar menelisik ke wajah Thalia yang damai. Dimulutnya sedikit ada bekas susu cokelat. Januar mengusap pelan bekas susu cokelat yang menempel.

Itu membuat Thalia membuka matanya, mengernyit membiarkan cahaya masuk kedalam matanya pelan-pelan. Ia melihat sosok Januar yang sangat dekat dengannya. Ia tersenyum, entah dalam keadaan sadar atau tidak, Thalia bergumam "Es teh, lo lucu banget..."


Tau gak keadaan Januar sekarang?


Tau gak keadaan Januar sekarang?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☁️

Thalia mengingat kejadian beberapa jam yang lalu, lantas ia berteriak histeris. Ia sangat malu, benar benar malu. Bisa-bisanya kebiasaan dia ngelindur saat tidur terbawa sampai ke sekolah. Apalagi sampai ke hadapan Januar. Thalia meraung pelan dan menghantam bantalnya ke dinding kamarnya.

Ayah Thalia yang panik lantas naik kelantai atas mengecek keadaan Thalia, "Ada apa mbak?"

Thalia menatap ayahnya dengan wajah cemberut, ia mau menangis aja rasanya, itu benar-benar memalukan "Ayah, mbak maluuuuuuuu!!!!"

Ayah sibuk menenangkan Thalia yang mulai menangis sesenggukan.







Sedangkan disatu sisi...








Ayah dan Bunda Januar saling bertatapan memberi kode. Mereka merasa heran terhadap Januar yang hari ini banyak tersenyum. Bahkan saat ini mereka sedang melangsungkan makan namun Januar terus saja tersenyum.

"Bunda sama Ayah gausah khawatir, Januar lagi mabok" Gama mengunyah nasinya lalu menelannya dan berkata lagi "-mabok cinta."

Januar sama sekali tidak menyesal menggantikan kelas ekstra fisika milik Gama karena ia bisa duduk dan dekat dengan Thalia.


Redamancy. - Lee JuyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang