Entah ada angin apa. Pukul enam pagi di hari Minggu, Assa sudah bangun dari tidurnya. Tentu saja berkat alarm.
Saat ini Assa sudah siap untuk lari pagi mengitari sekitar indekost-nya, setelah memasang headset di kedua telinganya Assa keluar dari kamar untuk melakukan pemanasan di teras.
Baru menginjakkan kaki di undakan terakhir, Assa melihat Aksa keluar dari kamarnya dengan menenteng sepasang sepatu.
"Mau kemana?" tanya Aksa, menaikkan satu alisnya.
Assa melepas salah satu headsetnya. "Apa?"
"Kamu mau kemana?"
"Lari, kan udah pake celana training gini. Masa mau makan mie ayam."
"Lah, kamu kemarin juga pake training gini pas makan sama aku."
"Eh iya ya?" Assa tersenyum lebar. "kamu mau lari juga?"
Aksa mengangguk dan duduk di lantai untuk memakai sepatunya. "Mau bareng?"
"Yuk!"
Setelah melakukan pemanasan singkat, Assa dan Aksa mulai berlari mengitari indekost. Mereka lari berdampingan dengan headset yang menempel di kedua telinga mereka masing-masing.
Sampai setengah jam kemudian, Assa merasakan napasnya yang sudah mulai terbatas. Ia berhenti berlari dan memilih untuk berjalan santai membuat Assa tertinggal jauh dari Aksa yang sudah di ujung jalan.
Assa pikir Aksa akan terus meninggalkannya, namun ternyata Aksa menunggunya di salah satu warung, duduk manis di kursi panjang dengan tangan yang memegang botol air mineral.
"Minum." Aksa mengulurkan tangan kanannya yang memegang sebotol air mineral.
Assa menyusul Aksa untuk duduk di kursi panjang yang terbuat dari kayu.
"Makasih," balas Assa dan berniat untuk mengambil air tersebut. Saat tangan Assa hampir menyentuh botol itu, Aksa kembali menarik tangannya membuat Assa mengerutkan dahi.
Ternyata Aksa hendak membukakan botol air yang masih disegel itu, dan kembali memberikannya pada Assa membuat sudut bibir Assa naik membentuk senyuman.
Assa kembali memberikan botol air yang sudah ia habiskan setengah pada Aksa. Tanpa bisa dicegah, Aksa meminum botol air bekas Assa hingga hanya menyisakan sedikit dan sisa air itu Aksa gunakan untuk menyiram mukanya sendiri.
"Kenapa?" tanya Aksa saat ia sadar kalau Assa masih memperhatikannya tanpa kedip.
Assa mengedipkan kedua matanya. "Enggak, nggak apa-apa," ucapnya sambil menggelengkan kepala.
Aksa tersenyum manis lalu bangkit dari duduknya. "Balik?"
Assa mengangguk, Aksa membiarkan Assa jalan lebih dulu hingga ia berada di belakang Assa dengan jarak satu langkah.
"Kamu tau nggak angkutan umum kalo dari sini ke stasiun?" tanya Aksa tiba-tiba, membuat Assa berhenti melangkah dan menoleh ke belakang.
"Tau, tapi sekarang udah agak susah naik angkutan umum. Soalnya nggak bisa pake cash, udah pake kartu khusus."
"Oh ya?" tanya Aksa takjub.
Assa mengangguk, lalu kembali melangkahkan kakinya. "Iya, ada sih yang nggak pake kartu cuma jarang banget. Terus angkutan itu bukan jalurnya di sini, jadi kamu harus jalan sedikit lebih jauh lagi."
Aksa mengangguk mengerti.
"Mau kemana emang?" sambung Assa.
"Mau ngambil motorku di rumah sepupu, rumahnya di Bekasi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Be With You
RomanceHanya cerita klise tentang cinta segitiga. Assa - Suzy Digta - Jinyoung GOT7 Aksa - Jb GOT7