dua

63 14 0
                                    

Assa dan Mina sepakat untuk duduk di meja paling ujung menghadap tembok. Bukannya apa-apa, kalau mereka duduk di tengah atau paling depan mata mereka pasti akan jelalatan untuk melihat cowok-cowok ganteng yang mengantri mie ayam juga.

Dua mangkuk mie ayam dan dua gelas teh botol beserta es batu adalah minuman wajib mereka tiap makan di warung pinggir jalan seperti ini.

Mina, gadis yang berusia lebih muda tiga tahun dari Assa ini awalnya menolak mentah-mentah saat Assa mengajaknya untuk makan di warung AMIGOS alias Agak Minggir Got Sedikit.

Saat itu Assa tau, kalau Mina bukan anak yang sembarangan. Terbukti setelah satu bulan mereka saling kenal, Mina memang anak dari golongan atas ditambah orangtuanya tak pernah mengizinkan Mina untuk jajan sembarangan.

Untungnya saat Assa berhasil mengajaknya ke tempat ini, Mina senang bukan main. Bahkan saat itu, saat ia menghabiskan dua porsi mie ayam di warung ia juga membeli dua porsi lagi untuk makan di kamarnya dengan kuah yang dipisah.

"Jatah makan mie aku tuh sebulan sekali, Mbak. Jadi, pas udah harinya aku makan mie mending makan banyak aja sekalian kan tetep hitungannya sekali." Katanya waktu itu.

Saat itu ia selesai menghabiskan mie ayam empat porsi dalam sehari, malamnya ia merasakan sakit perut sampai menangis. Keluarganya yang seperti dari Kerajaan Keraton itu datang dan membawanya ke rumah sakit. Padahal, saat itu ia hanya kekenyangan.

Jadi setelah mendapat berbagai macam petuah dari keluarganya dan ia kapok makan dengan porsi yang berlebihan, akhirnya ia hanya membeli satu porsi tapi dengan waktu seminggu sekali bukan sebulan sekali lagi.

"Mbak, sambalnya habis, nih," ucap Mina saat ia melihat mangkuk sambal yang hanya tersisa satu sendok.

"Minta ke meja sebelah aja."

Mina mengangguk dan mengedarkan pandangannya untuk mencari mangkuk sambal yang sedang menganggur.

"Tuh, di Mas-Mas yang sendirian." Assa menunjuk ke meja yang berada di sebelah kanan mereka dengan bibirnya.

Mina menoleh ke arah meja yang dimaksud Assa. Ia melangkah untuk mengambil mangkuk sambal incarannya.

"Mas, sambalnya belum mau dipake kan?" tanya Mina saat ia belum menemukan mangkuk mie ayam di hadapan laki-laki itu.

Laki-laki yang tengah memainkan game di ponselnya itu tak menyahut, membuat Mina ragu.

"Tepuk coba," pinta Assa.

"Mas, sambalnya saya bawa dulu boleh ya? Nanti saya balikin lagi."

Laki-laki itu mengangkat pandangannya hingga bertemu pandang pada Mina yang tengah menaikkan kedua alisnya. Laki-laki itu mengangguk seraya tersenyum tipis tanpa mengucapkan apapun.

Setelah melihat anggukan dari laki-laki itu yang diartikan sebagai 'boleh' akhirnya Mina tersenyum lebar. "Makasih, Mas." Dan Mina hanya mendapatkan anggukan sekali dari laki-laki itu.

"Masnya, bisu kayaknya," bisik Mina pada Assa saat ia sudah mendudukkan bokongnya di kursi plastik.

"Serius?"

Mina mengangguk yakin.

"Waduh, kamus bisa bahasa isyarat?" tanya Assa.

"Enggak, Mbak. Tapi mungkin kalo aku bungkuk begini," ucapnya sambil membungkukkan tubuhnya sedikit. "Masnya mungkin ngerti?"

"Kamu sambil bilang makasih aja, siapa tau dia merhatiin bibir kamu."

"Abis diperhatiin dicium gitu?"

Assa menarik sedikit rambut Mina hingga gadis itu tertawa geli sedangkan Assa menatapnya galak.

"Ampun, Mbak. Bercanda."

Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang